-
pasca obrolan bertopik 'hubungan mereka dan apa yang masing-masing mereka rasakan' senja itu, seungmin nyaris langsung bisa merasakan perbedaan perlakuan hyunjin kepadanya.
laki-laki yang lebih tua terus membuat jantungnya berdebar seolah ingin mati di momen-momen awal, namun bukan berarti ia tidak menyukainya.
pagi ini contohnya.
seungmin bangun pukul tujuh kurang lima menit. ia keluar dari kamar dengan santai, tidak sama sekali mengharapkan akan ada sapaan hangat dari si pria hwang yang duduk di sofa ruang tengah sembari sibuk mengenakan sepasang kaus kaki hitam.
"pagi."
suaranya terdengar jauh lebih manis dari biasanya, berhasil membuat langkah sekaligus otak seungmin berhenti bekerja hanya dengan satu kata terujar dari lidah hyunjin.
senormalnya seungmin menjawab dengan sapaan yang sama, lalu mungkin meringsut ke dapur untuk membuatkan mereka dua cangkir teh panas. tapi yang terjadi adalah tubuh dan mulutnya membeku, tidak tahu harus memberikan respon seperti apa.
apa hyunjin suka kekasih yang manis? atau yang pura-pura dingin tapi sebenarnya perhatian? atau yang tanpa kata suka memberinya peluk dan ciuman?
terlalu banyak hal yang mengganggu pikiran si bocah kim. lagipula ini masih pagi dan nyawanya belum terkumpul, namun dengan tidak adilnya hyunjin sudah mengulum senyum termanis dan membuat hatinya berdegup tidak karuan.
"had a good sleep?"
hyunjin berceletuk lagi sebelum seungmin dapat memproses semua informasi yang ia terima.
sekali lagi si surai kecokelatan tergagap, menimbulkan sebuah kekehan kecil dari yang lebih tua.
"h-ha? w-well, yes i guess."
seungmin benar-benar menjawab sekenanya, dengan kepala dipenuhi skenario konversasi yang harusnya ia bisa obrolkan dengan hyunjin pagi ini alih-alih hanya jawaban terbata-bata.
"kamu kelas jam berapa?" tanya hyunjin lagi, kali ini sudah selesai dengan sepatunya dan hendak mengambil tas dan mungkin beranjak pergi.
otak seungmin bekerja keras, hanya untuk mengingat hari apa ini dan apa saja jadwal kuliahnya.
seungmin tidak pernah berpikir sekeras ini di pagi hari dan itu semua hanya karena seorang hwang hyunjin. ia rasa ia sudah gila. akan hyunjin.
"ng, jam sepuluh." ujar seungmin setelah melewatkan dua menit kekosongan tanpa suara apapun selain hyunjin yang bergumam mengabsen barang-barang di dalam tasnya.
si dosen muda mengangguk mengiyakan setelah jawaban didapat, kini kembali menatap seungmin dengan manik indahnya yang berkilauan.
"ya udah. aku ada bimbingan skripsi sama mahasiswa jam tujuh, jadi aku berangkat duluan."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙥𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙥𝙖𝙥𝙚𝙧𝙬𝙤𝙧𝙠
Fanfikcemr. hwang is insufferably annoying and seungmin's never be able to get rid of it. ©2018