***
Setelah menunggu tiga bulan lamanya, akhirnya tiba juga hari yang ku nantikan ini...
Hari ini, 17 juni...
Aku kembali ke kotaku dua hari yang lalu setelah meminta izin dari kampus...
Hari ini adalah hari pernikahanku dengan ustadz Imran..
Semua orang sibuk mempersiapkan semuanya dari jauh hari, dan sekarang tinggal menata hal-hal kecil yang dibutuhkan nanti..
Atas persetujuan keluarga besar, kami memilih menikah dengan adat jawa, namun bukan mengikuti tradisi kejawen, hanya pernikahan sederhana seperti yang disunnahkan Rasulullah saw, akad nikah dan jamuan-jamuan untuk para tamu undangan...
Pagi ini, perias pengantin datang ke rumahku tentu saja untuk memoles wajahku layaknya pengantin di luar sana agar terlihat cantik di momen yang tak akan terlupakan ini...
Saat hendak di rias, di bilik kamarku, hanya ada aku dan perias wanitanya...
"mbak, riasannya jangan terlalu tebal ya saya kurang suka, jadi yang natural saja" pintaku pada perias itu supaya riasannya mudah dibersihkan saat tiba waktu shalat..
"tapi mbak, kalau terlalu natural nanti make up nya ndak kelihatan" kata perias itu
"ndak apa mbak, yang natural saja, agar nanti pas wudhu mudah dibersihkan" sahutku
"baiklah mbak kalau gitu" ucap perias itu menuruti kemauanku
Akhirnya hanya fondution ringan dan bedak tidak terlalu tebal, aku tidak memakai bulu mata palsu, pewarna bibir juga berwarna natural...
Aku tidak ingin make up ku terlihat terlalu menor, karena dalam islam pun seorang muslimah tidak dianjurkan untuk berhias yang berlebihan...
Setelah berhias, ku pakai gaun pengantin syari warna putih untuk acara akad nikah, ku pakai kerudung lebar yang menutupi dadaku..
"masyaallah mbak, baru kali ini saya merias pengantin dengan natural namun auranya sangat memancar" kata perias tersebut mengucapkan rasa kagumnya padaku.
"Alhamdulillah mbak" ucapku dengan tersenyum
Ku dengar suara mobil yang ku rasa itu adalah mobil calon suamiku dengan keluarganya...
Tok... Tokk... Tok..
"Mir, sudah selesai kah? Itu pak penghulu dan calon suamimu sudah datang" ujar ibu padaku dari arah luar kamar sambil mengetuk pintu
"iya bu, Ameera sudah siap" jawabku menyahuti ibu
"cepat keluar nak kalo sudah, biar tidak menunggu lama" tambah ibu lagi
Setelah selesai, aku keluar kamar untuk acara akad nikah....
Seketika orang-orang yang melihatku melongo dengan berucap masyaallah.."Masyaallah" ucap ibuku dan orang-orang dengan menggelengkan kepala membuatku tidak percaya diri
"bu, apa ada yang salah dengan penampilan Ameera?" tanyaku dengan mimik wajah tidak percaya diri melihat gaun yang menempel di tubuhku
"tidak nak, sungguh kamu terlihat sangat anggun dan cantik" jawab ibu dengan mengelus pipiku
Aku hanya tersenyum dan tertunduk malu, ku kira pipiku kini kian memerah...
"sini nak kamu duduk disini" ucap ibu mengarahkanku duduk di sampingnya bersama ibunya ustadz Imran...
Aku tidak duduk bersanding dengan ustadz Imran karena ijab qobul belum terucap...
Terlihat disana bapakku sebagai waliku, penghulu dan calon suamiku, ustadz Imran... Di meja yang diatasnya sudah ada surat-surat yang dibutuhkan..
Detik-detik ijab qobul semakin membuat suasana kian menjadi haru..
Tangan kanan calon suamiku kini telah berjabat tangan dengan lelaki yang mencintaiku dan yang kucintai pertama kali yaitu bapakku
Sementara aku, tanganku kian dingin menggenggam tangan kedua ibuku, ibuku dan calon mertuaku, hatiku kini tak tahan menahan tangis haru, begitupun ibu, ibunya ustadz Imran juga semua orang di ruangan itu ikut terharu dan meneteskan air mata bahagia kala ustadz Imran membaca ijab qobul dengan lancar..
Aku pun ikut takut jika ijab qobul itu tidak berjalan baik, aku hanya bershalawat dan tertunduk memejamkan mata mengharap ustadz Imran lancar membacanya...
"Sah.." ucap semua orang dengan bahagia yang menjadi penanda jika aku dan ustadz Imran sudah resmi menjadi suami istri..
"subhanallah walhamdulillah walaillaha ilallah wallahu akbar" ucapku dalam hati bersyukur atas kelancaran acara ini dengan membuka mata..
Seketika ibu dan ibu mertuaku memelukku dalam pelukannya dengan tangis bahagia...
"mari nak, kesini" ucap bapak memanggilku ke sampingnya untuk menyalami ustadz Imran sebagai suamiku dengan mata yang berkaca..
Aku berjalan perlahan ke arah bapak dan ustadz Imran...
Terlihat wajah ustadz Imran yang sekarang sudah menjadi suamiku berseri-seri tersenyum memandangku...
"ayo nak, salami tangan suamimu" ujar bapak menyuruhku menyalami tangan ustadz Imran
Aku paham jika ustadz Imran sudah halal bagiku dan tidak ada lagi benteng pembatas jika aku menyentuhnya.. Namun tetap saja, sudah sekian lama aku tidak pernah berjabat tangan secara langsung dengan laman jenis, hal itu membuatku canggung ragu untuk menyalaminya..
Begitupun ustadz Imran...
Kami berdua pun sama-sama malu untuk saling bersalaman yang membuat orang seisi rumah tergelitik...
Setelah semua prosesi sudah selesai, kami menjamu para tamu kami sore harinya
"cieee udah nikah duluan saja nih" ucap Zulaikha saat berkumpul bersama dalam satu meja tamu bersama April dan Nisa
"alhamdulillah, kalian juga ya, semoga cepat nyusul" kataku dengan tersenyum
"Assalamualaikum ra, maaf ya mbak tadi ndak hadir pas akad nikah, macet tadi pas perjalanan kesini" tutur mbak Dina yang baru sampai di rumahku
"waalaikumsalam mbak, iya ndak apa-apa mbak, terimakasih sudah datang ke pernikahan Ameera, silakan duduk mbak" ucapku mempersilakan mbak Dina bergabung dengan kami
"kenalin ini mbak Dina, mbak Dina ini Apri, Zulaikha, Nisa sahabat Ameera" ujarku memperkenalkan mereka satu sama lain
Kami berlima pun bercengkerama tentang berbagai hal, dan ustadz Imran kini masih menjamu tamu undangan temannya yang laki-laki
Hari ini sungguh melelahkan, setelah acara selesai dan tamu undangan pulang, kini tiba waktu beristirahat...
>>>Bersambung<<<
Assalamualaikum readers aku yang berbahagia..
Ciyee mana nih yang menunggu mereka SAH?? nih udah sah, yakan?? Ciyee, selamat ya Ameera dan Imran..
Next??? Tunggu, jangan lupa vote dan komennya.. Terimakasih..
Wassalamualaikum... 🤗🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah Ku Bersamamu Ustadz (REVISI)
Novela JuvenilHati-hati kalau baca, awas BAPER 😂 Langit pagi yang cerah, mentari kian merasuk dalam cermin dan memantul pada bibir yang membuat ukiran indah dengan lesung manis dipipiku... Aroma udara Jogja yang khas kian masuk dalam kalbu "Assalamualaikum Yog...