#30

7K 276 6
                                    

***
(ustadz Imran Pov.)

Hari ini di rumah sakit...

Sahabatku Amir, kini telah dipanggil Allah swt. karena kecelakaan yang menimpaku tadi pagi, mobil itu pergi tanpa bertanggungjawab...

Lukaku cukup ringan namun tak sadarkan diri beberapa waktu hingga dilarikan ke rumah sakit bersama sahabatku tadi...

Sampai aku sadar, hingga aku tahu kalau sahabatku kini tak lagi bernapas bersamaku melangkah berdakwah...

Namun lewat kejadian ini, pun Allah berkehendak lain, aku bertemu dengan Ameera Shanum Azzahra, wanita yang aku cintai namun ku tinggalkan..

"dia di kota ini? Apa rumahnya juga di kota ini?" gumamku dalam hati

Aku terkejut, betapa mulia hati wanita ini telah menolong kami mengurus di rumah sakit...

Saat berbincang di taman rumah sakit,

"kau tidak kenapa-kenapa kah?" tanya Asyila wanita bercadar yang dijodohkan denganku

Aku hanya diam menatap langkah Ameera berlari menjauh dari tempatku..

"Ameeraa...!!!" panggilku padanya namun tak dihiraukannya

Aku yakin pasti dia sudah dengar entah dari siapa perihal perjodohanku dengan wanita lain.. Yang tak lain adalah Asyila, wanita bercadar yang dilihatnya hari ini berdiri denganku...

"Astagfirullah... Lagi-lagi aku menyakitinya.." ucapku merasa bersalah, sangat bersalah..

Namun, sampai detik ini pun aku tidak mengiyakan permintaan umi karena aku sudah mencoba melupakan Ameera tapi dia tetap saja hadir dalam pikiranku...

"Aku tidak bisa diam saja seperti ini, kalau aku terus begini yang ada semuanya terluka, aku, Asyila, terlebih Ameera yang paling tersakiti olehku, aku harus bicara dengan bunda kalau tidak bisa melanjutkan perjodohan ini, aku tidak akan membohongi perasaanku lagi" ujarku dalam hati merenung setelah shalat dhuhur di masjid rumah sakit

Setelah itu, aku pergi ke rumah Amir di kota ini untuk pemakamannya..

"sahabatku, kita telah bersama menyiarkan agama Allah, sekarang kamu dipanggil dulu oleh-Nya, aku ikhlas semoga kita dipertemukan di surga-Nya aamiin" doaku setelah pemakamannya Amir

***

Sehabis magrib...

Aku memutuskan memberitahu bunda tentang penolakanku atas perjodohan ini... Ku telepon bundaku di seberang pulau sana...

"Assalamualaikum bun" ucap salamku
"waalaikumsalam nak" jawab salam bunda
"bun ada kabar yang kurang baik, Amir sahabat Imran tadi pagi dipanggil Allah, setelah kami kecelakaan dia meninggal bun" ujarku
"innalillahi wa innailaihi roji'un,  kamu tidak apa-apa kan nak?" kata bunda dengan nada kaget sekaligus khawatir dengan keadaanku

"bun, Imran mau bicara serius sama bunda" ujarku
"iya sayang, mau bicara apa nak?" jawab bunda

"jadi gini bun, bunda dulu pernah bilang janji sama Imran, kalau Imran tidak cocok dengan perjodohan ini bunda akan menyetujuiku bersama wanita pilihanku, sekarang Imran jujur bun, sampai sekarang Imraan tidak menemukan kecocokan dengan Asyila, dan pilihan Imran masih tetap sama, bunda ingat Ameera, ya dia wanita pilihan Imran karena Allah bun" tuturku panjang lebar menjelaskan ke bunda tentang perasaanku

Namun bunda hanya diam tak menjawab teleponku...

"bun.." ucapku

"tapi nak, pilihan keluarga pasti terbaik, dia wanita shalihah ,bercadar, dan dari keluarga baik-baik, lalu apa yang kurang darinya?" tanya bunda

"bun memang dia wanita baik-baik dan dia sudah menjalankan perintah Allah menjadi muslimah shalihah, tapi masalah hati siapa yang mampu mengaturnya, semuanya Allah yang memberi cinta bun, dan Imran sama sekali tidak memiliki perasaan dengan Asyila, tolong mengertilah bun" ujarku dengan sedikit memelas

"jadi, keputusanmu sudah bulat?" tanya bunda

"insyaallah sudah bun, Imran sudah istikharah berkali-kali dan jawabannya tetap sama, yakin dengan perasaanku ke Ameera" jawabku

"hmm, baiklah nak kalau itu yang akan membuatmu bahagia, bunda yakin pilihanmu sama seperti keinginan kami, nanti biar bunda bicara sama ayah dan kakekmu" ujar bunda yang menyimpulkan senyum bahagia di raut wajahku

"bunda serius?" tanyaku

"iya sayang, bunda kan pernah bilang, selagi tidak menentang Allah, bunda akan mengiyakan untuk kebahagiaanmu" sahut bunda
"terimakasih bunda, Imran sayang sama bunda" ucapku jingkrak-jingkrak kegirangan

"hmm.. Iya iyaa" jawab bunda
"yaudah Imran tutup teleponnya ya bun?" ucapku

"Ran, tapi kamu harus bicara sama Asyila tentang perasaanmu agar dia tidak semakin sakit hati, kalau maslah dengan keluarganya, biar bunda yang bicara" tutur bunda

"siaap bun besok Imran akan bicara" jawabku dengan semangat

"baiklah" ujar bunda

"Assalamualaikum bundaku sayang" ucap salamku pada bunda

"waalaikumsalam.." jawab bunda

"Yeaaahhhh..." ucapku dengan semangat menarik kepalan tanganku dengan tawa yang riang

"Ameera Shanum Azzahra.. Tunggu aku di rumahmu... Aku akan menghalalkanmu" ucapku bahagia tak sabar menunggu hari saat aku memintanya kepada orangtuanya...

Bahkan dalam tidurpun senyum bahagia itu tak bisa lepas...




>>>Bersambung<<<

Assalamualaikum readers akuu...

Seperti mulai ada titik terang antara cinta tulus Ameera dan Imran... Semoga saja berjalan baik-baik saja yaa... 😊

Jangan lupa vote dan komennya yaakk.. Terimakasih...

Wassalamualaikum... 🤗🤗🤗

Jannah Ku Bersamamu Ustadz (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang