Gadis kecil itu meringkuk, tangan kecilnya melindungi kepalanya dari hantaman batu yang dilemparkan anak-anak lain seusianya. Surainya yang panjang terlihat kusut karena sebelumnya telah dijambaki oleh anak-anak lain.
Tawa keluar dari mereka yang melemparinya batu yang diambil dari tanah. Kegiatan itu seakan sangat menyenangkan bagi mereka.
Tangan gadis itu mulai terluka, terlihat memar dan sedikit berdarah.
"Ck, merepotkan" gerutuan itu menghentikan kegiatan mengerikan itu.
"Hei, nanas jangan ikut campur!" Seru salah satu mereka.
"Aku tidak mau ikut campur, itu merepotkan, tapi lebih merepotkan lagi jika aku membiarkan kalian" sahut Shikamaru dengan tampang malasnya. Meskipun menunjukkan tampang malasnya itu ia menganalisa lawan dihadapannya.
Apa ia akan menang atau tidak. Kabur atau melawan.
"Kita lempari saja dia juga" usul salah satu anak.
"Ayo!" Seperti dikomando mereka mulai melempari batu lagi dengan bertambahnya sasaran.
Melihat itu Shikamaru menarik tangan gadis yang meringkuk itu, dan mengajaknya berlari. Meski awalnya terkejut gadis itu mengikuti langkah Shikamaru.
Nafas mereka tersenggal karena berlari menjauhi anak-anak nakal itu.
"Seharusnya dari tadi kau lari seperti ini" ujar pemuda nanas itu.
"Percuma, mereka akan balas dendam besok" sahut gadis itu. Ia merutuk dalam hati, kenapa ia bisa lupa hal itu.
"Lalu kenapa mereka membully mu?" Tanya Shikamaru.
"Lihat rambutku, aneh bukan" gadis itu menyentuh surainya yang kusut.
Alis Shikamaru terangkat, merasa tidak ada yang aneh dengan rambut gadis itu, yang ada malah unik. "Rambutmu cantik kok" ujarnya spontan.
Gadis itu tertegun, baru kali ini ada yang bilang rambutnya cantik. Pipi gadis itu memerah.
"Bodoh, rambut aneh gini dibilang cantik" gerutunya.
Shikamaru menghela nafas. "Merepotkan".
Suasana sore hari menemani mereka pulang kerumah masing-masing.
"Kenapa tidak pindah sekolah saja, biar mereka tidak menggangumu lagi" usul Shikamaru.
"Akan ku pikirkan" sahut gadis itu.
Shikamaru meliriknya. "Baguslah kalau begitu Jaa, ne" Shikamaru melambaikan tangan.
Gadis itu akan selalu ingat pada anak laki-laki yang merepotkan itu.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
I'M Not Idiot
'Naruto' bicara batin.
"Naruto" bicara biasa.
/Naruto\ bicara telpon.
Naruto flashback..
Naruto menatap sahabatnya yang sedang menguap lebar, menggeliat malas dan menempelkan kepalanya ke meja kantin.
"Kau harus makan Shika, nanti saja tidur di kelas" ujarnya.
"Pesankan aku makanan" suruhnya.
Kening Naruto berkedut kesal. "Jalan sendiri" ia memukul kepala nanas itu.
"Ck, merepotkan" keluhnya sebelum berdiri dan ikut mengantri makanan.
Naruto tersenyum lebar karena berhasil membuat pemalas itu bergerak.
Setelah mengisi energi di kantin, mereka berniat kembali ke kelas, saat dijalan mereka bertemu dengan Hinata dan sahabat pink-nya.
Dalam hati Shikamaru bersiap-siap akan ada kejadian yang akan terjadi. Tapi saat ia menoleh ke arah sahabat blondenya-
Naruto hanya menatap lurus ke depan- Shikamaru melirik kearah dua gadis itu dan melihat sahabat pink Hinata melotot ke arah Naruto yang dicuekin abis sama si pirang, sedangkan Hinata hanya berjalan dengan menunduk.
"Tumben putri bulan, nggak menguntitmu" ujar Shikamaru.
"Eh, bagaimana kau tau hal itu?" Tanya Naruto ia memang tidak bercerita tentang yang terjadi antara dirinya dengan Hinata pada Shikamaru ataupun Ino.
Shikamaru bergumam 'merepotkan' andalannya sebelum akhirnya menjelaskan. "Hanya kau yang tidak sadar kalau diperhatikan Hyuga Hinata, Naruto" Shikamaru bergumam 'merepotkan' lagi. "Aku yakin Ino juga tau hal ini" Shikamaru menguap lebar.
"Eh, benarkah" Naruto hanya tertawa kaku ia tidak menyadarinya sama sekali. "Tapi bukannya bagus ia tidak menggangguku lagi dan hubunganku aman dengan Ino-chan ku" pemuda pirang itu tersenyum.
"Lalu kemana 'Ino-chan' mu itu?" Tanya pemuda nanas itu.
"Tuh dia di taman sama temen ceweknya" Naruto menunjuk taman yang memang sengaja dibangun pihak sekolah. "Kau tau siapa teman Ino-chan?" Tanya si pirang yang disambut gelengan Shikamaru.
Naruto mendekatkan kepalanya ke arah telinga Shikamaru. "Gebetanmu" bisiknya.
Shikamaru merinding.
Naruto sudah berlari menjauh dari nanas yang akan meledak.
"Naruto!!!!!".
Si empu hanya tertawa dengan berlari.
.
Oke ada yang penasaran sama gadis yang ditolong Shikamaru pas kecil dulu.
Ada yang penasaran sama gebetan si nanas.
Kalo ada nanti di tak kasih chap spesial lagi 😆😄😁
Dwi.
11-12-2018
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M Not Idiot
FanfictionDia yang tersisih, selalu sendiri, dianggap angin lalu, dibenci tanpa tau salahnya. Dia yang berbeda, menyembunyikan perbedaan dirinya dari orang lain. . fanfic Naruto pertama gambar bukan milik Dwi, cerita milik Dwi.