Sudah satu minggu sejak kejadian menggemparkan dirumahnya.
Naruto menjalani hidupnya dengan senyum, meski masih ada rasa kecewa, marah, juga benci pada keluarganya.
Hei, dia masih kecil, usianya belum genap sepuluh tahun.
Loteng rumah Namikaze adalah kamarnya mulai dua minggu yang lalu.
Disini dingin, ada tikus dan banyak serangga lainnya. Naruto harus putar otak agar hewan-hewan itu tidak mengganggu tidurnya.
Hari ini hari libur, keluarganya sedang bermain di taman belakang rumahnya. Naruto melihat mereka bahagia.
Entah memang kenyataannya atau hanya khayalannya Menma sering meliriknya dari bawah sana dengan senyum mengejek miliknya. Menma seakan menegaskan mereka tidak butuh dirinya, dirinya hanya hama pengganggu.
Naruto meremat dadanya yang merasa sesak.
Rasa iri itu muncul lagi. Wajahnya mengeras.
Tidak, ia tidak boleh termakan rasa negatif dalam dirinya. Naruto memutuskan untuk beranjak, ia sudah punya janji dengan orang lain saat ini.
I'M Not Idiot
Yamanaka Inoichi, adalah seorang ahli psikolog anak, yang merupakan ayah dari Yamanaka Ino, gadis yang dulu pernah bertemu dengan Naruto di ayunan taman kala itu.
Sungguh takdir yang menyenangkan berkenalan dengan Ino dan bertemu dengan ayahnya yang bisa membantunya belajar membaca dan menulis seperti teman sebayanya.
Mulai dari pertemuan pertamanya dengan ayah Ino, Naruto tak tau bahwa ia akan menjadi seperti ini. Naruto menemukan kebahagiaannya dikeluarga ini.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
I'M Not Idiot
'Naruto' bicara batin.
"Naruto" bicara biasa.
/Naruto\ bicara telpon.
Naruto flashback..
Semua menjauh menatap sinis pemuda blonde yang melangkah itu. Yang sama sekali tidak memperdulikan tatapan yang dilayangkan untuknya.
"Ohayou." sapa gadis yang juga berambut pirang itu.
"Ohayou Hime." balas pemuda blonde itu.
"Mou~ Naruto-kun masih pagi sudah menggodaku saja." rengek Ino -gadis blonde itu.
"Aku tidak menggodamu Hime." sahut Naruto.
Mereka berjalan bersama mengabaikan tatapan iri, dan sinis semua murid.
"Ne, nanti kau harus ke rumahku." ujar Ino.
"Kenapa?" Tanya Naruto yang merasa tidak berjanji akan ke rumah gadis blonde itu.
"Tou-san dan Kaa-san rindu pada calon mantunya." ujar Ino menggoda.
Naruto memalingkan wajahnya, ia merasa wajahnya memanas. Baru kali ini ia digoda oleh Ino.
Terdengar kekehan Ino disebalahnya. Ia menyukai wajah malu Naruto, seharusnya ia sering membalas godaan Naruto, Ino sedikit menyesal tidak melakukan itu sejak dulu.
"Sudah berani menggodaku ya." gemas Naruto.
"Hehehe Naruto-kun Kawai ne." kekeh gadis blonde itu.
Sepanjang perjalanan menuju kelas mereka berbagi tawa dan senyum. Hal yang jarang mereka lihat dari Naruto.
Dan lihatlah beberapa siswi wajahnya memerah saat melihatnya.
-Naruto seharusnya kau menyadari potensi mu nak-
I'M Not Idiot
"Menma sepertinya kau kalah dengan adikmu." ujar pemuda emo itu remeh.
"Urusai, Teme." adik idiot itu makin bertingkah, padahal sudah ia peringatkan.
"Adik idiot itu mau main-main denganku." geram Menma melihat kebersamaan adiknya dan Ino membuatnya muak.
Memang baru kali ini ia melihat Naruto bahagia seperti itu. Mungkin ia akan merusak kebahagiaan itu.
Naruto tidak boleh bahagia. Itu yang tertanam di otaknya.
.
Jahat banget Menma.
Udah ya dikit aja pegel ni tangan ngetik kilat pake hp.
Dwi
02-12-2018.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M Not Idiot
FanfictionDia yang tersisih, selalu sendiri, dianggap angin lalu, dibenci tanpa tau salahnya. Dia yang berbeda, menyembunyikan perbedaan dirinya dari orang lain. . fanfic Naruto pertama gambar bukan milik Dwi, cerita milik Dwi.