19

3.6K 228 41
                                    

Kushina dan Mikoto berjalan bersama dengan santai sesekali mereka tertawa karena hal lucu yang mereka lihat.

Ditangan kedua ibu itu ada tas belanja yang mereka beli, mereka terbiasa belanja berdua tanpa pengawalan dengan begitu mereka akan lebih leluasa.

Mereka berdiri dipinggir jalan bersama pejalan kaki lainnya menunggu lampu berubah hijau untuk pejalan kaki.

Tuk' sebuah dompet terjatuh didepannya.

Kushina mengambil dombet itu tapi sayang sekali pemilik dompet itu berlari menjauh.

"Tunggu! Tuan dompet anda terjatuh!" Serunya.

"Kushina awas!!!" Seruan Mikoto membuatnya menoleh ke samping.

Ada truk barang yang kehilangan kendali akan menabraknya.

Waktu terasa lambat. Sekelebat ada orang yang dengan cepat mendorongnya menjauh dan menggantikan posisinya berdiri tadi.

Bruakkk!!!

Tubuh itu terpental beberapa kali sebelum akhirnya berhenti dengan darah yang keluar deras dari tubuhnya.

Kushina perlahan mendekati tubuh itu.

Wajah itu. Wajah yang Kushina kenal. Wajah berlumur darah itu.

"Naruto!!!" Teriakan Kushina membuat orang disebelahnya terbangun karena terkejut.

Mata Kushina bergerak liar melihat sekelilingnya, ternyata ia ada di kamarnya. Ternyata ia cuma bermimpi.

"Ada apa koi, kenapa kau berteriak?" Minato bertanya setengah sadar.

Isakan keluar dari mulut Kushina, sungguh itu mimpi paling buruk yang ia alami.

Naruto menyelamatkannya dari truk itu.

Sudah satu bulan sejak Naruto keluar dari rumah, dan ia tau kalau putra bungsunya itu sudah tidak ada di Jepang lagi.

Sejak itu ia tidak tenang. Apa yang terjadi dengan Naruto. Putra bungsunya.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

I'M Not Idiot

'Naruto' bicara batin.
"Naruto' bicara biasa.
/Naruto\ bicara telpon.
Naruto flashback.

.

10 tahun kemudian

Jubah putih itu membalut tubuh tan itu dengan sempurna, kaca mata baca bertengger anteng dihidungnya, matanya fokus pada tulisan di kertas yang dipegangnya, kadang keningnya berkerut tidak mengerti.

Sepasang mata berbeda warna itu menatap sosok yang fokus membaca itu.

"Ehem!" Deheman keras itu menyentak lelaki blonde yang fokus membaca itu.

"Hime!" Seru Naruto- lelaki itu.

"Waktunya makan siang Naruto-kun" Ino menunjukkan bento yang ia bawa.

Naruto tersenyum lebar, meninggalkan berkas yang ia baca dan duduk disebelah Ino disofa yang ada di ruangannya.

Harum masakan yang di bawa Ino membuat Naruto menutup matanya.

"Sepertinya kau semakin mahir memasak, Hime" puji Naruto dengan senyumnya.

Wajah Ino memerah. "Sudah jangan menggodaku, aaa" Ino menyuapi kekasih blonde nya itu.

I'M Not IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang