AnDREaXA

53: The Dark Dandellion (6)

Aku akan melakukan segalanya agar kau tak kembali terluka. Namun jika pada akhirnya kau tak percaya lagi...bukankah memang lebih baik jika aku dibenci?

****

Hati Gafa berasa dicambuk.

Terlebih saat Gabriel pergi begitu saja. Gafa merasa seolah Gabriel tak akan sudi lagi bersahabat dengannya.

Gabriel membencinya.

Gabriel mengatakan jika Gafa selalu mengendalikannya.

Mereka yang begitu penting untuk Gafa, sudah dirinya sendiri membuat mereka kecewa.

Tetapi Gafa berani bersumpah, demi apapun ia sama sekali tak berniat mengendalikan siapapun.

Tidak Keyl, tidak Nevan, atau Gabriel sekalipun.

Apa Gafa salah jika ia hanya ingin memastikan bahwa sahabatnya tidak menerima luka yang sama?

Gafa akui caranya mungkin kurang baik. Ia berusaha melindungi mereka, tetapi bersamaan dengan itu tanpa sadar Gafa juga mengatur mereka.

Apa Keyl dan Nevan juga selalu merasa dikendalikan olehnya?

Keyl, Nevan dan Alana masih setia berdiri disana.

Bagaimana cara mereka bisa berada disini, itu karena pesan misterius dari nomor tak dikenal yang ternyata mengirim pesan yang sama pada Gabriel, Alana, Keyl, juga Nevan.

Keyl dan Nevan memang kecewa, namun mereka mampu berpikir jernih kalau Gafa juga sedang rapuh.

Alana menghela nafas. Ia terkejut dengan takdir yang suka sekali mempemainkannya. Tapi baginya tidak seberapa, Alana sudah cukup puas atas hidupnya.

Alana menatap dengan senyum kearah Drexa.

"Drexa?"

Alana berlari mendekat. Ia memeluk Drexa. Demi apapun, Alana Xaviera sangat menyayangi Drexa sebagai sahabatnya. Bagi Alana, Drexa adalah panutannya, tak peduli selaknat apapun perbuatannya.

Drexa speechless tak percaya.

"Gue gapapa kalau lo mau bunuh gue sekalipun setelah ini. Tapi asal lo tahu gue gak pernah niat ngerebut Levin dari lo. Selalu, selamanya, lo akan jadi sahabat gue."

Drexa disayangi.

Drexa dianggap.

Drexa dimaklumi.

Setelah Alana mendengar segala rencana jahat Drexa terhadap dirinya, Alana masih saja bersikap sebaik ini?

Alana masih sudi menganggap Drexa sahabatnya.

Dan Drexa sampai hati berencana untuk membunuh Alana dan menyakiti Alana sampai sekejam yang ia ingin lakukan?

Drexa sepenuhnya sadar, ia telah mengambil langkah yang salah.

"Gafa?"

Sekali lagi mereka terkejut.

Alana dan Drexa mengurai pelukan mereka.

Sepertinya Tuhan hari ini memang berniat memberikan banyak kejutan.

Tak jauh dari mereka Levin berjalan mendekat.

Tak ada yang menyadari Levin mengikuti Drexa sejak sore tadi Drexa meninggalkan rumah.

Levin mendengar semuanya.

Levin tahu jika mantan sahabatnya ternyata jauh lebih terluka.

Gafa memandang Levin tanpa arti. Cowok itu tersenyum kosong.