15

3.5K 211 14
                                    

Brakkk!!!

Pintuk itu terbuka lebar, terlihat seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun terengah-engah. Rambut oren pudarnya terlihat basah.

"Hentikan!" Serunya pada segerombol anak perempuan yang sedang mengelilingi satu anak perempuan berambut pirang panjang, yang rambutnya dijambak olah salah satu dari mereka.

"Yahiko-kun!" Seru Konan, perempuan yang sedang menjambak rambut anak yang meringkuk itu.

"Lepaskan dia Konan, dia tidak ada hubungannya dengan masalah kita!" Tegas Yahiko, matanya berkilat marah.

"Ta-tapi dia berusaha merayumu Yahiko-kun" bantah perempuan berambut biru itu.

"Dia sama sekali tidak merayuku Konan" tekan Yahiko.

"Ta-tapi dia memelukmu!" Seru Konan, tangannya sudah melepaskan rambut pirang itu.

"Kau salah paham Konan, dia menyelamatkan ku dari ranting pohon yang tumbang" jelas Yahiko.

"Bohong!" Seru Konan setengah berteriak.

"Aku serius!" Balas Yahiko tak kalah tinggi.

"Kau hanya ingin melindungi gadis monster ini, aku akan membunuhnya" mata Konan berkilat tajam, direbutnya pisau kecil yang dibawa oleh salah satu temannya.

"Jangan!!!".

.

Naruto © Masashi Kishimoto

I'M Not Idiot

'Naruto' bicara batin.
"Naruto" bicara biasa.
/Naruto\ bicara telpon.
Naruto flashback.

.

Air itu mengaliri tenggorokannya, nafasnya masih terputus-putus, detakan jantungnya masih bertalu.

Mimpi buruk memang teror yang mengerikan baginya, apalagi mimpi itu salah satu masa lalunya sendiri.

Gadis berambut pirang panjang itu mengusap wajahnya kasar.

Kenapa mimpi itu datang lagi? Padahal ia sudah hampir melupakannya.

I'M Not Idiot

"Wajahmu pucat Hime" ujar Naruto lembut, matanya menyiratkan rasa khawatir.

Ino memasang senyum kecil. "Hanya lupa sarapan" balasnya.

"Kalau begitu ayo kita makan" Naruto menuntun Ino dengan hati-hati menuju kantin.

Dalam hati Ino masih merasa takut dan khawatir. Firasatnya tidak enak dari kemarin.

.

Rambut oren itu bergerak dimainkan angin, si pemilik rambut memejamkan mata menikmati.

Tidak memperdulikan orang-orang yang menatapnya penuh minat.

Liburannya kali ini, ia ingin menenangkan diri, atau hatinya. Entahlah.

.

"Yamanaka-san!" Seruan Menma membuat Ino berhenti. Sedikit jengkel tapi entah kenapa tubuhnya berhenti sendiri.

"Ayo pulang bersama"  ajak Menma dengan senyum lebarnya. Menma melihat kesempatan untuk mendekati Ino saat melihat gadis itu berjalan sendiri.

"Maaf, Namikaze-san aku bisa pulang sendiri" jawab Ino datar.

"Ah! Matte!!" Menma menarik bahu Ino membuat tubuh gadis pirang itu oleng.

"Ittai!!" Tubuh Ino terjatuh, membuat tatanan rambut Ino berantakan.

Menma terkejut, ia tidak bermaksud membuat Ino jatuh. "Ma-maaf" Menma mengulurkan tangannya.

Whuuusss!!.

Angin bertiup kencang. Menyibakkan rambut Ino, membuat wajahnya yang selama ini tertutupi setengahnya kini terlihat seutuhnya. Ino menutup matanya karena angin yang berhembus sedikit kencang.

Wajah Menma merona, Ino terlihat lebih cantik jika wajahnya terlihat keseluruhan.

Tapi ia sangat terkejut saat Ino membuka matanya, mata itu berbeda dari mata yang satunya yang selama ini terlihat.

Merah darah.

Warna mata merah darah.

Menma mundur selangkah, menjauhkan diri dari Ino.

Rasa terkejut membuatnya membeku.

"Ma-mata mu" Menma menunjuk mata kanan Ino yang terlihat, ia tidak sadar dengan suara yang keluar dari mulutnya.

"Monster!!!" Seruan Menma membuat para siswa disekitarnya melihatnya.

Sedangkan Ino membeku di tempat. Derap langkah yang terburu-buru menghampirinya dan meraupnya dalam dekapannya.

Ino tidak bisa merespon apa yang terjadi. Menma yang masih terdiam karena syok. Bisik-bisik yang ada disekitarnya tidak dapat dicerna.

Hidup terasa Ino berhenti.

.

Dwi

17-12-2018

I'M Not IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang