14

3.6K 214 9
                                    

Gerakan Naruto patah-patah, melihat pemandangan didepannya.

Kakaknya Menma, dan Kurama adu jotos dipertemuan mereka yang pertama.

Kurama kesal dengan ucapan Menma yang merendahkan dirinya dan Naruto.

Mendengar teriakkan Menma yang terlalu lambat bagi Naruto karena sudah lima menit sesudah Kurama menonjoknya.

Naruto awalnya ingin mencegah dua orang itu tapi terlambat, Kurama sudah menghajar kakaknya terlebih dahulu.

"Enyah kau dari sini" desis Kurama.

"Kau!!!! Berengsek!!!" Menma menerjang Kurama.

Kurama menatap datar Menma yang berlari kearahnya dengan santai ia mengangkat kaki kanannya dan menendang perut Menma keras membuat kembaran Naruto itu seakan terbang kebelakang.

"Gukh" liur Menma keluar akibat tendangan Kurama. Menma terbatuk hebat, matanya melotot merasakan perutnya yang kesakitan.

"Ingat hal ini Namikaze, aku tidak pernah takut dengan siapapun, dan siapapun yang menggangguku dan orang terdekat ku akan kuhajar mereka" peringat Kurama.

Sejak hari itu Menma tidak mau lagi bersitegang langsung dengan Kurama.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

I'M Not Idiot

'Naruto' bicara batin.
"Naruto" bicara biasa.
/Naruto\ bicara telpon.
Naruto flashback.

.

Canggung.

Satu kata itu yang terjadi pada dua orang yang berjalan dengan pelan di salah satu taman kota Konoha ini.

Temari - salah satu orang itu, menghela nafas lelah plus jengkel. "Sampai kapan kita diam seperti ini?" Tanyanya jengkel.

Shikamaru menghela nafas, memang dia yang mengajak Temari jalan, karena saran teman pirangnya yang menyuruhnya bergerak untuk mendapatkan cintanya, dan entah kenapa ia menuruti saran itu.

Shikamaru ingin menghilangkan keadaan canggung ini. Tapi, seperti yang semua orang tau ia tidak bisa mengawali pembicaraan yang menyenangkan.

'Merepotkan'. Keluhnya.

"Bagaimana kalau kita makan dulu lalu nonton film, kudengar ada film baru" ajak Shikamaru.

Dalam hati Temari lega karena akhirnya si nanas pemalas itu berbicara.

Temari hanya meng'iya'kan ajakan Shikamaru, lalu mereka melanjutkan kencan yang kaku itu.

Kedua pasang mata itu saling melirik, setelah menonton film, mereka memutuskan pulang kerumah dan Shikamaru yang merasa laki-laki harus dan wajib mengantarnya, apalagi itu gebetannya.

I'M Not Idiot

"Jadi bagaimana hasilnya?" Pemuda pirang itu bertanya dengan antusias.

"No coment" Shikamaru mengangkat tangannya.

"Pasti gagal" tebak Naruto, ia masih ingin menggoda teman malasnya itu. Tehehe.

Shikamaru merasa miris dalam hati, bagaimana bisa ia kalah dengan si konyol Naruto dalam hal asmara.

'Tidak adil!' ratapnya dalam hati.

"Bagaimana kalau kita nanti ke cafe di dekat toko baju depan jalan sana" suara itu membuat dua sahabat itu menoleh.

Terlihat Sai mengajak beberapa siswi yang mengerumuninya dengan senyum anehnya.

Mendengar ajakan Sai siswi-siswi itu mengangguk senang. Sudah menjadi rahasia umum kalau Sai suka jalan dengan banyak siswi, alias playboy, tapi semuanya tidak mempersoalkan hal itu.

Shikamaru pundung, entah mengapa ia merasa kalah dengan Sai.

"Lihat kau kalah dengan Sai, mungkin kau harus tersenyum" usul Naruto.

Cling.

Bola lampu menyala di atas kepala Shikamaru.

"Aku harus ke toilet" Shikamaru beranjak, sedikit berlari ke arah toilet terdekat.

Naruto menatap kepergian sahabatnya. "Mungkin kebelet" ujarnya mengangkat bahu. "Sendirian deh" keluhnya. "Mungkin aku harus ke tempat Ino-chan" ia tersenyum dengan idenya sendiri.

.

Mengerikan.

Shikamaru tidak tau lagi harus bagaimana, sekarang ia ada di toilet bercermin lalu mencoba tersenyum.

Terasa aneh dan mengerikan.

Bahkan ia merasa mendengar jeritan ketakutan saat ia mencoba tersenyum.

Ia berpikir bagaimana bisa Naruto tersenyum dan itu membuatnya mempesona.

"Argh! Merepotkan!" Serunya frustasi.

Tidak tau kalau ada yang mengintipnya dan menahan tawa.

"Selamat mencoba pemalas kehehehe" kekehnya lalu meninggalkan Shikamaru yang bertingkah luar biasa aneh itu.

.

Semangat Shika.

Dwi

13-12-2018

I'M Not IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang