Drexa menguap berkali-kali. Merasa bosan dengan guru matematika yang mengajarnya. Setelah pelajaran Biologi berganti Drexa semakin kebosanan.
Drexa sudah mempelajari materi ini hingga ia mengerti sebelumnya, percayalah, bahkan ini terlalu mudah bagi Drexa.
"Hey kamu yang dibelakang?!" Bu Astri, guru matematika bertubuh lidi ini menarik atensi Drexa. Membuatnya menoleh dengan cepat.
"Kamu daritadi tidak memperhatikan saya hah?!" Tanyanya judes.
Great. Ia sudah menjadi perhatian seluruh penghuni kelas yang kini menatapnya sinis. Berpikir bahwa gadis dengan image buruk disekolah mereka juga memiliki tingkat kebodohan hakiki.
Drexa hanya diam. Enggan membuat kobaran api semakin besar.
"Malahan diem. Jawab!"
"Iya bu, santai aja lagi." Jawabnya spontan.
Dan penghuni kelas emakin menatapnya benci.
"Kamu berani jawab saya ya?! Sini kamu!"
Lah ini mah namanya maju kena mundur kena.
Drexa dengan malas maju, bu Astri menyorot Drexa remeh.
Kemudian ia menulis sesuatu dipapan yang ternyata soal matematika.
Tetapi sadisnya, ini adalah soal matematika untuk kelas duabelas semester genap.
"Emang nih lidi sengaja mau mempermalukan gue." Gumam Drexa sebal.
Untung saja, secara tak sengaja, waktu itu ia melihat Delio yang memang kelas 12 membawa buku paketnya ke markas. Karena bosan, ia membaca-baca sekilas rumus yang membuat otak meledak itu.
"Kerjakan! Kamu akan saya ijinkan keluar jika mengerjakan dengan benar." Ujar Bu Astri kek minta ditabok.
Drexa menghela nafasnya, ia paling malas disuruh mengerjakan soal. Tetapi kali ini, sepertinya ia harus memberikan bu Astri sedikit wejangan. Lagipula ia malas dikelas.
Dengan otak Drexa yang memang cerdas, ia mampu menyelesaikannya dengan mudah. Tak sampai lima menit sebelum ia berkata,
"Sudah bu." Jawabnya kalem.
Drexa mengerjakan soal matematika sudah seperti menyalin jawaban orang saja.
Bu Astri menatapnya sebentar, tak percaya. Ia kemudian menatap kepapan. Memeriksa.
Hingga bu Astri berdecak kagum dan terbengong, ia saja perlu waktu lima belas menit untuk mengerjakannya, bagaimana bisa cewek dengan image buruk disekolah ini mengerjakan tak lebih dari lima menit?
"Kenapa bu? Jawaban saya benar?"
Bu Astri menatapnya memuja, "Iya benar sekali. Bagaimana kamu bisa?"
Dan jawaban bu Astri membuat penghuni kelas membeku. Tak percaya. Mereka menatap Drexa dengan bengong.
Drexa tertawa remeh, "Kenapa? Apa saya mengerjakan lebih cepat dari yang ibu bisa?"
Bu Astri terdiam. Tak mau menyangkal karena itu memang benar.
'Makanya bu, jangan meremehkan orang sembarangan kalau ibu gak tau apa-apa tentang orang itu. Yaudah, karena saya bener, saya boleh keluar kan bu?" Lalu tanpa menunggu jawaban bu Astri Drexa melenggang begitu saja.
********
Drexa langsung kekantin setelahnya.
Tak perlu menunggu lama untuk mendapatkan makanan karena kantin masih lenggang.
Hendak menyantap makananya, sial suara speaker terdengar tiba-tiba menggema.
"Diberitahukan kepada Ashley Andreaxa Leavata agar segera datang keruang osis sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
AnDREaXA
Teen FictionJika Tuhan menanyakan dua hal termustahil yang ingin Drexa minta, Drexa hanya ingin Levindra kembali menjadi kekasihnya. Lalu melenyapkan eksistensi Gabriel untuk selamanya. Yang Levindra tahu, semenjak orang tua mereka memutuskan menikah, Drexa mem...