Derai tawa menggema diseluruh koridor sekolah. Gabriel kini sedang menyeret paksa seorang gadis yang tak lain adalah Drexa.
Sang pangeran sekolah dengan senyum menyesatkan, menarik pergelangan tangan Drexa tak lupa dengan sesekali menekan nadinya kuat saat Gabriel merasa kewalahan akibat pemberontakan sang gadis.
Sungguh, kali ini Drexa merasa tersiksa. Sangat tersiksa.
Cowok bodoh yang kini menyeretnya, benar-benar membuat tangannya terasa nyeri dan kebas. Dan masalah besarnya yang membuat ia terpaksa mengikuti langkah kaki Gabriel adalah karena cowok itu menekan nadinya kuat. Nadi yang hampir terputus karena Gabriel dengan kejam menyayatnya sepanjang perjalanan tanpa diketahui siapapun.
Itu dikarenakan, silet yang digenggamnya disembunyikan begitu lihai, tepat menekan urat nadinya, setiap kali Drexa coba melepaskan diri.
Sedangkan Gabriel benar-benar sadar atas apa yang dilakukannya, tetapi seperti biasa.
Memilih tak peduli.
Gabriel yakin seratus persen, korbannya bisa mati jika ia sampai benar-benar menekan siletnya dengan dalam. Jangan lupakan wajah adik kelasnya kini yang sudah memucat.
Kbm memang sedang berlangsung, tetapi naasnya setiap kelas memang berisi pengendap suara. Drexa benar-benar mengutuk siapapun yang memasang pengendap suara itu.
Hingga tak terasa, langkah mereka terhenti di rooftop. Drexa bisa melihat jelas, pemandangan ibukota dari sini.
Tetapi tak berlangsung lama, mata Drexa dibuat hampir copot melihat gadis cupu tadi menggelantung dari atas sini. Sebelah tangannya digenggam cowok yang ia ketahui bernama Keyl sambil tertawa kejam.
"Hikss...jangan...Nina belum mau mati...hiksss...bundaaaaa....."
"Brisik lo ah, gue jatohin nih!" Ancam Keyl membuat cewek itu semakin histeris.
"Nah, lo lihat kan tuh ladybug ngegelantung kek kelelawar. Lucu yah."
"Duh, darah lo meresap nih ke telapak tangan gue." Kekehnya saat melihat darah akibat sayatan yang ia ciptakan pada tangan Drexa ternyata bergulir ketangannya.
Drexa menatap Gabriel tak mengerti, ia belum pernah bertemu iblis sejahat ini sebelumnya.
Cowok itu bahkan tertawa dengan senangnya.
"Jangan lebay tatapan lo. Nanti juga terbiasa lo liatnya."
What?!
"Hiksss.... tolong Nina.....hiks...."
"Lo bener-bener gak punya rasa tau gak?! Lepasin gue?!"
"Kenapa?" Gabriel bertanya polos sambil menatap Drexa dalam.
"Dia bisa mati goblok!" Geram Drexa.
"Ups! Seriously? Yaudah tologin gih!" Gabriel melepas cekalannya dengan santai, baru saja Drexa hendak berlari,tangannya kembali ditarik hingga Drexa menabrak dada bidangnya.
"Shhh."
"Waktu lo hanya satu menit sebelum Keyl bener-bener jatuhin ladybug itu." Peringatnya sebelum akhirnya benar-benar melepas cekalannya.
Drexa yang memiliki kesempatan bertindak cepat, jantungnya hampir mencelos karena bertepatan Keyl yang melepas genggamannya pada si cewek cupu. Telat sedikit saja, nyawa gadis ini taruhannya.
"Hiksss....tolong......hiksss....." Drexa menariknya sekuat tenaga, jangan harapkan bantuan dari tiga cowok sableng dibelakangnya.
"Arhhhhhh.....hikssss...bundaaaa....."
Drexa dibuat kelimpungan oleh suara cewek itu yang merusak gendang telinga, Drexa hampir melepasnya karena tangannya yang sakit luar biasa akibat sayatan.Sekuat tenaga ia melawan rasa sakitnya dan sekitar yang mulai meremang, menarik cewek itu kuat, hingga cewek itu berhasil selamat dengan jatuh dihadapannya tersungkur.
Sedangkan Drexa sendiri,terdorong kuat kebelakang dan hampir jatuh jika seseorang yang tak lain Gabriel mendekapnya, membuat Drexa jatuh kedalam pelukannya.
Drexa menatap mata Gabriel dengan samar-samar, perlahan ia tak bisa melihat apapun hingga hanya sebuah bisikan yang ia dengar.
"Lo ternyata kuat juga. Gue suka."
*******
"Arghhh."
Suara kesakitan dari seseorang menarik atensi si cowok yang sedang memainkan ponsel. Mematikannya begitu saja, kemudian menyimpannya kesaku. Memfokuskan pandangannya hanya pada kesukaannya.
"Hy putri tidur, lo udah sadar? Gimana tidurnya? Enak gak?"
Sudah jatuh ketiban tangga pula, itulah yang Drexa rasakan kini. Disaat membuka mata, malah menampilkan seonggok iblis yang berkamuflase menjadi seoarang manusia yang dipuja.
Drexa melihat tangan kananya, baru sadar karena tangannya diperban.
Siapa yang melakukannya?
Mustahil jika iblis yang dihadapannya ini.
"Oh itu? Tangan lo gapapa. Kata dokter sini, urat nadi lo cuma hampir putus. Katanya juga lo beruntung karena gak sampai koma. Lo cuma kritis hampir lima jam ini. Lo kuat juga ya." Jelasnya yang seakan bisa membaca pikiran Drexa.
Gabriel sialan itu mengatakannya dengan wajah begitu tenang. Tak lupa senyum manis yang selalu membuat Drexa ingin merobek bibirnya.
"Oh iya, lo kok diem aja. Lo mendadak bisu ya? Gimana? Gue kan lagi main sama api nih, karena cuma ada kita berdua, lo mau apain gue? Gue siap kok. Mau kasih gue ciuman atau pelukan adek cantik?" Cerocosnya menggoda.
Shit!
"What a cruel devil!" Gumam Drexa.
"Thanks pujiannya. Tapi gue luruskan, gak ada iblis yang gak kejam honey."
Drexa mengernyit jijik saat dirinya dipanggil honey. Tetapi ia sungguh tahu bagaimana cara bermain diantara orang-orang macam Gabriel.
Drexa perlahan tersenyum manis, beranjak duduk dan mendekat, mengelus pipi Gabriel dengan sangat lembut tapi dengan tatapan hina. membuat Gabriel justru terpana melihatnya.
"You've gave me too much a damn, so you will take more and more such of fucking things, babe."
Perkataan Drexa seolah membekukan Gabriel. Jemari lentiknya berhenti membelai pipi Gabriel, menarik dan bergerak mencengkram kerah Gabriel kini dengan tatapan penuh kebencian.
"You'll take it off. Just because i'm silent, that's not meant i am weak. You're just always underestimate me, and that's enough to reveal how silly you are to understand what i never say, bastard."
Dan setelah memgatakannya, Drexa melepas kasar cengramannya. Beranjak dari ranjang uks, dan pergi begitu saja.
Gabriel tersenyum, memandang kepergian gadis itu dengan puas.
"Baby, it's just like you have to learn hard to know how far you can crush me. It'll be interesting enough."Drexa tak tahu, apa yang dia lakukan hari ini,mungkin akan berdampak besar suatu saat nanti.
*******
Banyak typo bertebaran ya? Males bgt author soalnya ngecek ulang. Happy reading aja deh gesss.
KAMU SEDANG MEMBACA
AnDREaXA
Teen FictionJika Tuhan menanyakan dua hal termustahil yang ingin Drexa minta, Drexa hanya ingin Levindra kembali menjadi kekasihnya. Lalu melenyapkan eksistensi Gabriel untuk selamanya. Yang Levindra tahu, semenjak orang tua mereka memutuskan menikah, Drexa mem...