Menma menyeringai melihat Naruto yang kalap menghajar preman-preman yang memang ia sewa untuk menculik Ino.
Ia dan satu orang yang juga ikut andil penculikan itu tersenyum remeh melihat Naruto mulai kelelahan.
"Naruto!" Seru Menma membuat Naruto menolehnya. "Aku tidak sabar membuatnya mabuk di bawahku" Menma menjambak rambut pirang Ino membuat wanita itu meringis sakit.
Kondisi Ino yang setengah sadar membuat amarah Naruto kembali membara, dalam beberapa pukulan ia menumbangkan sisa preman-preman itu.
Nafasnya memburu. Maniknya menajam juga sedikit nanar melihat orang yang berdiri disebelah Menma.
"Ternyata kau hebat juga, apa kau menjadikan berandalan diluar sana selama ini?" Tanya Minato - orang yang berdiri disebelah Menma.
"Kenapa kalian melakukan ini?" Tanya Naruto mencoba untuk tenang.
"Tidak ada alasan, kau hanya merusak pemandangan" sahut pria paruh baya itu memuakkan.
Wajah Naruto mengeras mendengarnya.
"Aku akan membawanya ke kamar tou-san" Menma mengangkat tubuh Ino.
"Menma!!" Naruto yang akan menerjang Menma dihentikan oleh pukulan Minato.
Minato memukul tidak dengan tangan kosong, ditangan ada tongkat besi yang panjang yang baru saja dipukulkan pada Naruto.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
I'M Not Idiot
'Naruto' bicara batin.
"Naruto" bicara biasa.
/Naruto\ bicara telpon.
Naruto flashback..
Naruto terbatuk hebat akibat pukulan Minato yang sudah kesekian kalinya diterimanya.
Naruto merasakan sakit di setiap sendinya.
"Kyaaaa!!!" Teriakan Ino membuat kesadaran yang tadi menurun menjadi menajam.
Dengan tertatih Naruto mulai bangkit. Minato menatap datar pada putranya yang mencoba berdiri dengan susah payah itu.
"Kenapa? Kenapa kalian melakukan semua ini padaku, apa salahku pada kalian ha?!" Seru Naruto.
"Kau pembawa sial, seharusnya kau tidak kembali, agar Naruko bisa sadar dari komanya" desis Minato.
"Lalu kenapa kalian melibatkan Ino dia tidak ada sangkut pautnya dengan ini, dia-"
"Karena dia adalah orang yang kau paling berharga untukmu, juga karena sepertinya Menma tertarik dengannya" Minato menyeringai.
"Apa?" Dipikir berapa kali pun Naruto tetap tidak habis pikir dengan yang ada dipikiran ayahnya, atau kakaknya bahkan ibunya sekalipun.
Kalau mereka menyakitinya ia masih bisa terima, tapi ia tidak mentoleransi siapapun yang menyakiti orang yang disayanginya terlebih Ino.
Kalau ini yang diinginkan mereka, Naruto akan melawan. Tidak ada keraguan lagi. Pandangannya menggelap.
"Ino-chan, tunggu sebentar lagi" gumamnya.
Naruto berlari kearah Minato dengan cepat.
Naruto menendang tongkat yang dipegang Minato.
Kini mereka sama-sama bertangan kosong.
"Jangan sombong Naruto!" Minato menyerang Naruto dengan tinjunya yang dihindari Naruto dengan memundurkan tubuhnya kebelakang.
Naruto membalas dengan tendangan ke perut tapi ditangkis oleh Minato.
"Naruto!!!" Seruan yang diikuti bunyi lari bergerombol itu menghentikan duel Naruto dan Minato.
"Kalian" Naruto terkejut melihat tiga orang didepannya ini. "Ino dibawa Menma, dia ada di atas" ujar Naruto.
"Kau yang sebaiknya ke sana, biar si brengsek ini kami yang mengurus" ujar Kurama.
Naruto menuruti usul itu dan segera menyusul Menma.
Setelah Naruto pergi Kurama menatap tajam Minato, hal itu tidak berbeda dengan dua orang disebelahnya.
"Beraninya kalian melakukan ini pada kedua adikku" desis Kurama murka.
I'M Not Idiot
Naruto mengikuti suara Ino yang didengarnya meski pelan, sampai akhirnya ia sampai di pintu yang sengaja tidak tertutup sepenuhnya.
Didorongnya pintu itu dan apa yang ada didepannya membuat amarahnya semakin menjadi.
"Menma akan ku bunuh kau!!!" Raung Naruto.
Naruto menerjang Menma yang saat itu akan melakukan penyatuan dengan Ino.
Dengan tatapan dinginnya ia menghajar Menma tanpa membiarkan Menma membalas.
Bahkan Menma yang tidak sadarkan diri tergeletak dilantai masih dihajar habis-habisan oleh Naruto.
Ia tidak akan pernah memaafkan keluarganya lagi. Tidak akan berbaik hati lagi.
"Naruto sudah cukup" Shikamaru menjauhkan Naruto yang masih memukuli Menma hingga tangannya sendiri berdarah.
"Na-Naruto-kun" lirih Ino ketakutan.
"Gomen, aku terlambat Hime" Naruto memeluk Ino yang sudah memakai selimut.
"Aku takut" ujar Ino lirih.
"Aku disini Hime, tidak ada lagi yang perlu ditakutkan" ujar Naruto menenangkan.
Mereka pergi dari sana dengan Ino dalam gendongan Naruto.
.
Berita tentang kejahatan yang dilakukan ayah dan anak dari keluarga Namikaze itu menyebar dengan cepat.
Naruto melaporkan hal itu pada pihak berwenang. Sidang baru saja selesai dengan hasil Minato dan Menma dihukum penjara dan denda.
Kabar itu membuat saham perusahaan hotel dan entertainment dibawah naungan Namikaze menurun tajam.
Kakashi yang sebagai wakil Minato dibuat kelimpungan, untung saja Uchiha mau membantu hingga mereka tidak sampai gulung tikar.
Kushina sudah memohon maaf dan keringanan hukuman untuk suami dan anaknya tidak di gubris sama sekali oleh Naruto.
Naruto hanya menatap ibunya itu datar, tidak ada lagi kebaikan yang tersisa untuk keluarganya.
Tidak lagi.
Benarkah itu?.
.
Satu chapter lagi tamat.
Biar ada ceritaku yg berlebel tamat gitu.
Dwi
31-12-2018
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M Not Idiot
FanfictionDia yang tersisih, selalu sendiri, dianggap angin lalu, dibenci tanpa tau salahnya. Dia yang berbeda, menyembunyikan perbedaan dirinya dari orang lain. . fanfic Naruto pertama gambar bukan milik Dwi, cerita milik Dwi.