6

5.9K 342 22
                                    

Gadis berambut indigo itu menatap Naruto dari kejauhan, dengan sebagian wajahnya yang tertutupi syal merah ia mengingat dengan jelas saat Naruto menolongnya.

Cinta pertamanya.

Sejak itu ia mulai memperhatikan Naruto yang katanya idiot, bodoh, dan nakal.

Dan gadis itu tau Naruto tidak seperti itu.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

I'M Not Idiot

'Naruto' bicara batin.
"Naruto" bicara biasa.
/Naruto\ bicara telpon.
Naruto flashback.

.

Naruto masih diposisi duduknya dilantai akibat dorongan Menma, ia sedang membeli makanan ringan untuknya dan Ino yang saat ini sedang menunggu di perpustakaan.

"Apa maksud Nii-san mendorongku?" Tanya Naruto seraya berdiri dari jatuhnya.

"Hanya ingin saja." sahut Menma menyebalkan.

Naruto mendengus, dengan santai ia berlalu sebelum sebuah bogem membuatnya kembali oleng.

Tangan Menma masih terkepal sesudah memukul Naruto, senyum puas hadir di wajahnya.

Naruto meringis bagaimana pun pukulan kakaknya tidak bisa dibilang pelan.

Murid-murid yang melihat hal itu terpekik kaget, mereka tidak menyangka Menma berani adu jotos di lingkungan sekolah.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN!!" Teriakan itu menghentikan gerakan Menma yang akan mencengkram kerah seragam Naruto.

Iruka-sensei -mereka memanggilnya seperti itu. Berdiri dengan wajah garangnya.

Melihat kearah Naruto yang memegangi pipi kirinya, lalu melihat Menma yang mengepalkan tangannya. Dalam sekali lihat guru dengan rambut diikat itu tau situasinya.

"Menma, kau dihukum membersihkan toilet setelah sekolah hari ini." ujar Iruka tegas. Matanya menyiratkan tidak mau dibantah, membuat Menma ciut dan akhirnya mengangguk kaku.

Iruka mengangguk puas. "Dan untuk Naruto pergi ke UKS, jangan biarkan pipimu membengkak." ucap Iruka sebelum membubarkan barisan murid yang menonton.

Naruto berjalan ke kantin, ia berencana membeli makanan dulu sebelum ke UKS.

"Na-Naruto-kun.". seorang gadis menghadang Naruto.

Naruto menetap gadis itu yang terlihat menundukkan wajahnya yang memerah. "Ya?" respon Naruto akhirnya.

Gadis itu menyodorkan sesuatu, seperti saleb. Naruto mengangkat alisnya tidak mengerti.

"I- ini, saleb untuk pipimu." ujar gadis itu menyodorkan pada dada Naruto yang reflek memegangnya, dan hal itu membuat secara tak sengaja bersentuhan dengan tangan Naruto.

"Pe-permisi." ujar gadis itu sebelum berlari dari hadapan Naruto.

Naruto menatap gadis itu dengan bingung. Naruto mengenalnya, mereka pernah sekelas dulu. Hinata. Hyuga Hinata. Gadis pemalu. Setidaknya itu yang ia ketahui dari Hinata.

I'M Not Idiot

Pekikan Ino menyambutnya sesaat ia menyapa gadis itu. Dan hal itu membuatnya ditegur oleh murid lain dan juga penjaga perpustakaan.

"Siapa yang memukulmu?" Tanya gadis pirang itu berbisik.

"Menma." jawab Naruto pendek, ia menaruh makanan di meja.

"Kita ke UKS." sahut Ino sedikit panik.

"Kurasa itu berlebihan, aku sudah punya saleb." Naruto menunjukkan saleb dari Hinata.

Ino meraih saleb itu dan membukanya. "Apa kau membalasnya?" Tanyanya.

Naruto mendengus. "Tidak perlu, hanya membuang tenaga percuma."

"Seharusnya kau balas berlipat-lipat." Ino mulai mengoleskan saleb itu kepipi Naruto dengan pelan.

"Aku malah senang, dengan luka ini aku bisa diobati sama kamu." goda Naruto, ia menyentuh tangan Ino yang mengobati pipinya, tatapan penuh sayang dilayangkan pada Ino.

Wajah Ino memerah, 'Kenapa Naruto malah ngegombal sih'. Batinnya histeris.

Melupakan sosok Hinata.

Bukankah orang yang selalu mendampingi kita akan kalah dengan seseorang yang hanya melihat dari jauh yang hanya mendamba?

.

"Kudengar kau dihajar Menma." ujar Shikamaru sebelum menguap lebar tanpa bersusah payah menutup mulutnya.

Shikamaru dan Naruto memang teman sedari kecil. Hanya sedikit yang tau hal itu.

"Dasar tukang gosip." ejek Naruto pada temannya itu. Mereka sedang menuju kedai milik Naruto, berencana untuk makan bersama disana. Sejak tidak diakui secara sah oleh keluarganya ia membangun kedai ramen tentu dengan bantuan beberapa orang dewasa termasuk orang tua Ino dan Shikamaru.

"Hei jangan salahkan aku, gadis-gadis itu terlalu berisik membuat tidurku tidak tenang." elak pemuda nanas itu.

"Ya ya ya." sahut Naruto malas. "Aku heran kenapa kau selalu tidur di kelas tapi kenapa kau tidak mendapat nilai merah dirapotmu?" Tanya Naruto menatap sahabatnya.

"Salahkan otak jenius ku." ujarnya sombong.

Naruto mendengus geli.

"Kenapa tidak membalasnya?" Shikamaru melirik Naruto.

"Hanya ingin saja." Naruto meniru ucapan kakaknya tadi.

"Ck, merepotkan." dan akhirnya kata itu keluar dari mulut Nara muda itu.

Naruto terkekeh mendengar slogan temannya itu.

Shikamaru memukul lengan Naruto pelan, kemudian mereka tertawa bersama.

.

Persahabatan yang manis bukan. Ugh, shikanaru 😍

Dwi

05-12-2018

I'M Not IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang