18

3.3K 211 17
                                    

/Shika, aku memutuskan akan pergi dalam waktu dekat ini\ suara itu terdengar sedikit frustasi di telinga Shikamaru.

/Kau yakin Naruto?\ Shikamaru bertanya seperti itu hanya ingin sahabatnya tidak terlalu terburu-buru mengambil keputusan, agar tidak menyesal kelak.

/Yakin\ kali ini suara Naruto terdengar tegas.

/Aku mengerti, aku akan menyiapkan semuanya\ Shikamaru menjauhkan telepon dari telinganya setelah mendengar jawaban temannya.

"Jadi kapan kalian berangkat?" Pertanyaan itu keluar dari Nara Shikaku ayahnya.

"Kemungkinan minggu depan, aku harus mengurus beberapa hal lagi" jawab Shikamaru.

"Naruto anak yang baik, sayang sekali keluarganya menyia-nyiakannya" komentar Shikaku. "Apalagi dengan ingatannya yang istimewa itu" lanjutnya.

"Aku yakin mereka akan menyesal ayah, suatu saat nanti" ujar Shikamaru ia menatap langit malam dibelakang rumahnya.

"Berhati-hatilah, jaga kesehatanmu, ayah mendo'akanmu dari sini" pesan Shikaku.

Anak dan ayah itu menghabiskan waktu bersama, karena sebentar lagi mereka akan berpisah untuk waktu yang lama.

Mereka akan saling merindukan dan mendo'akan.

Ditemani secangkir teh mereka menghabiskan malam itu dengan berbicara, dan bercerita banyak hal, yang jarang mereka lakukan.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

I'M Not Idiot

'Naruto' bicara batin.
"Naruto" bicara biasa.
/Naruto\ bicara telpon.
Naruto flashback.

.

Kepalan tangan Naruto berhenti tepat didepan wajah Menma yang sudah beberapa kali ia pukul.

"Siapa yang anda panggil dengan nama Uzumaki Naruto?" Naruto menatap ayahnya datar.

"Kau-" Minato tidak bisa menjawab pertanyaan itu.

"Menma!" Kushina menghambur ke Menma dan memeluknya erat melindunginya dari Naruto.

"Anda sendiri yang menghapus nama Uzumaki Naruto dari nama keluarga Uzumaki dan Namikaze" nafas Naruto yang awalnya memburu mulai tenang. "Benarkan Namikaze-sama?" Itu bukan pertanyaan lagi melainkan pernyataan yang benar adanya.

"Seharusnya saya lebih bisa mengerti lagi, dari dulu hingga sekarang saya tidak pernah menjadi bagian dari anda dan keluarga anda" Naruto melirik ibunya yang memeluk erat kakak kembarnya itu.

Diperlihatkan raut kesedihan dan iri yang selama ini ia pendam pada ibunya itu.

Kushina tersentak melihatnya.

"Apa maksudmu memukul Menma seperti ini Naruto?" Akhirnya Minato bisa mengendalikan diri lagi.

Naruto mendengus. "Tanya saja pada anakmu kesayangan dan kebanggaan anda Namikaze-sama" Naruto melangkah pergi dari ruangan itu yang terasa menyesakkan baginya.

"Naruto aku belum selesai bicara pada dengan mu!" Seru Minato.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi Namikaze-sama" Naruto kembali melangkah sebelum kembali berhenti dan menghadap ke arah Minato dan Kushina lagi. "Saya akan pergi dari rumah ini, sesuai dengan keinginan kalian dulu" ucap Naruto datar. "Terimakasih sudah melahirkan saya dan merawat saya selama beberapa tahun, juga mengizinkan saya tinggal di loteng rumah anda, maaf sudah merepotkan kalian semua, saya akan berkemas sekarang" setelah mengucapkan itu Naruto berlalu dari sana.

Kedua orang tua itu merasakan sedikit pukulan dihati mereka saat mendengar Naruto berbicara seperti itu.

Apa mereka sudah benar-benar keterlaluan?.

Tunggu tadi Naruto bilang akan pergi dari rumah ini bukan?.

Satu hal yang kedua orang tua itu tau mereka sudah terlambat.

Sedangkan satu orang lagi tersenyum senang mendengar Naruto akan pergi dari rumah ini.

I'M Not Idiot

"Sayang sekali kalian akan pindah dari sekolah ini, padahal kalian menjadi kebanggaan sekolah ini" ucapan salah satu guru yang ada didekatnya membuat Sakura menoleh, dilihatnya satu kepala nanas dan duren sedang berbicara dengan guru itu.

Dan, tunggu apa maksudnya tadi mereka akan pindah sekolah?!.

"Haruno-san, seperti biasa ya, nanti kuncinya ditaruh ditempat biasa" ujar seorang guru yang bertugas piket hari ini.

"Ha'i sensei, saya permisi dulu" Sakura segera keluar dari ruangan itu dan berniat menyusul dua temannya itu.

"Shikamaru-kun, Naruto-kun!" Panggilnya.

"Ya" respon Naruto.

"Apa benar kalian akan pindah sekolah?" Tanya Sakura dalam hati berharap ia salah dengar.

"Ya benar" jawaban Naruto membuat harapan Sakura runtuh.

"Shikamaru-kun boleh aku berbicara berdua denganmu, kumohon" pinta gadis musim semi itu.

Shikamaru mengangguk setelah saling memberi isyarat dengan Naruto, lalu mengikuti Sakura yang berjalan didepannya.

"Jadi ada apa Haruno-san?" Tanya pemuda nanas itu penasaran karena menurutnya selama ini ia merasa tidak ada urusan dengan teman sekelasnya ini.

"Shi-Shikamaru-kun, ak-aku menyukaimu!" Seru Sakura.

"He?" Dan dibalas dengan tampang bodoh Shikamaru.

.

Dwi

19-12-2018

I'M Not IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang