2

8.2K 478 15
                                    

Naruto menatap kerumunan dihalaman belakang rumahnya dengan tatapan setengah melamun.

Otaknya membayangkan ia berada ditengah pesta ulang tahunnya bersama dengan keluarga dan teman-temannya.

'Ah, itu pasti sangat menyenangkan.' batinnya dengan senyum sendu.

Tapi ia sadar ia tidak boleh ikut serta karena ia dalam masa hukuman karena tidak sengaja menjatuhkan guci kesayangan ibunya - yang sebenarnya itu karena salah Menma yang mendorongnya dengan sengaja.

Naruto tidak tau kakaknya begitu kejam, padahal ia sudah menyiapkan baju terbaiknya untuk ikut berpesta. Tapi ia harus dihukum di loteng rumahnya sampai pesta usai.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

I'M Not Idiot

'Naruto' bicara batin.
"Naruto" bicara biasa.
/Naruto\ bicara telpon.
Naruto flashback.

.

Hari ini libur semester setelah acara kenaikan kelas diumumkan, dan disini Naruto sekarang, sendirian dirumah ditinggal oleh keluarganya yang sedang berlibur bersama.

Jangan tanya alasannya itu membuat hati si blonde kecil kembali sakit. Ia mendapatkan nasehat - jika kata-kata dimarahi dan dicemooh dianggap terlalu berlebihan - oleh kedua orang tuanya. Mental Naruto jatuh, ia mengalami krisis kepercayaan diri. Jiwa kecilnya tertekan.

Kapan terakhir kalinya ia mendapat sebuah pelukan hangat kedua orang tuanya? entahlah ia sendiri lupa, hanya bayangan samar yang ia ingat.

Layar televisi di depannya - yang menampilkan tentang bisnis yang sedang melejit saat ini - tidak membuatnya tertarik, dimatikannya benda persegi itu.

'Lebih baik pergi keluar rumah.' batinnya ia masih berusaha mempertahankan kewarasannya.

.

Lagi. Ia berhenti ditaman ini, duduk diayunan ini lagi, dan mengingat semua yang terjadi selama ini lagi. Asyik meratap diri ia merasa ada seseorang menghampirinya.

"Hei." sapa gadis itu dengan senyum, sebelah matanya tertutupi rambutnya.

Naruto hanya terdiam, ia tidak mengenal gadis itu.

Tidak menyerah gadis itu duduk di ayunan sebelah Naruto.

"Aku sering ngeliat kamu disini." ujarnya.

Naruto masih diam.

"Kata Kaa-san nggak baik, cuekin orang yang ngajak omong." nasehat gadis itu.

"Urusai!" Ketus Naruto.

Bukannya takut gadis itu menggembungkan pipinya dan menatap tajam Naruto.

"Urusanku karena itu menggangguku Baka!" Seru gadis itu sebelum menghentakkan kakinya ke tanah dan meninggalkan Naruto yang terkejut.

Baru kali ini ada yang menyapanya, itu sebabnya ia tidak tau harus merespon bagaimana.

Sepertinya ia sedikit keterlaluan. Ia harus minta maaf.

"Oii, matte!" Naruto mengejar gadis itu.

I'M Not Idiot

Naruto melangkah pulang kerumahnya dengan senyum terkembang.

Mengucapkan salam dan sedikit terkejut melihat keluarganya ada di ruang tamu dengan beberapa tamu.

Ah, Naruto ingat pria paruh baya itu yang dilihatnya di televisi.

Menundukkan badan untuk menghormati tamu lalu pamit menuju kamarnya.

"Naruto." suara berat ayahnya mengurungkan langkahnya. "Kemari." panggilnya.

Dengan raut tidak percaya ia melangkah menuju ayahnya dengan bahagia.

"Ambilkan camilan dan minuman untuk kami." ucapan itu membuat wajah bahagia Naruto luntur seketika.

Apa sekarang ia menjadi pembantu? Memangnya kemana semua maid? Sampai harus menyuruh dirinya.

Memaksakan senyum Naruto mengangguk dan menuju dapur.

'Ugh, tahan Naruto.' tangannya menghapus air matanya yang mengalir.

"Apa itu anakmu yang lain Minato?" Tanya pria paruh baya yang menjadi tamu. Fugaku.

"Iya, tapi sayang dia bodoh, tidak seperti Menma yang selalu lompat kelas, dia sudah tiga kali tidak naik kelas." jelas Minato. Ia tidak menutupi rasa kecewanya terhadap Naruto.

"Kenapa tidak kau buang saja dia, itu memalukan." usul temannya itu.

"Anata, kau jangan seperti itu." tegur Mikoto istri dari Fugaku.

"Itu ide bagus, Naruto sudah membuat kita malu setiap kenaikan kelas dia selalu duduk dibelakang." Kushina menyambut dengan antusias usulan Fugaku.

Tiga anak yang ada di ruangan itu hanya diam mendengar ucapan kedua orang tuanya. Menma tersenyum mendengar usulan Fugaku, sedangkan Sasuke dan Itachi hanya diam.

'Ah, seperti aku harus berkemas.' batin tokoh utama kita yang mendengar percakapan orang tuanya dan temannya.

.

Jreng.

Apa Naruto akan pergi dari rumah?

Dwi

24-Nov-2018

I'M Not IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang