Gadis indigo itu menatap atas pohon dengan sedih, di dahan paling tinggi itu ada sebuah syal merah yang tersangkut, itu syal milik Haha nya.
Saat ini musim dingin dan hari ini adalah hari paling dingin daripada sebelumnya, uap keluar dari mulutnya, digosoknya kedua tangan kecilnya dan mendekatkan ke wajah dan lehernya.
Lehernya sedikit sakit karena mendongak terlalu lama. 'Aku harus apa?' batinnya.
Hanya syal itu kenangan dari ibunya yang sudah lama tiada.
'Memanjat? Tapi aku tidak bisa memanjat pohon'. Batinnya. "Aku harus mencobanya" gumamnya lalu mendekati pohon itu.
Belum juga naik gadis itu jatuh tersandung. Telinganya mendengar langkah mendekatinya dengan buru-buru.
"Daijobu?" Itu suara anak laki-laki.
Hinata - gadis indigo itu bangun dengan bantuan anak laki-laki itu.
Mata biru jernih wajah yang terlalu dekat yang menyuratkan khawatir juga tangan yang terulur untuknya itu membuatnya bersemu. Ia tidak pernah dekat dengan anak lain seperti ini.
Hinata mengangguk sebagai jawaban.
"Diluar dingin kenapa kau tidak pulang kerumahmu" ujar anak laki-laki itu.
"Syalku" Hinata menunjuk syalnya yang tersangkut.
"Ah" anak laki-laki itu mengangguk mengerti. "Akan aku ambilkan" ujarnya, dengan gagah berani anak itu memanjat pohon dengan hati-hati.
Dan Hup, ia berhasil mengambil syal itu dan turun dengan selamat.
"Ini" anak laki-laki itu menyodorkan syal itu pada Hinata yang diterima Hinata dengan wajah merahnya.
"Te- terima kasih" ujar gadis indigo itu.
"Sama-sama" anak laki-laki itu tersenyum lebar sebelum pergi.
Meninggalkan Hinata yang akan selalu mengingat hal ini.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
I'M Not Idiot
'Naruto' bicara batin.
"Naruto" bicara biasa.
/Naruto\ bicara telpon.
Naruto flashback..
Naruto menatap gadis indigo yang berdiri dihadapannya itu dengan heran.
Awalnya ia berpikir saat ia ditabok kakaknya dengan penuh perasaan kemarin lalu Hinata memberi saleb padanya itu sebuah tidak kesengajaan, ia pikir Hinata saat itu kebetulan mempunyai saleb dan berbaik hati memberikan pada Naruto.
Tapi sudah seminggu ini ia merasa Hinata memang benar selalu ada disekitarnya. Entah sengaja atau tidak.
Apa gadis ini perwujutan sadako? Hiii!! Naruto merinding.
"Jadi ada apa Hyuga-san?" Tanya pemuda blonde itu.
"Na-Naruto-kun, aku hanya i-ingin bertanya" jawab Hinata terbata, dalam hati ia masih ragu untuk mengucapkan apa yang ingin di ketahuinya.
"Bertanya apa?, Dan kenapa harus di sini?" Tanya Naruto melirik sekitarnya, ia agak merinding.
Benar, mereka ada di belakang sekolah mereka. Tempat yang jarang didatangi bahkan oleh anak badung sekolah mereka.
Dan itu membuat Naruto agak merinding. Perlu kalian tau Naruto agak takut pada hal-hal begitu.
"Ma-maaf Naruto-kun, ini sedikit pribadi" gugup Hinata, dalam hati ia sedikit geli ia lupa bahwa Naruto takut hal-hal begitu.
"Yahh, tak apa, jadi langsung ke intinya" tegas Naruto.
"Aku ingin tau ada hubungan apa dengan Ya-Yamanaka-san" akhirnya Hinata mengucapkannya.
Kening Naruto berkerut, memangnya kenapa dengan hubungannya dengan Ino?
"Ma-maaf aku hanya ingin tau" jelas Hinata.
"Kami memiliki hubungan yang spesial, dan ku rasa itu tidak ada hubungannya dengan mu Hyuga-san" jelas Naruto tegas membuat Hinata tersentak. Ia memang sudah berpikir sebelum bertanya tentang hal ini.
Hinata hanya ingin mengetahui dengan pasti dari Naruto sendiri tentang hubungan ini. Dan setelah tau hal yang sebenarnya Hinata kecewa.
Naruto sudah punya gadis lain.
"Go-gomennasai" Hinata berlari meninggalkan Naruto yang belum sempat merespon maksud dari Hinata hari ini.
Digaruknya rambut blonde nya, ia memutuskan pergi dari salah satu tempat yang angker dalam list-nya.
I'M Not Idiot
"Jadi bagaimana?" Tanya gadis bersurai merah muda.
"Sakura-chan, sepertinya Naruto-kun memang mempunyai hubungan dengan Yamanaka-san" sahut Hinata lirih.
"Apa aku harus menghajarnya, karena sudah berani membuatmu sedih seperti ini" ujar Sakura yang sudah berdiri dengan tangannya yang terkepal.
"Ja-jangan Sakura-chan" cegah Hinata. "Dia tidak salah apa-apa" lanjutnya.
"Jaa, kamu tidak boleh sedih kalau begitu" Sakura segera menenangkan sahabatnya yang sedang patah hati itu.
Hinata mengangguk dalam pelukan sahabatnya.
.Hujan turun sesaat sebelum Naruto dan Ino akan pulang kerumahnya.
"Aku tak bawa payung" ujar Ino.
"Kan sudah ku bilang hari ini akan hujan" sahut Naruto gemas.
"Lupa" dengan cueknya gadis pirang itu mengangkat bahu tidak peduli.
"Dasar" Naruto mencubit hidung Ino gemas.
Dengan segera Naruto mengambil payung ditasnya. Dan memberikan pada gadisnya itu.
"Ayo naik" Naruto berjongkok di depan Ino yang menatap tidak mengerti.
"Kamu harus memayungi aku, selagi aku menggendongmu" jelas Naruto. "Adil bukan" lanjutnya dengan senyum lebar andalannya.
Wajah Ino memerah dengan sempurna. "Baka" lirihnya.
.
Cenut-cenut atiku.
Dwi
06-12-2018
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M Not Idiot
FanfictionDia yang tersisih, selalu sendiri, dianggap angin lalu, dibenci tanpa tau salahnya. Dia yang berbeda, menyembunyikan perbedaan dirinya dari orang lain. . fanfic Naruto pertama gambar bukan milik Dwi, cerita milik Dwi.