Mata yang semula hanya memperlihatkan ketakutan itu terlihat sedikit lebih baik dari sebelumnya.
"Ne, Ino-chan, bagaimana kalau Kaa-chan memotong rambutmu, biar tambah cantik, Ino-chan mau kan?" Tanya nyonya Inoichi itu lembut.
"Apa kalau Ino potong rambut, mereka mau berteman denganku?" Gadis kecil itu balik bertanya pada ibunya.
"Iya tentu saja, mereka pasti mau berteman dengan Ino-chan" jawaban itu membuat Ino senang dengan riang gadis itu mengangguk ingin segera potong rambut.
Sang ibu menata sedemikian rupa agar sebelah mata putrinya tidak terlihat tertutupi rambutnya.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
I'M Not Idiot
'Naruto' bicara batin.
"Naruto" bicara biasa.
/Naruto\ bicara telpon.
Naruto flashback..
"Apa yang kau lamunkan Hime?" Suara Naruto membuat Ino tersentak kecil. Tangan Naruto memeluknya dari belakang, membuat tubuhnya terasa hangat.
"Hanya teringat masa lalu" jawab gadis itu.
Naruto memberengut tidak suka, masa lalu mereka tidak ada yang baik.
"Jangan melamun, kau membuatku cemburu" goda Naruto.
Ino mendengus, Naruto selalu saja menggodanya.
"Mending kita bicara masa depan" Naruto tersenyum. "Nanti kita punya anak kembar pirang, yang lucu" lanjutnya.
Dalam hati Ino membayangkan kalau mereka mempunyai anak kembar lucu seperti ucapan kekasihnya itu.
"Bagaimana kalau kita tidak bisa menjadi orang tua yang baik bagi anak kita kelak?" Tanya Ino matanya menerawang.
"Kita akan belajar hal itu, Koi" jawab Naruto. "Perjalanan kita masih panjang, kita hanya harus bersiap untuk esok" lanjutnya.
Ino tersenyum. Ya perjalanan mereka masih panjang.
Wajah Ino berubah serius. "Lalu kenapa kamu terlihat murung sejak tadi?" Tanya Ino, ia membalikkan badan menghadap kekasihnya.
Naruto mengeluarkan senyum tipis. "Ketahuan ya".
Ino menatap Naruto menunggu jawaban yang diinginkannya.
"Menma-nii, ingin bekerja di kedai, dia meminta Kaa-san dan Tou-san berbicara denganku kemarin" Naruto menjelaskan dengan lesu, ia kecewa, ia pikir kedua orang tuanya berubah dan mulai menerimanya.
"Lalu?" Gadis itu masih belum puas dengan jawaban Naruto.
"Tentu saja aku meng'iya'kan permintaan mereka, aku tidak bisa menolaknya Hime" Naruto mengelus pipi kiri Ino.
Ada rasa frustasi dalam suara Naruto.
"Daijobu, kalau mereka macam-macam dengan kedaimu kami akan membalasnya, kau tau kan ada Tou-san dan Kaa-san juga Shikamaru, belum lagi Kurama, dan jangan lupakan Itachi-nii akan membantu" Ino memeluk kekasihnya itu. "Kau tidak sendirian, kau bukan anak yang kulihat di ayunan taman dulu, ada kami disini, hiks" tanpa sadar Ino terisak.
"Aku tau, Arigatou" Naruto mengusap surai pirang kekasihnya itu.
I'M Not Idiot
Kedua pasang mata berbeda warna itu saling menatap tajam. Tidak ada yang mau mengalah.
"Hentikan kalian berdua, kalian membuat pelanggan takut!" Seru Naruto jengah.
Menma dan Kurama masih tetap saling adu mata, meski sudah bisa menebak tapi tetep saja dia kesal.
"Gaki, aku masih belum terima dia kerja disini" protes Kurama.
"Heh. Siapa juga yang mau bekerja disini, aku akan menghancurkan kedai ini" sinis Menma. Menma sebenarnya tidak mau berurusan langsung dengan Kurama, ia tidak akan pernah lupa dengan pertemuan pertamanya dengan Kurama, saat itu ia dihajar habis-habisan.
Hati Naruto terasa panas, ah bukan hati semua orang yang ada di dalam kedai itu panas, mendengar ucapan Menma tanpa basa-basi itu.
"Wow, Nii-san kau terlalu bersemangat" mata pemuda pirang menajam. Cukup sudah ia sudah tidak mau mengalah lagi.
Sekarang giliran Naruto yang adu mata dengan Menma.
"Apa aku datang disaat yang salah?" Pertanyaan itu keluar dari wanita paruh baya bersurai hitam panjang.
.
Mumpung ada waktu update lagi 😄
Dwi
12-12-2018
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M Not Idiot
FanfictionDia yang tersisih, selalu sendiri, dianggap angin lalu, dibenci tanpa tau salahnya. Dia yang berbeda, menyembunyikan perbedaan dirinya dari orang lain. . fanfic Naruto pertama gambar bukan milik Dwi, cerita milik Dwi.