23: Keyl Diego

2K 85 0
                                    

Suasana pagi ini begitu cerah. Tetapi awan mendung yang senantiasa selalu berada diatas seorang remaja itu membuat dia hanya diam. Memakan sarapan paginya dengan tenang, sesekali tersenyum kecil pada candaan yang keluarganya lontarkan.

"Gabriel kamu makan yang bayak. Badan kamu kurus kerempeng." Kezia-mama Gabriel, membuat Gabriel mendongak sedikit, tersenyum kecil kemudian mengangguk.

Tanpa bicara.

"Itu namanya proporsional ma. Bukan kurus kerempeng." Sanggah Adi-papa Gabriel.

"Gabriel kelihatan kayak orang sakit gitu kok. Mana ada tubuh proporsional kelihatan pucet gitu."

Semua terlihat menatap Gabriel.

"Kamu sakit dek?" Adi bertanya lembut.

Gabriel lagi-lagi hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Makan yang banyak Gabriel. Mama gak mau kamu sakit."

Gabriel tersenyum, lalu melanjutkan makan lagi.

Hal yang paling Gabriel syukuri adalah, disaat papa dan mamanya adalah pebisnis super sibuk, mereka tetap saja selalu memiliki waktu untuk putra sematawayang mereka.

Adi dan Kezia selalu menunjukan pada Gabriel kasih sayang yang tak terkira tanpa membuat Gabriel tumbuh menjadi sosok remaja manja, sekalipun ia anak satu-satunya.

Berbeda dengan teman-temannya yang berasal dari keluarga broken home. Gafa, Nevan, dan Keyl misalnya?

Gabriel tak bisa membayangkan hidup tanpa kasih sayang Adi dan kezia.

Tetapi walau begitu.....

Terkadang ia merasa hampa.....

Terutama saat Shefa meninggalkannya.

Ah, gadis itu selalu mampu membuat rasa hangat menjalar pada tubuhnya hanya dengan memikirkannya. Mengingat caranya tersenyum, membuat kedua sudut bibir Gabriel tertarik menciptakan lengkungan indah.

Gabriel sungguh mencintainya.

Tetapi selepas tentang Shefa.....

Seseorang sepertinya juga telah berhasil mencongkel dinding yang membatasinya dari hal bernama cinta.

Gabriel tak menyadarinya.....

Walau bagaimanapun jika mengingatnya, Gabriel kembali menciptakan lengkungan indah yang membuat orang lain terpana jika melihatnya.

Hanya saja.....

Ada maksud kejam dibaliknya...

"Ah, cewek terkutuk itu. I'm coming Andreaxa."

******

Alana tertawa kejam saat melihat seorang cowok tersungkur dihadapannya.

Tunggu biar ia jelaskan dulu.

Kicauan burung membuat Alana ikut bernyanyi walau dengan suara yang pas-pasan.

Pagi yang cerah ini, Alana seperti biasa, berjalan kaki kesekolah karena jarak rumah dan sekolahnya dekat.

Tetapi dipersimpangan, ia melihat perlawanan yang tak seimbang. Dengan nyali yang cukup, ia berdiri lima meter membelakangi si pemukul yang masih saja menendang sang korban yang sudah jatuh terduduk.

"Cih, pengecut banget sih tuh cowok." Sebalnya.

Alana menyeringai jahat saat korban dihadapannya hampir sekarat. Segera saja tanpa mikir panjang, ia diam-diam mengambil balok kayu disampingnya. Kemudian berlari kencang kearahnya.

Bugh!

Alana memukul kepalanya hingga ia tersungkur, sang korban yang melihat kesempatan segera mungkin berlari menjauh.

Ia jadi sedikit heran, kenapa cowok yang menjadi korban, kalah dengan cowok yang berseragam SMA ini.

Masalahnya, badan pria itu justru lebih besar dari si pemukul.

Kenapa justru sang korban yang kalah?

"Dasar cewek gila! Berani banget lo mukul gue heh?!"

Korban Alana susah payah menahan nyeri dikepalanya.

Alana mencibir.

"Daripada lo, orang udah bonyok masih aja dilawan. Mana otak lo?!"

Setelah bangkit, cowok itu menatap Alana dendam. Iris hijau gelapnya menyorot Alana bengis.

Apa ia akan menyerang Alana?

"Kalau lo gak tahu apa-apa, jangan kek pahlawan kesiangan lo! Tadi pencopet bego! Dia hampir nyopet tas gue!"

Alana ternganga. Rahangnya seakan mau jatuh saja. Matanya membulat sempurna.

Ap-apa?

Cowok itu terkekeh sinis, "Kenapa diem?! Mendadak bisu lo?!"

"Ini juga kepala gue sakit tolol. Mana keras banget lagi. Sampe gue mati, gue cari lo bahkan sampe ke neraka sekalipun!"

Alana gelagapan, ia mendadak panik. Menatap sang cowok dengan pandangan bersalah.

"So--sori gu--gue gak tahu."

Alana hendak menyentuh kepala cowok itu, memastikannya baik-baik saja. Namun ia menepis tangan Alana keras.

"Makanya gak usah sok iye lo! Kamvret!"

Alana kan tidak tahu, tapi cowok ini terus saja menyalahkan Alana, membuat telinga Alana seketika berdengung.

Ia mencibir.

"Gue kan udah bilang sori. Ya gue emang gak tahu."

Cowok itu melotot geram, "Makanya jangan main pukul aja lo ogeb! Dasar cewek bar-bar!"

Lalu dengan sesekali rintihan, cowok itu berjalan kearah motor sport merahnya. Meninggalkan Alana yang mencebik.

"Cih, dasar cowok cerewet." Gumamnya sebal. Sangat tidak tahu diri.

Tetapi Alana tertegun sesaat menyadari nama cowok itu yang tak sengaja dilihatnya.

"Keyl Diego?"

*******

Update...tiba" hp gue ada kuotanya.
Happy reading:)

AnDREaXATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang