-
ada yang masih melek? wkwk
update terakhir hari ini ya, nggak tau kapan lagi bisa update heheh
happy reading!-
saat menatap ke kaca besar di dalam kamar tidurnya, seungmin tidak bisa untuk tidak menghantamkan kepalanya ke sana berulang-kali. mulutnya tidak berhenti merutuk, menyesali apa yang sudah ia lakukan tadi pagi.
"goblok goblok goblok kim seungmin goblok." racau seungmin. "ngapain sih lo mesti takut sama petir, pake acara ditemenin tidur lagi sama pak hyunjin. goblok anjing goblok banget sumpah."
seungmin nyaris terlihat gila sekarang ini. dengan bathrobe yang tersampir tidak jelas di tubuhnya, si bocah kim terus-menerus menumpukan kepala ke kaca sambil mengumpati dirinya sendiri. ia benar-benar tidak punya ide bagaimana harus menghadapi hyunjin setelah kejadian memalukan semalam.
"gue menghilang aja bisa nggak sih astag--"
"seungmin? kamu belom selesai? udah hampir jam tujuh."
tanpa permisi, tiba-tiba suara hyunjin terdengar dari balik pintu, beriringan dengan ketukan yang merajalela.
seungmin yang belum sama sekali siap untuk menemui hyunjin pun lantas kalang kabut, melihat ke sekeliling kamar untuk menemukan baju yang sudah ia siapkan tadi.
"anjir anjir anjir gimana ini."
dengan panik dan kecepatan penuh, seungmin mengambil celana dan kemejanya asal, sesegera mungkin untuk paling tidak berpakaian normal sebelum membuka pintu kamarnya.
"seungmin? saya masuk, ya?"
"EH JANGAN PAK JANGAN!" seru seungmin begitu kenop pintunya bergerak, membuat dirinya sendiri terpelanting karena salah memasukkan kedua kaki ke lubang celana yang sama.
hyunjin yang menerka-nerka apa yang tengah terjadi di dalam--karena banyaknya suara keributan hingga barang-barang yang jatuh--pun mematung, menarik pintu kamar seungmin kembali ke posisi tertutup.
"oh, kamu udah bangun, kan? saya kira masih tidur." ucap hyunjin lagi, sebelum menjauh dari pintu dan membuat seungmin bernapas lega. "udah hampir jam tujuh, jangan lama-lama."
"IYA PAK BENTAR LAGI SAYA SELESAI KOK!"
suara hyunjin sudah tidak terdengar lagi. seungmin pun mempercepat kegiatan berpakaiannya sebelum menyambar tas yang isinya tidak berubah sejak kemarin, lalu melenggang pergi keluar.
saat figur seungmin muncul, hyunjin langsung menengoknya dari pantry. ia terlihat sedang sibuk dengan sesuatu, tapi masih sempat terkekeh begitu mendapati bagaimana berantakannya penampilan seungmin.
"kamu habis ngapain, sih?" kekeh hyunjin ketika si mahasiswa semester empat berjalan ke arahnya dengan ragu.
seungmin yang tidak sempat mematut diri di depan cermin lagi akibat kepanikan yang ditimbulkan hyunjin pun menatapnya lebar, tidak mengerti arah pembicaraan rekan seatapnya itu.
"h-hah?"
hyunjin menyelesaikan pekerjaannya setelah menutup rapat dua tupperware kecil yang ada di depannya, kemudian melontar sekilas senyum lagi sembari melangkah mendekat kepada seungmin.
seungmin, lagi-lagi panik, hampir saja memundurkan diri begitu hyunjin ada sepuluh senti di hadapannya. namun telat, karena tangan hyunjin tahu-tahu sudah mencapai kerah kemejanya yang belum ditekuk rapi.
"kamu bangun telat, ya, pasti. sampe nggak bener gini bajunya." ucap hyunjin sambil membenarkan kemeja seungmin dengan tenang, terlampau tenang jika dibandingkan dengan laki-laki yang lebih muda yang napasnya tertahan. "gimana tadi nyenyak nggak tidurnya? sebentar sih emang, tapi kan udah saya temenin."
seungmin benar-benar tidak tahu apakah hyunjin memang berniat menggodanya atau tidak. tapi apapun alasannya, ia berhasil untuk membuat wajah seungmin memerah seperti kepiting rebus begitu mengingat kejadian memalukan yang mungkin berhasil menjatuhkan harga diri seungmin di depan hyunjin.
hingga hyunjin selesai membenarkan letak kancing seungmin yang jauh melenceng, si bocah kim masih tidak menjawab--kepalanya sudah mau meledak saja rasanya karena semua yang dilakukan hyunjin.
entah kenapa hyunjin sedikit merasa menang. ternyata ia berhasil melihat sisi lemah seungmin hanya dalam hitungan hari.
"ya udah, sekarang berangkat aja bareng saya. kamu udah saya bikinin bekal juga, soalnya kita sama-sama nggak sempet sarapan." tutur hyunjin. "dan, i guess we can act like a normal flatmate from now on?"
pertanyaan hyunjin kembali membuat seungmin kelu. ingin sekali ia menolak dan jika boleh mengatakan keras-keras bahwa ia ingin pindah saja dari apartemen ini.
alis si dosen muda terangkat sebelah saat seungmin menggigit bibirnya ragu, mengantisipasi tanda-tanda penolakan.
"really? after what i have done to you? seungmin, you seriously--"
"okay okay! we're flatmate, puas?" sela seungmin akhirnya, tidak tahan jika harus dicap buruk lagi oleh hyunjin. "tapi saya nggak bisa manggil pake 'kak', it sounds so weird."
laki-laki yang lebih tua menyunggingkan senyum lebar, tidak keberatan jika peraturan yang ia buat sebelumnya tidak jadi dilakukan. toh, peraturan dari seungmin juga sudah dibatalkan, bukan?
"sounds good." balas hyunjin.
seungmin meringis, tidak tahu apakah ia sudah membuat keputusan yang tepat atau justru tengah menggali kuburannya sendiri.
-
[a/n]
gimana fluff dari dua chapt sebelomnya apakah sudah membuat klean gumoh?😌👌
anyway, good night y'all have a nice dream!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙥𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙥𝙖𝙥𝙚𝙧𝙬𝙤𝙧𝙠
Fanficmr. hwang is insufferably annoying and seungmin's never be able to get rid of it. ©2018