(Ameera Pov.)
***
Besok adalah salah satu hari yang ku impikan tempo lalu..
Serasa semua luka telah pamit dari hati dan jiwa, bagaimana tidak, lelaki yang ku kira telah bersama wanita lain, ternyata salah...
Dia membatalkan perjodohannya dengan wanita itu dan seminggu lalu ia datang ke rumahku menemui ayah dan ibuku...Betapa hati tak terpanah, seorang ustadz yang ku harapkan datang melamarku...
Saat ia datang ke rumahku dan berbicara dengan kedua orang tuaku, aku mendengar semuanya dari balik tirai ruang tamuku...
Aku terkejut dengan kedatangannya...
"bagaimana dia bisa tahu alamatku ya?" gumamku dalam hati sembari menguping pembicaraan mereka karena menyangkut aku
Saat dia berucap akan menjaga,membahagiakan, dan membimbingku dalam kebaikan, sungguh air mataku menetes terharu...
Aku tak pernah membayangkan ini sebelumnya, pangeran berpeci itu benar-benar datang meminangku..
Saat ibu berjalan ke arahku untuk menanyakan perihal jawabanku, aku sesegera mungkin mengusap air mataku...
"nak kok kamu disini?" tanya ibu padaku yang sedari tadi tidak mengetahui keberadaanku disini
"eh ibu, Ameera hanya ingin mendengarnya, ada apa bu?" tuturku dengan suara yang khas seperti orang yang habis menangis, bukan karena sedih melainkan karena terharu
"sini duduk dulu nak" ucap ibu sambil merangkul tubuhku dan didudukkan di ranjang kamarku
"iya bu?" tanyaku
"itu nak Imran kesini ingin melamarmu sebagai istrinya, lalu bagaimana jawabanmu mir?" tanya ibu padaku membuatku tersipu malu
"entahlah bu, Ameera nurut apa kata ibu saja" ucapku menunduk menyembunyikan pipiku yang ku rasa kini memerah karena malu
"nak, ini adalah hidupmu jadi kamu yang harus menentukan pilihan" kata ibu dengan mengangkat daguku
"menurut ibu bagaimana tentang ustadz Imran?"tanyaku pada ibu
"jujur saja, dari yang selama ini kamu ceritakan dan dari perbincangan tadi insyaallah ibu yakin kalau dia mampu membimbingmu di jalan Allah nak, ibu rasa bapakmu juga menyetujuinya, sekarang tinggal jawabanmu, ibu serahkan semua kepadamu" kata ibu menjelaskan
"Ameera memang mencintainya bu, bismillah.. kalau memang bapak dan ibu ridho maka aku akan menjawab iya untuk lamarannya" kataku dengan keyakinan hati
"Alhamdulillah nak" ucap ibu dengan raut wajah bahagia dan memelukku
"tapii buu... Ameera kan masih kuliah" tanyaku pada ibu
"nak, bagi ibu yang terpenting adalah menjaga dirimu dari dosa, kalau memang saling mencintai kenapa harus menunggu sampai dosa mencintai yang belum halal bagimu semakin menumpuk, ibu dan bapak yakin Imran sudah cukup dewasa untuk membimbing keluarga kalian nanti nak" tutur ibu menjelaskan panjang lebar dengan menggenggam tanganku
"baiklah bu, bismillah, Ameera menerima lamaran ustadz Imran" ucapku dengan yakin setelah menghela napas panjang
"Alhamdulillah, baiklah sayang, ibu bilang dulu ke mereka ya" lanjut ibu dengan mengelus lembut pipiku
Aku hanya mengangguk dan tersenyum...
Saat ustadz Imran mendengar jawabanku, tingkahnya seperti anak kecil yang kegirangan membuatku tidak berhenti tersenyum dan geleng-geleng kepala...
Aku sangat bahagiaa... Alhamdulillah ya rab kau berikan aku harapan yang dulu pernah aku langitkan...
~~~
Hari ini aku sibuk mempersiapkan untuk menyambut kedatangan ustadz Imran bersama keluarganya...
Berbagai hidangan, gamis bajuku juga tak luput dari persiapan, aku pun ingin terlihat anggun di depan calon mertuaku.. Heheheh...
Tak lupa juga mengundang beberapa sanak keluarga dekat untuk menjadi saksi lamaran ini...
"Ciyeee yang mau nikah, sama sih ran ran.." goda kakakku dengan menaik turunkan alisnya
Aku hanya cuek dengan tingkahnya..
"ciyyeeee... Eheemmm.. Adik ipar baru.. Adik ipar baru" suaranya membuatku malu juga kesal
"Kakaaaaakkk...!!" ucapku cukup keras mengeluh pada ibu seperti biasanya
"Yusuff.. Jangan ganggu adikmu lah, dianya kan jadi malu" sahut ibu yang juga ikut menggodaku
"ibu juga kok ikut-ikutan kakak sih, Mira kesel deh..." gerutuku dan sekarang berlari ke pelukan bapak
"ada apa ini? Hmm" kata bapak
"itu pak, ibu sama kakak menggodaku terus, Mira kesel jadinya" ucapku mengadu pada bapak dengan bibir yang kini sudah manyun
"ibu.. Yusuff... Jangan goda lagi dong, tuh tuh pipinya jadi tambah merah" ujar bapak yang tadinya ku kira akan membelaku tapi ternyata ikut menggodaku
"bapak juga ikut-ikutan..." gerutuku dengan manyun bertambah kesal seluruh isi rumah menertawakanku tak terkecuali kakak iparku dan juga si kecil Ais..
"terserah kalian saja Mira kesal sama kalian semua" ucapku sambil pergi ke kamar persis seperti yang ku lakukan saat berusia 10 tahun dulu
"ciyyeee.. Dianya ngambek ke kamar" ujar kakakku namun tak ku hiraukan
"jangan lama-lama ngambeknya, nanti aku panggilin si Imran loh" kata kakakku
Aku tidak marah sama sekali hanya saja aku malu, dan kini di kamar aku hanya tersenyum bahagia menanti kedatangannya besok....
>>>Bersambung<<<
Assalamualaikum readers aku yang berbahagia..
Ciyee Ameera udah ga nangis-nangisan lagii....
Ada yang komen next lagi??? Staytune yaakk, habis ini aku update lagi insyaallah...
Jangan lupa vote dan komen yaakk, aku tunggu... Terimakasih...
Wassalamualaikum... 🤗🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah Ku Bersamamu Ustadz (REVISI)
Teen FictionHati-hati kalau baca, awas BAPER 😂 Langit pagi yang cerah, mentari kian merasuk dalam cermin dan memantul pada bibir yang membuat ukiran indah dengan lesung manis dipipiku... Aroma udara Jogja yang khas kian masuk dalam kalbu "Assalamualaikum Yog...