8 // such an interesting boy

2.7K 599 71
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

dengan langkah mengendap-endap yang super pelan, seungmin berjalan masuk setelah menutup pintu apartemennya tanpa suara.

kepalanya menengok ke seluruh ruang tengah yang lampunya masih menyala—sebuah gestur familiar bagi seorang anak yang pulang telat dan memastikan bahwa orangtuanya sudah tertidur.

pada kenyataannya seungmin memang—sengaja—sampai di apartemen lebih malam dari biasanya. ia membelokkan mobil ke rumah jinyoung terlebih dahulu tadi, tidak memedulikan kata-kata sampah sunwoo yang tidak jauh dari,

"nanti dikhawatirin lo sama pak hyunjin."

entah berapa kali seungmin berusaha mendaratkan pukulan pada kepala yang isinya hanya segenggam kecil otak milik sunwoo itu meski tetap berakhir gagal—jinyoung yang melerai mereka.

napas tertahan seungmin mulai mereda, begitu ujung kakinya sudah hampir sampai di depan pintu bertuliskan 'seungmin's room please don't touch' tanpa mendapati tanda-tanda seorang hwang hyunjin.

nyaris saja, karena saat si bocah kim masih sibuk mencari kunci kamar di dalam ransel ungunya, suara pintu dibuka terdengar dari ruangan sebelah.

seungmin tercekat kembali dan menoleh dengan tatapan horor.

"seungmin, kok baru pulang?" sapa hyunjin dengan nada terlampau ramah hingga membuat seungmin merinding—akan jauh lebih baik dan menyehatkan bagi seungmin untuk hyunjin memberinya hukuman menulis seratus halaman laporan daripada bertingkah aneh seperti ini.

tidak berkutik, seungmin bisa merasakan langkah hyunjin mendekat. dosennya itu menyajikan kesan yang seratus delapan puluh derajat berbeda dengan hanya kaus putih serta celana kain kotak-kotak dan sepasang sandal rumah yang terlihat nyaman.

rambut hyunjin setengah basah—tangannya masih menggenggam sebuah hairdryer dengan handuk kecil menggantung di kedua bahu—saat ia mengulas sekilas senyum kecil. beberapa tetes air jatuh ke lantai kayu apartemen dan demi apapun, seungmin benar-benar membenci hal itu.

ia sangat tidak suka ketika lantai tempat tinggalnya kotor, tapi basah adalah sesuatu di level lain yang membuatnya ingin menebar tisu di setiap inci ruangan.

dan fakta bahwa ia tidak bahkan bisa berteriak tentang bagaimana menyebalkannya rambut basah hyunjin meneteskan tetesan air di lantai itu membuat seungmin semakin geram.

"anyway, we haven't, like, talk each other since i came." ucap hyunjin lagi, berusaha membuka jalur konversasi yang entah kemana arahnya. "kita memang dosen dan mahasiswa di kampus, but can we be like a normal flatmate at least here?"

lidah tajam hyunjin melunak begitu saja, melelehkan atmosfer beku di sekitarnya meski kekesalan seungmin masih belum bisa terbayar. intonasi yang diujar si laki-laki hwang terlampau rendah, dan seungmin membenci akan bagaimana ia bersikap seribu persen normal seolah mereka tidak sedang in a bad temper.

"hey, are you listening?"

entah seungmin yang terlalu larut dalam pikiran berkecamuknya sendiri atau memang bumi berputar lebih cepat dari biasanya, tahu-tahu hyunjin sudah berdiri lima belas senti di hadapannya, menundukkan pandangan untuk menangkap arah tuju mata seungmin.

dengan gerakan refleks yang kecepatannya melebihi cahaya menembus kaca jendela di pagi hari, seungmin memundurkan diri—hampir saja mendorong keras bahu hyunjin untuk menjauhinya jika saja tangannya tidak penuh akan tas dan kunci kamar.

"what the fuck." umpat seungmin, akhirnya mengeluarkan suara meski bukan yang hyunjin inginkan. "pak, pernah denger tentang personal space?"

hyunjin tertawa, dosen itu mengumbar tawa saat seungmin secara terang-terangan sedang menyindir dan mengusirnya dengan cara yang kelewat sarkastik.

harus diakui bahwa suaranya merdu saat hyunjin terkekeh, tapi seungmin bersumpah tidak akan pernah bisa memiliki perasaan selain benci.

"oke, oke. saya nggak akan deket-deket if you mind your personal space that much." jawab hyunjin santai, tidak sama sekali ada nada sakit hati. "but firstly, boleh nggak kita punya semacam, peraturan?"

raut seungmin masih pahit tapi alisnya naik sebelah saat hyunjin melanjutkan. "peraturan?"

"ya, saya boleh kasih peraturan dan kamu juga, since we'll live together for at least one year." jelas hyunjin. "peraturan pertama, tolong jangan panggil saya pak. dan bisa nggak kita nggak pakai saya-kamu disini? rasanya jadi tua banget padahal umur kita nggak sejauh itu juga."

seungmin bungkam, namun diam-diam tertarik. ia tidak berpikir bahwa hyunjin akan menolak untuk diperlakukan seperti seorang raja di sini.

"oh, then what should i call you?"

hyunjin menggaruk tengkuknya, agak canggung. "um, kak hyunjin mungkin? if you don't mind."

seungmin hampir saja tertawa geli, namun tidak menolak pada akhirnya.

"oke, kak hyunjin yang terhormat." sahutnya. "berarti pake lo-gue juga boleh?"

padahal beberapa jam yang lalu, seungmin frustasi akan bagaimana bersikap tetap baik namun tidak terlalu baik untuk dianggap dekat dengan si dosen muda agar kehidupannya di kampus tidak rusak. namun di sinilah ia sekarang, mengambil langkah berani dari apa yang tengah diatur oleh hyunjin.

laki-laki yang lebih tua sempat hampir tergelak kaget. ia berpikir selama dua detik, lalu mengangguk perlahan meski agak ragu.

"well, oke. terserah kamu aja. yang penting nggak formal."

sebuah senyum puas akhirnya tergambar di kurva seungmin. laki-laki itu melipat kedua lengannya, merasa berlipat kali lebih percaya diri untuk menentang lagi.

"oke itu peraturan dari lo, sekarang giliran gue." ucap seungmin, sedikit terkekeh geli namun senang atas panggilan barunya terhadap si dosen muda.

hyunjin entah kenapa mulai bergerak tidak nyaman, merasa menyesali keputusan yang ia buat lima detik yang lalu untuk membiarkan seungmin memanggilnya sesukanya.

seungmin mengambil selangkah maju, sekaligus memasukkan kuncinya ke lubang pintu—bersiap untuk masuk—sementara hyunjin hanya memandanginya bingung karena bukannya mereka masih berada di tengah percakapan tentang kesepakatan membuat beberapa peraturan?

"we are not allowed to talk to each other at this apartment, that's it. that's the talk."

dan dengan itu, seungmin masuk ke dalam kamarnya, menutup pintu dengan keras tepat di depan wajah hyunjin yang penuh tanda tanya.

"kim seungmin," kekeh hyunjin. "such an interesting boy."

-

[a/n]
aku akan slow update lagi karena mingdep uas wkwkowkwok

𝙥𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙥𝙖𝙥𝙚𝙧𝙬𝙤𝙧𝙠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang