Jika aku mengatakan aku mencintaimu, lebih dari sekedar sadar aku menerima apapun akibatnya.
Lalu, untuk apa lagi kau mencemaskannya?*****
Sedari kecil, Alana adalah gadis yang tomboy. Perawakannya yang tinggi, membuat seorang Alana dengan mudah mampu melawan teman-temannya.
Dia cantik, pintar, dan keren. Hampir semua teman-temannya menyukai dia.
Hidup dalam keluarga dengan keharmonisan, nyatanya membentuk kepribadian Alana baik juga. Alana akan melindungi teman-temanya yang lemah.
Terutama para kaum hawa, yang selalu ditindas lelaki disekolah menengah pertama.
Ia hidup dibawah cahaya terang lampu kasih sayang, dikelilingi banyak teman, dan tentunya tak pernah merasa sendiri.
Tetapi disaat seperti itu, justru Alana dipertemukan dengan gadis bak boneka yang membuatnya kagum.
Ashley Andreaxa Leavata.
Dia yang berjalan dalam kesendirian,namun tak pernah menunjukan air matanya.
Alana ingat pertemuan pertama mereka saat masih kelas tiga sd. Saat itu Drexa kelas dua sd, dan sekarang mereka satu angkatan karena Drexa yang mengikuti kelas ekselerasi.
Hingga Alana sadar, bahwa hal yang paling membuatnya ketakutan, adalah kehilangan seorang Drexa.
Drexa selalu membuatnya merasa tertarik, dalam artian, Drexa sangat seru diajak ngobrol. Drexa benar-benar bisa mengerti dirinya dengan baik. Mereka sama. Tak ada yang berbeda.
Tetapi kini, Alana merasa hampa. Drexa tak pernah menyapanya saat mereka berpapasan.
"Woi!"
Alana tersentak kaget saat tiba-tiba seseorang menepuk bahunya.
"Anjir Di, lo bikin gue kaget." Dengusnya.
"Hayooo kenapa lo kaget, cieeee lagi mikirin gue ya?" Ujarnya dengan kepedean tingkat tinggi.
"Lah buang waktu amat gue mikirin lo bang."
"Iya tau gue lo udah dijodohin."
Alana mendelik, "Diem lo. Gue gak bakal mau." Tekannya.
Ia terkekeh dan mengacak rambut Alana.
"Btw Al, gue ketemu cewek aneh dan cantik beberapa jam yang lalu. Aneh karena tuh cewek bilang kenal sama gue padahal gue merasa gak pernah ketemu, cantik karena kayak boneka anjirr." Ceritanya menggebu-gebu.
"Fans tolol lo lagi kali bang." Tebak Alana. Tak bisa dipungkiri, wajah kakak sepupunya memang menarik, ia sudah sering mendengar cerita seperti ini dari abangnya.
"Enggak Al, kali ini beda. Masalahnya gue juga ngerasa pernah lihat."
Alana mengernyit, "Katanya lo yakin lo gak pernah liat dia sebelumnya."
"Ya gak tau juga. Tapi...."
Alana menatapnya serius, "Dia ninggalin secarik surat yang isinya 'gue pulang duluan, makasih."
Alana mengerjap, kemudian menyemburkan tawanya dengan terbahak, "Berani sekaleee! Gak tau diri banget tuh cewek, hahahhaha."
"Ck, denger dulu. Masalahnya...."
Alana mencoba menahan tawa, menatap sang kakak sepupu dengan mimik yang dibuat seserius mungkin.
"Masalahnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AnDREaXA
Teen FictionJika Tuhan menanyakan dua hal termustahil yang ingin Drexa minta, Drexa hanya ingin Levindra kembali menjadi kekasihnya. Lalu melenyapkan eksistensi Gabriel untuk selamanya. Yang Levindra tahu, semenjak orang tua mereka memutuskan menikah, Drexa mem...