39: Ketahuan

1.8K 85 2
                                    


Menyesal.

Drexa sangat sangat dan sangat menyesal mengiyakan tantangan dari Adra. Hanya karena makan gratis direstoran mahal selama satu tahun, ia kembali dipertemukan dengan Gabriel cs.

Yang menjadi kesialan berlipat gandanya adalah, Gabriel cs itu adalah rekan baik Adra. Dan tantangan dari Adra adalah...

"Apa tantangannya?"

Adra tersenyum miring. Ia bersidekap,
"Gue punya temen lama. Lo gue nobatkan sebagai mata-mata gue selama malam ini aja. Gue punya rencana.

Drexa terkekeh, merasa tantangan Adra sangat sepele. Menjadi mata-mata malam ini dan dibayar dengan traktiran direstoran mahal selama setahun? Apa Adra memang sebodoh itu? "Gue terima."

Seharusnya dari pengalaman yang sudah-sudah, Drexa belajar jika Adrano Kevian termasuk spesies manusia dengan sejuta ide gila.

Ia seharusnya sejak awal menyadari, jika senyum miring yang Adra tampilkan, akan sangat berpengaruh buruk terhadap Drexa.

Ia tak bisa kabur karena harga diri Drexa yang setinggi langit akan langsung merosot. Lagipula, dimana muka Drexa akan ditaruh?

Sesuai rencana Adra, Gabriel cs bersama dengan Adra duduk tak jauh darinya di kafe ANN's. Drexa memakai masker, mencepol rambutnya lalu memakai topi. Ketahuilah, bukannya Drexa payah dalam soal nyamar-menyamar, namun Drexa pikir jika teman Adra adalah seseorang yang tak mengenal Drexa. Namun penyamaran Drexa kali ini....

Sangat terlihat mencurigakan.

Ia menatap terus gerak-gerik mereka. Tak ada yang salah. Apa sebenarnya yang harus dimata-matai? Mereka terlihat teman yang bahagia. Adra manusia dengan setengah otak dan suka melakukan pekerjaan tak berguna. Mengintai teman lama yang bahkan saat ini sedang bersamanya?

Orang tak waras mana yang akan melakukannya?

Ya, tidak ada. Kecuali Adra.

Ditempat yang tak jauh darinya, Gabriel sendiri sedikit mencuri-curi pandang pada sosok yang sepertinya sangat ia kenali.

"Adra, lo makin jelek aja sekarang. Terakhir gue lihat, lo buruk rupa. Hahaha." Tawa mengejek Keyl tak Adra pedulikan. Ia asik menyesap rokoknya bersama Gafa yang terlihat tenang-seperti biasa.

"Bener juga kata lo Keyl. Lo juga dulu kayak anjing tanpa bulu. Eh sekarang makin buat jijik gue aja." Nevan ikut nimbrung tak nyambung.

Keyl menghentikan tawanya. Ia menatap Nevan malas, "Nyaut aja si anying."

Adra terkekeh, ia menatap Gafa dan Gabriel bergantian dengan lucu, "Temen-temen lo itu....masih aja segoblok dulu."

"Temen gue, temen lo juga jerk." Sahut Gabriel malas.

"Keyl!" Tegur Gafa saat Keyl menyulut puntung rokoknya ke lengan Nevan dengan tiba-tiba. Gafa menatap Nevan khawatir, "Lo gapapa Nev?"

Nevan menjitak kepala Keyl dengan berang, "Panas anjir."

"Bercanda boleh. Tapi jangan keterlaluan Keyl." Gafa menatap Keyl yang menyengir watados.

"Lagian Nevan gapapa kok Gaf."

"Gapapa mata lo tiga! Panas anjir!"

Gafa hanya menggelengkan kepala dengan tingkah tak karuan para sahabatnya. Terkadang Keyl memang sangat keterlaluan jika bercanda. Dan itu semakin membuat Gafa khawatir karena tingkah semena-mena Keyl yang tak peduli bahkan jika itu menyangkut nyawa Keyl sendiri. Terlebih, Keyl adalah yang paling muda diantara mereka.

Adra berdecak kagum. Dari dulu sampai sekarang, Gafa tak banyak berubah. Ia menatap Gafa berbinar.

"Lo dari dulu sampai sekarang masih aja sebaik dan sedewasa ini Gaf."

AnDREaXATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang