1 // new semester, new adventure

7.1K 761 40
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

[lil warning]
there'll be an age switch and a lot of harsh words and the characters—seungmin's mainly—are kinda out of box so sorry for that, if you don't mind then you can keep scrolling. happy reading!

-

seungmin bersumpah ingin mendelesi hari ini dari deretan angka di kalendernya.

semester keempat baru saja datang, dan seungmin tidak salah ingat untuk menandai bahwa ia punya jadwal praktikum pada setiap senin pagi, pukul tujuh.

sungguh kenyataan yang pahit mengingat bahwa kim seungmin is never a morning person. ditambah dengan kedatangan kim sunwoo si super berisik tadi malam di apartemen barunya untuk menggeser jadwal tidur si pemilik tempat tinggal dan mengajaknya menonton satu seri drama terbaru yang tengah dielu-elu publik.

seungmin menolak dengan sekuat tenaga, mendorong sahabatnya itu untuk keluar dan berhenti mencuri sepotong cupcake dari kulkas yang isinya masih penuh—masih awal bulan. tapi hukum alam mengatakan, jika sunwoo menginginkan sesuatu maka ia tidak akan menyerah sebelum keinginannya terkabul.

"sialan."

umpatan lain muncul dari mulut tercebik seungmin kala ia mendapati bahwa penunjuk waktu di ponselnya sudah menuliskan angka tiga puluh dua di belakang tanda tujuh dan titik dua. toleransi keterlambatan hanya lima belas menit dan seungmin tahu ia akan mati gaya begitu membuka pintu laboratorium di depannya.

"kim sunwoo!"

setelah berkomat-kamit dengan raut super gelisah selama beberapa saat dengan bekal sebuah ponsel di genggaman, seungmin nyaris berteriak saat pada akhirnya nada sambung terdengar dari kontak sunwoo—yang daritadi berusaha menolak panggilannya.

"heh anjir kemana lo udah jam be—"

"ya menurut lo anjing?!" sergah seungmin, emosinya memuncak di ubun-ubun sementara netra masih berusaha mencuri pandang ke arah ruang laboratorium yang kacanya tidak membiarkan ia mengetahui situasi di dalam. "ya gue telat bangun lah gara-gara lo!"

ada sekilas suara kekehan sunwoo yang seungmin dengar—membuatnya semakin ingin merealisasikan keinginan untuk mengempeskan ban motornya nanti.

"MALAH DIKETAWAIN—"

"ahahah santai aja anjing udah lo masuk aja be—"

"ogah lah gue tipsen lo aja!"

"gila ya lo praktikum tipsen? yang kena bukan lo doang lah ntar gue juga!"

"konsekuensi lah salah sendiri lo ngajakin gue nonton!"

adu argumen via telepon genggam itu berlangsung cukup lama. atau setidaknya cukup bagi seorang figur berpakaian rapi yang secara tidak sengaja memergoki salah satu mahasiswanya berdiri kikuk di depan laboratorium untuk kemudian menelepon temannya dan menyebut sesuatu tentang 'titip absen'.

seungmin di sisi lain terlalu sibuk—memikirkan nasibnya sendiri dan cara yang paling aman untuk kabur dari amukan dosen—untuk menyadari bahwa sepasang mata elang yang bersandar santai di dinding sembari sesekali mengibas map presensi tengah menyimak dialognya.

"udah udah gak bisa gue pokoknya. selamat menjalani penderitaan, kim seungmin!"

"sialan kim su—"

salam pamit belum juga diujar, tapi panggilan sudah diputus sepihak oleh orang yang ada di dalam ruang laboratorium. seungmin memejam, berusaha menahan gejolak kekesalan yang sudah mengurat pada dirinya.

"awas aja anjir."

"awas kenapa?"

seungmin jelas-jelas bermonolog, dan seingatnya ia hanya berdiri seorang diri saat sampai di depan pintu laboratorium beberapa menit silam.

maka ketika suara rendah yang berasal dari belakang kepalanya itu menyahut, seungmin tidak bisa untuk tidak menoleh secepat mungkin—hanya untuk mendapati sosok tidak familiar namun dapat dipastikan merupakan bencana besar bagi si bocah kim.

dengan gerakan kilat, seungmin membalikkan diri seratus delapan puluh derajat dan membungkukkan badannya—berusaha mencipta impresi sopan meski ia sudah bisa menyaksikan kehancurannya sendiri dalam beberapa menit ke depan.

"m-maaf, pak." ucap seungmin lirih dan singkat, karena hanya itu yang bisa ia paksakan untuk keluar dari tuturnya begitu menyadari bahwa figur tinggi di depannya ini hampir bisa dipastikan seratus persen adalah dosen.

meski seungmin tidak yakin ia sudah pernah melihat wajah itu—kemungkinan dosen muda baru—tapi map berwarna kuning di tangannya berhasil menjamin satu hal dan membuat seungmin semakin merasa panik.

padahal tadi sunwoo sudah berusaha memberitahu bahwa di dalam belum ada dosen—yang mana seharusnya seungmin bisa saja langsung masuk tanpa harus dimarahi—tapi justru seungmin sendiri yang memotong kalimatnya.

"ngapain kamu disini? nggak mau praktikum?" ujar laki-laki yang lebih tua lagi, nadanya penuh sindiran dan seungmin sudah membencinya sejak detik pertama. "oh iya, mau tipsen ya tadi? kenapa? temennya nggak berani?"

seungmin kembali menggelar konser sumpah serapah di dalam hati, sementara maniknya diam-diam melirik tanda nama yang tertaut di atas saku kemeja si dosen muda. paling tidak ia harus tahu cara memanggilnya dengan benar sebelum hidupnya benar-benar berada di ujung tanduk.

otak seungmin mulai bekerja keras, mencari cara atau alasan untuk kabur dari situasi berbahaya ini—yang tidak menghasilkan jawaban apapun kecuali untuk jujur. sepertinya bukan ide yang buruk juga karena biasanya dosen suka menghargai kejujuran mahasiswanya.

"mohon maaf, pak hyunjin. saya tadi bangun kesiangan, terus saya pikir udah telat banget jadi saya terpaksa mau titip absen ke temen saya, ta—"

"siapa yang minta kamu cerita?"

kalimat panjang seungmin mendadak berhenti saat hyunjin kembali berujar. tatapannya terlampau datar untuk seseorang yang tengah bertingkah menyebalkan.

setidaknya dari caranya berdiri, memasukkan tangan ke dalam saku celana, pandangannya yang meremehkan, seungmin sudah bisa menyimpulkan bahwa hyunjin akan menjadi salah satu dari orang yang paling ia benci di tahun ini.

"t-tapi, pak—"

"udah kamu keluar sana, temui saya nanti sehabis praktikum."

seungmin otomatis melotot lebar begitu dosen muda di depannya melenggang masuk begitu saja tanpa mengindahkan sepotong saja kata-katanya.

"anjing, mati gue."

si bocah kim mendesis parau. ini baru awal semester, tapi kenapa hidupnya sudah terasa kacau?

-

[a/n]
i've written a lot of chapters and can't wait to publish them so do you guys mind if i do spamming?

𝙥𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙥𝙖𝙥𝙚𝙧𝙬𝙤𝙧𝙠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang