-
"hahahahahahah bego anjing ini drama apa gimana, dah?"
tawa sunwoo menggelegar di seluruh kantin kala seungmin selesai bercerita tentang bagaimana hyunjin secara kebetulan-atau mungkin tidak-menjadi rekan se-apartemennya.
laki-laki bersurai kecokelatan yang muram itu mengaduk makanannya brutal, tidak sama sekali punya selera setelah apa yang menimpa dirinya dan respon tidak mendukung dari temannya.
di sisi lain jinyoung masih menatap seungmin tidak percaya. kedua matanya lebar dan jemarinya berhenti mengambil lauk dari piring sunwoo.
"wow, kok bisa, sih?" ucap jinyoung. "kenapa jadi kaya acara setting-an gini?"
seungmin tidak dan tidak punya keinginan untuk menjawab. lehernya tertekuk lesu menatap piring berisi makanan yang sudah tidak berbentuk.
kepalanya pusing, bukan hanya karena hampir tidak bisa tidur semalaman tapi juga akibat memaksa bangun jauh lebih pagi dari biasanya, hanya untuk pergi lebih awal dan menghindari bertatap muka dengan hwang hyunjin.
setelah masuk ke kamarnya dan membiarkan hyunjin memindahkan barang-barangnya sendiri kemarin, seungmin bisa mendengar dua kali ketukan di pintunya dan beberapa kali panggilan nama dari arah dapur serta kamar mandi oleh hyunjin—tipikal penghuni baru yang belum terbiasa dengan apapun yang ada.
seungmin tidak bisa untuk tidak mengabaikan si dosen muda yang sudah ia cap sebagai orang paling menyebalkan yang ia temui di semester baru itu. meski tidak bisa tidur—karena siapa yang bisa tidur mengetahui bahwa seorang dosen akan menjadi orang yang paling sering ditemui setahun ke depan—ia berusaha keras untuk membisu, tidak menciptakan suara sekecil apapun agar hyunjin tidak lagi mengusik atau datang dekat-dekat ke pintu kamarnya.
dan sepertinya berhasil, karena pada pukul satu—hyunjin tiba pukul sebelas malam—seungmin mendapati lampu ruang tengah dimatikan, dan suasana apartemen yang tadinya penuh akan suara barang digeser mendadak menjadi hening. hyunjin sepertinya pergi ke kamarnya dan seungmin benar-benar tidak peduli apa yang ia lakukan.
"dia naksir lo kali." celetuk sunwoo sembarangan begitu tawanya selesai diumbar.
seungmin otomatis melempar tatap tajam dan mengulurkan lengannya, hendak menghadiahkan pukulan di dahi sunwoo.
"mulut lo!"
tapi telat karena bocah menyebalkan itu sudah lari tunggang langgang duluan, sigap menghindari balasan dari tangan keras seungmin padanya.
seungmin kembali bersandar lemas pada kursinya begitu sunwoo hilang dari pandangan, sama sekali tidak berniat untuk mengejar—ia terlalu lelah dan pusing.
jinyoung yang merasakan aura-aura kemalangan yang begitu kuat dari temannya ini pun menghela napas. sedikit turut prihatin namun jika boleh jujur, rasa penasaran dan tertariknya akan cerita bagaimana seungmin akan menjalani hidup setelah ini jauh lebih tinggi.
"emang sebelum masuk, nggak dikasih tahu dulu ya siapa flatmate-nya?" tanya jinyoung pelan, berusaha membangkitkan suasana dialog mereka di makan siang kali ini.
seungmin menggeleng lemah, sedikit banyak menyesal juga mengapa ia begitu mempercayakan semua kepada chan tanpa mau ikut campur lagi masalah pemilihan flatmate.
"apa gue pindah aja, ya?" celetuk seungmin kemudian, masih dengan nada super lemas karena tahu ide terakhir yang ia punya ini pun masih tidak masuk akal untuk dilakukan.
tercermin dari respon jinyoung yang hampir tersedak makanannya begitu seungmin menyebut kata pindah.
"gila ya lo? udah dibayar setahun full terus mau pindah?" sergah jinyoung antara tidak percaya dan tidak terima-terkadang bingung akan sekaya apa sebenarnya keluarga seungmin. "ya gue tahu orangtua lo juga pasti nggak keberatan, tapi masa enak gitu dilihat? pak hyunjin juga pasti jadi mikir macem-macem, belom kalo dia nyebar ceritanya ke kampus."
mendengar pemikiran masuk akal jinyoung, justru semakin membuat seungmin frustasi. ia mengacak-acak rambutnya sendiri.
"ah sialan emang. kaya gini nih, yang bikin gue nggak bisa berkutik. masalahnya dia dosen dan satu kampus suka sama dia, kalo sikap gue salah dikit aja resikonya gede." keluh seungmin.
jinyoung hanya bisa mengangguk mengiyakan, karena memang apa yang seungmin katakan bisa terjadi meski tidak seratus persen tepat.
hwang hyunjin. nama yang sangat sering disebut bahkan sebelum mereka benar-benar masuk ke semester empat. dosen muda yang baru lulus pendidikan magister itu menjadi begitu terkenal bukan hanya karena paras tampan di luar rata-rata, tapi juga karena intelegensi otak yang hebat sehingga membuatnya dianugerahi penghargaan sebagai lulusan termuda.
seisi kampus seperti tengah membicarakan dan mengelu-elukan hyunjin, dan artinya jika siapapun itu membuat masalah dengannya, maka sama saja dengan membunuh reputasi sendiri. dan seungmin masih cukup waras untuk tidak melakukan hal semacam itu di tengah-tengah kehidupan perkuliahannya yang tentram sebagai mahasiswa dengan IPK sempurna.
"nggak papa, min. pelan-pelan aja. lo kan pinter, biasanya dosen seneng sama mahasiswa pinter." ucap jinyoung lagi.
seungmin hanya membalas dengan putaran bola mata, tidak tahu bagaimana lagi harus merespon karena nyatanya hyunjin sudah menyatakan perang dengan dirinya sejak hari pertama mereka bertemu di ruang dosen dengan mengecapnya sebagai mahasiswa-pintar-tapi-tidak-punya-attitude.
"iya min pelan-pelan aja siapa tau entar jadian."
sunwoo yang entah kapan datangnya itu tiba-tiba berceletuk lagi, yang mana semakin membuat emosi seungmin memuncak hingga intonasi yang keluar dari mulutnya tidak terkontrol.
"mending jadian sama tiang listrik, anjing!"
sontak beberapa orang di sekitar meja mereka menoleh, sedikit tersentak akan umpatan seungmin yang bervolume keras-namun hanya sebentar karena satu angkatan pun tahu satu-satunya keburukan yang ada di diri si mahasiswa IPK 4 ini yaitu mulutnya yang tidak bisa dijaga.
sunwoo berusaha menahan tawanya lagi, sementara jinyoung hanya bisa melontar ekspresi maaf kepada beberapa anak yang menengok.
seungmin ingin mengubur diri dalam-dalam, terutama saat mendapati hwang hyunjin berdiri di antrian makan siang, menatap dengan mata lebar sebelum kemudian terkekeh pelan ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙥𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙥𝙖𝙥𝙚𝙧𝙬𝙤𝙧𝙠
Fanfictiemr. hwang is insufferably annoying and seungmin's never be able to get rid of it. ©2018