Kushina menatap sendu putri kecilnya yang masih belum juga sadar setelah satu bulan paska operasi.
Ingatannya mulai melayang pada ucapan Menma yang berkata kalau Naruto yang menyebabkan Naruko belum juga sadar sampai sekarang.
Dalam hati ia berpikir apa itu benar putra yang ia buang dulu tega melakukannya.
'Balas dendam ya' batinnya sendu.
Memang ia merasa keterlaluan dengan Naruto dulu, sebagai ibu ia tega melihat Naruto berjuang hidup sendiri diusianya yang masih kecil.
Dari Mikoto ia tau kesulitan Naruto, ia tau Naruto mengidap disleksia, dan ia tau Naruto tidak berniat membuatnya malu dengan berpura-pura bodoh seperti yang dulu ia dan suaminya tuduhkan.
Dan dengan bodohnya ia menampar putranya, setelah sekian lama tidak bertemu.
Respon tubuh Naruto yang bergetar membuat Kushina tersentak karena baru sadar akan hal itu.
"Naruto" lirihnya.
Ia juga baru sadar tentang kedatangan wanita pirang yang sepertinya mempunyai hubungan dengan Naruto itu.
"Apa itu kekasihmu Naruto?" Tanyanya tanpa ada yang menjawab.
"Sayang, ayo kita keruangan dokter tadi kita dipanggil suster untuk kesana" perkataan suaminya membuatnya tersadar.
Kushina menatap Minato yang baru saja masuk ke ruangan, mengangguk sebagai jawaban lalu berdiri menyusul Minato yang keluar duluan.
"Kaa-san pergi dulu ne, Ruko-chan" pamitnya.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
I'M Not Idiot
'Naruto' bicara batin.
"Naruto" bicara biasa.
/Naruto\ bicara telpon.
Naruto flashback..
Suara pintu diketuk membuat pembicaraan ketiga orang didalam ruangan itu berhenti.
"Masuk" setelah suara itu terdengar terbukalah pintu menampakkan kepala berambut pirang.
'Ah, sepertinya aku kemari di waktu yang salah' batin si pirang.
"Ah, dokter Naruto, silahkan masuk" dokter Sabaku Kankuro mempersilahkan dokter muda itu untuk masuk. "Kebetulan keluarga Namikaze Naruko ada di sini" ucapnya dengan senyum.
Naruto mengangguk dengan tersenyum kaku pada dokter seniornya yang terkenal nyentrik dengan make up aneh di wajahnya itu. Make up itu akan dihapus hanya selama ia ada diruangan operasi saja.
"Apa maksud anda dokter Sabaku-san?" Tanya Minato.
"Ah, begini Namikaze-san, dokter Naruto membantu saya untuk mengetahui sebab putri anda kenapa belum bangun juga sampai sekarang, padahal kondisi tubuhnya tidak ada yang salah" jelas Kankuro.
"Anda salah dokter Sabaku-san, justru karena dia putri kami belum juga sadar" tuduh Minato.
"Anata!" Seru Kushina.
"Benar kata Menma kau yang menyebabkan Naruko belum sadar juga" ujar Minato melirik Naruto dengan tajam.
Sakit. Naruto merasa sakit dengan tuduhan ayahnya.
"Anata, Naruto tidak mungkin sengaja melukai adiknya" bela Kushina membuat Naruto terkejut begitu juga Minato.
Perdebatan ketiga orang itu membuat Kankuro mengangkat alis tidak mengerti.
Kankuro memang mendengar gosip kalau Naruto pernah bersitegang dengan keluarga Namikaze, tapi ia baru tau kalau Naruto anak dari Namikaze.
Setelah ia teliti Minato dan Naruto mempunyai banyak kemiripan.
"Maaf menyela Namikaze-san, dokter Naruto adalah dokter spesialis yang handal, tidak mungkin dia melakukan kesalahan dengan sengaja" ujar Kankuro.
"Dia ingin balas dendam pada kami dokter Sabaku-san" jelas Minato.
"Balas dendam?" Beo Kankuro.
"Anata, sudahlah" sela Kushina.
"Maaf, sepertinya lain kali saja kita membahas hal ini dokter Sabaku-san, permisi" Naruto pergi dari ruangan itu tanpa menunggu jawaban pemilik ruangan.
"Apes" gerutu Naruto, ia datang di waktu yang salah.
.
Apes nunggu pulsa nggak masuk-masuk.
Dwi
29-12-2018
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M Not Idiot
FanfictionDia yang tersisih, selalu sendiri, dianggap angin lalu, dibenci tanpa tau salahnya. Dia yang berbeda, menyembunyikan perbedaan dirinya dari orang lain. . fanfic Naruto pertama gambar bukan milik Dwi, cerita milik Dwi.