-
tw : cheating, pregnancy
-
“do you want coffee or tea?”
suara si gadis surai hitam dengan paras rupawan menggema dari arah dapur. kepalanya otomatis menoleh ke belakang, atau lebih tepatnya ke arah pantry saat tidak ada jawaban dari objek pertanyaan.
duduk di sana adalah hwang hyunjin. kemejanya lusuh dan dasinya sudah dilepas paksa, membuat kancing teratas tanggal secara tidak disengaja. kedua lengan dilipat di atas, rautnya kusut.
raga hyunjin memang berada di sini, tapi entah kemana, yang jelas pikirannya melayang jauh. mungkin sedikit terlalu jauh hingga siyeon harus menggertaknya untuk mendapat respon.
“hwang hyunjin.” panggil si pemilik apartemen, kali ini dengan volume audio yang lebih keras.
yang namanya dipanggil tersentak tiba-tiba seolah baru saja datang dari dimensi lain. ia menegapkan punggungnya yang pegal, memandang ke arah siyeon yang hanya memberi sekilas lirikan sebelum kembali fokus pada air panasnya.
“ya? lo ngomong apa tadi?” tanya hyunjin balik, nada merasa bersalahnya agak dibuat-buat.
siyeon mengehela napas pelan. tanpa menjawab atau memberi pertanyaan yang sama, ia mengambil dua buah teh celup dari kotak, memasukkan ke dalam cangkir-cangkir berisi air panas dan menambah sedikit gula. mengaduknya sebentar, sebelum mengaitkan jari di dua leher si gelas keramik dan menghampiri hyunjin di tempat duduknya.
“whatever. gue tau lo lebih suka teh kalau lagi penat gini.” ujarnya kemudian sebelum menggeser satu minuman ke arah si laki-laki.
gadis itu mengulas senyum kecil yang sudah sering hyunjin saksikan, membuatnya dipaksa teringat bahwa dirinya dengan si park saling mengenal sejak di bangku kuliah.
hyunjin menyesap tehnya sebagai formalitas. indera pengecapnya entah kenapa mendadak tidak berfungsi. semua berasa hambar seperti saat ia sakit demam di masa kecil.
“jadi gimana, your final decision?” ucap hyunjin tanpa basa-basi, maniknya menyorot ke milik siyeon yang masih menunjukkan kilatan yang tidak hyunjin sukai.
siyeon menyeruput minumannya lebih banyak, menghangatkan tenggorokan dengan sempurna sebelum membalas tatapan hyunjin. ia mengulum bibir atas dan bawahnya bergantian, secara tidak sengaja menunjukkan bahwa ia juga tengah dilanda dilema berat.
“gue udah bilang kalau gue juga nggak ada pilihan lain. you have to marry me.” sahut siyeon lirih.
sebuah desahan parau langsung timbul dari mulut hyunjin, seakan mengatakan bahwa jawaban itu benar-benar membuatnya frustasi. si pria hwang mengerang pelan, menyangga dahinya dengan tangan seolah kepala ingin copot jika tidak ia pegangi erat-erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙥𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙥𝙖𝙥𝙚𝙧𝙬𝙤𝙧𝙠
Fanfictionmr. hwang is insufferably annoying and seungmin's never be able to get rid of it. ©2018