#50

6.8K 255 15
                                    

***

Aku masih saja memikirkan tentang keanehan pada sikap Asyila dua hari ini..

Aku termangu di kursi ruang dosen sambil mengetuk-ketukan jemariku pada meja dengan melamun...

Apa mungkin Asyila menyukaiku lagi??

Tiit... Tiit.. Tiit...

Suara dering handphone ku tanda whatsapp masuk membuyarkan lamunanku...

"Assalamualaikum ustadz" ucap salam Asyila pada pesan yang dikirimkannya padaku

"waalaikumsalam,apa ada masalah syil?" tanyaku pada Asyila

"tidak ustadz, aku hanya ingin memberitahu sesuatu kepadamu" jawab Asyila

"baiklah, kau ingin memberitahukan apa syil?" sahutku

"ustadz tidak perlu merasa bingung dengan sikap Asyila dua hari ini, sebab Asyila sudah melupakanmu sejak pernikahanmu dengan Ameera" ujar Asyila pada pesannya

"Asyila, aku minta maaf padamu karena sudah berpikir yang aneh-aneh tentangmu" ucap maafku

"iya ustadz tak apa, Asyila mengerti, Asyila tau mana yang baik dan yang tidak jadi tidak sampai hati Asyila tega merusak rumah tangga ustadz" ujar Asyila

"sekali lagi aku minta maaf Asyila, tidak seharusnya aku berpikir seperti itu" kataku

"iya ustadz, Asyila sudah memaafkanmu" ujar Asyila

"alhamdulillah, kau memang wanita baik, oh ya semoga saja kamu nyaman tinggal di pesantrennya ya" tuturku

"alhamdulillah ustadz, Asyila betah, yasudah kalau begitu, assalamualaikum" katanya

"waalaikumsalam" jawabku

Setelahnya, aku mendatangi Ameera yang masih berada di kelas lalu mengajaknya untuk pulang

"eh kamu Anita kan? Boleh tahu Ameera dimana?" tanyaku pada Anita, sahabatnya Ameera yang sedang berada di depan kelas

"eh pak ustadz, iya itu Ameera masih ada di dalam, mau saya panggilkan" ucap Anita

"boleh, kalau tidak keberatan" ujarku sambil tersenyum

"baiklah ustadz, tunggu sebentar ya" kata Anita berjalan memanggil Ameera

Ameera berjalan ke arahku bersama Anita

"sayang, pulang yuk" ajakku pada Ameera

"yuk mas" jawab Ameera

"nit, kita pulang duluan yaa, assalamualaikum" ucap Ameera berpamitan pada Anita

"waalaikumsalam" jawabnya

Ku raih tangan Ameera dan kami berjalan ke arah parkiran dengan bergandengan lalu melaju pulang

Di rumah...

"sayang, nanti kamu temenin aku ya ke kajian yang ada di masjid samping kampus" ajakku pada Ameera

"jam berapa mas?" tanya Ameera

"jam setengah 3 sore nanti kita berangkat, shalat ashar berjamaah di sana sayang" kataku

"oh, yaudah ayo mas, Ameera mau" ujar Ameera

"okee" ucapku dengan berbaring di ranjang sambil memandang ponselku

"mas Ameera nanti pakai baju ini gimana, bagus ndak?" tanya Ameera menunjukkan gamisnya namun tak ku hiraukan

"bagus sayang" ujarku namun masih sibuk dengan ponselku

"gimana mas bisa bilang bagus kalau mas saja tidak melihatnya" ucap Ameera dengan nada kesal

"iya iya, maaf.. Mana coba mas lihat" kataku meredakan kekesalannya

"ini" ucap Ameera cuek dan manyun

"bagus kok sayang, udah dong jangan marah ya, kamu pasti cantik kalau memakai ini" tuturku

"hmm, iya, jadi Ameera cantik kalau nanti pakai ini?" ujar Ameera

"tentu sayang, tapi jangan terlalu cantik ya," kataku

"loh kenapa mas, bukannya mas juga ikut senang jika punya istri yang cantik?" tanya Ameera

"tentu sayang, tapi cukup kecantikanmu itu hanya untukku saja, mas tidak mau orang lain melihatnya" ujarku

"ah mas ini bisa saja, yaudah Ameera mau ganti baju dulu, mas tunggu di depan aja yaa" ucap Ameera

"ya ya oke, jangan lama-lama ya" kataku

Aku menunggunya di sofa sambil menonton televisi hingga ia keluar kamar dan membuatku terpesona untuk yang kesekian kalinya

"ayo mas,Ameera sudah siap" ucap Ameera

"yaudah ayo" ucapku sambil mematikan televisi dan berangkat menuju masjid tempatku berdakwah

Hingga sampai di depan masjid, aku sangat bahagia melihat antusias warga sekitar mendengarkan ilmu agama yang akan aku sampaikan, aku memang sering mengisi kajian di masjid sini dan juga sekitar jadi namaku sudah tidak asing lagi di telinga mereka jadi tidak heran jika banyak jamaah yang hadir..

"mas, sungguh aku terharu, betapa mereka semua mencintai dan menunggumu berbicara di atas mimbar itu" ucap Ameera terkesima melihat banyaknya jamaah yang hadir

"alhamdulillah sayang" ucapku

Hingga sampai selesai acara ini, Ameera, istriku tetap setia menungguku di barisan para hawa

Setelahnya, kami pun pulang namun ku lihat jika Ameera masih berbincang dengan salah satu ibu-ibu yang ikut kajian ini

Saat aku melangkah keluar masjid, tampak ada Maya didepanku yang menyapa dan menghentikan langkahku

"Assalamualaikum ustadz" ucap salamnya padaku

"waalaikumsalam" jawabku

"ustadz, saya sangat senang mendengar apa yang ustadz sampaikan tadi, terimakasih ustadz atas ilmunya" tutur Maya dengan tersenyum sumringah

"alhamdulillah, sama-sama" jawabku

"ustadz mau pulang? Sendirian?" tanya Maya padaku

"tidak, saya pulang dengan Ameera" jawabku

"Ameera? Siapa ustadz? Rasanya baru pertama kali aku mendengar nama itu?" tanya Maya dengan raut wajah bingung

"Ameera, dia adalah istriku" jawabku yang membuat raut wajah Maya berubah menjadi kusut dan terkejut

"Ameera? Istri ustadz? Jadii?" ucap Maya seperti orang kaget

"iya, itu dia, Ameera sini sayang" ujarku memanggil Ameera dan Ameera berjalan menghampiri kami

"iya mas?" ucap Ameera

"Ameera kenalin, ini Maya, Maya kenalin ini Ameera istriku" kataku mengenalkan mereka satu sama lain

"aku Ameera, istrinya ustadz Imran" ucap Ameera dengan tersenyum ramah sembari mengulurkan tangan hendak menjabat tangan Maya

Bukannya menjabat tangan Ameera, namun Maya berlalu pergi menjauh dari kami dengan wajah yang kesal

Ameera memandangku dengan kebingungan

"sudah sayang tak perlu dihiraukan, yuk kita pulang saja" ujarku

"baiklah mas, ayo" jawab Ameera

Kami pun pulang tanpa menghiraukan sikap Maya yang tadi...





>>>Bersambung<<<
Assalamualaikum readers akuh...

Tuh kan jangan suudzon dulu yaa, sebenarnya Asyila itu baik kok.. 😊

Next? Jangan lupa vote dan komennya, oh ya koreksi ya siapa tau ada yang kurang berkenan di hati para reader agar bisa diperbaiki, terimakasih..

Wassalamualaikum.. 🤗🤗🤗

Jannah Ku Bersamamu Ustadz (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang