bonus // the lovely photographer

2.5K 275 10
                                    

halo aku kangen banget sama ppw jadi here's a 1,5k words bonus chapter huhu

ini timeline-nya pas seungjin belum jadian, belum kejadian cium-ciuman, masih setengah musuhan lah pokoknya wkwk

semoga suka ya😢 happy reading!

-

satu dari sekian hal paling dibenci hyunjin di dunia adalah : difoto secara diam-diam.

menjadi objek visual untuk dinikmati secara pribadi oleh si pendosa (tukang ambil gambar sembarangan) saja sudah membuat emosinya naik ke dahi. apalagi jika yang terjadi siang ini adalah foto dirinya terlelap di atas meja kerjanya, mulut setengah menganga, rambut berantakan serta kemeja kusut dipampang terang-terangan di mading lantai setengah.

setiap orang yang berlalu lalang melewati tangga yang hubungkan lantai satu dan dua tentu saja akan dapat menyaksikan bagaimana kacaunya keadaan hyunjin di selembar kertas ukuran a3 tersebut. entah harus bersyukur atau justru mengeluh, hyunjin yang punya jadwal mengajar pukul satu siang di ruang kuliah lantai tiga pun tidak mampu hindari kerumunan yang entah sibuk menertawai atau bahkan mengabadikan momen di belokan tangga.

wajah hyunjin merah padam karena marah maupun malu. tak segan ia membuka paksa kaca mading yang sebenarnya dikunci—dan kini pun lubang kuncinya rusak karena ulah sang dosen muda—untuk merobek kertas cukup tebal yang jadi pusat perhatian sekaligus ajang mempermalukan dirinya. dengan alis tertaut, ia berbalik dan tatap para mahasiswa yang gelak tawanya sudah berhenti saat menyadari hyunjin tidak sedang dalam suasana bercanda seperti biasa.

"siapa yang pasang ini? ada yang tahu?"

suara tegas dan lantang hyunjin membuat gema ke seluruh lantai. semua orang sibuk intip siapa yang tengah buat kegaduhan di persimpangan tangga terbawah. hyunjin atur napasnya kembali begitu anak-anak menggeleng takut-takut dan perlahan mundur untuk selamatkan nyawa (lalu sebar gosip pada teman-temannya yang sedang makan siang di kantin).

"kalau ada yang tahu, laporkan saya segera dengan bukti. saya beri nilai tam—"

baru saja hyunjin berniat ambil jalan pintas—yang entah dampak ke depannya apa—secara gegabah, persetan dengan bagaimana para mahasiswanya akan gelar pertandingan tak kasat mata demi sebuah nilai tambahan. baru akan terjadi, jika saja ia tidak bertatapan dengan sepasang mata bulat yang terlihat tidak punya dosa tapi simpan seribu macam tingkah setan.

kim seungmin menuruni tangga dari arah lantai dua dengan dua antek-antek yang tidak pernah absen dari sisinya. bibirnya menarik garis lurus tanpa ekspresi. semua orang akan anggap ia tidak punya urusan apapun dengan hwang hyunjin, tapi si dosen berhasil tangkap tarikan tipis di salah satu ujung bibirnya.

tidak perlu dijelaskan lagi. hyunjin tahu siapa pelakunya.

"oke, maaf. nggak perlu bantu saya untuk cari pembuat onarnya, saya udah tahu." ucap hyunjin lagi, suara sengaja dikeras-keraskan. "sekarang kalian bubar."

kerumunan pun hilang sedikit demi sedikit. hyunjin masih tatap mata orang yang berbagi tempat tinggal dengannya sampai bocah itu nyaris berada di hadapan.

senyum jahilnya telah tercetak sempurna. sunwoo dan jinyoung mendahuluinya turun ke bawah. hyunjin tidak mampu berhenti pandang kelereng hitam itu meski tangannya pun sibuk remas gumpalan kertas yang sudah tidak berbentuk.

"kenapa, pak? ngelihatin saya gitu banget?" tantang seungmin detik berikutnya seolah mereka sedang tidak berada di tengah-tengah bangunan kampus.

hyunjin sibuk berkontemplasi antara pukul wajah anak ini atau cium bibirnya tanpa peduli.

"kamu ke ruangan saya sekarang."

"loh, saya mau pulang—"

"ya udah, saya juga pulang."

𝙥𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙥𝙖𝙥𝙚𝙧𝙬𝙤𝙧𝙠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang