35 // end of the present

3.2K 560 194
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

sebelum memulai chapter ending ini, aku mau bilang makasih banyak buat semua readers, makasih udah mau baca work aku yang banyak kekurangan ini, kalau ada saran yang mau disampaikan aku sangat bersenang hati untuk menerima, hehe.

tanpa kalian pretty paperwork nggak akan bisa sampai di sini. vote dan komentar kalian sangat-sangat memotivasi aku buat terus lanjut nulis. makasih banyak, sekali lagi. ily all!♡

-

"mau dibeliin kopi, nggak?"

sunwoo memicing heran pada si bocah kim yang baru saja menanyainya.

"tumben lo baik. mau apa lo, ha? ngomong aja langsung." cibirnya, yang mana menimbulkan tawa pelan dari jinyoung.

mereka bertiga tengah berada di bandara dalam rangka mengantarkan seungmin untuk penerbangannya ke rusia jam sebelas nanti.

atau lebih tepatnya berempat, sebenarnya. jika hwang hyunjin yang tengah duduk berjauhan dengan memasang wajah muram dihitung.

sekarang arloji masih menunjuk pukul sembilan, masih harus menunggu dua jam lagi. semua orang ingin menyalahkan seungmin karena laki-laki itu terus menggerutu bahwa mereka harus berangkat pukul tujuh agar tidak terjebak macet.

dan di sinilah mereka. sunwoo yang bersikeras membawakan koper seungmin hanya untuk diduduki—ia menolak duduk di deretan kursi tunggu karena hyunjin memarkir diri di sana.

jinyoung hanya membuntuti sunwoo, tangan dan mata tidak lepas dari ponsel yang mana mengundang olokan dari sunwoo karena ia sempat mengintip dan mendapati nama kontak seorang gadis terpampang jelas di layarnya.

hyunjin, muka tertekuk karena seungmin terus berada di sekitar sunwoo alih-alih memperhatikannya. ia memeluk diri sendiri, bersilang kaki seolah hatinya tidak sedang terbakar cemburu.

dan kim seungmin, menyibukkan diri dengan mondar-mandir ke hyunjin dan sunwoo, berusaha memadamkan kekesalan mereka terhadapnya—karena bagaimanapun ia yang menjadi penyebab utama mengapa mereka sampai terlalu awal—dengan menawarkan apapun yang mereka inginkan.

"ish, orang lagi baik beneran juga." keluh seungmin.

tangannya refleks akan memukul sunwoo, namun ditahan dengan santai oleh yang tengah duduk di atas koper.

"kalau baik, lo nurut sama gue. bukannya malah ngajak berantem tiap ketemu." tutur sunwoo tanpa penekanan, nadanya sedatar lantai kayu di apartemen seungmin.

seungmin menghela napas sementara jinyoung mengernyit heran.

"berantem kenapa lo berdua? pasti ketemu diem-diem di belakang gue, kan?" tanya si laki-laki bae sok curiga, meski sebenarnya ia juga tidak terlalu peduli dengan masalah pribadi dua temannya itu.

𝙥𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙥𝙖𝙥𝙚𝙧𝙬𝙤𝙧𝙠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang