6 // a fucking great coincidence

2.8K 624 40
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

jangan bosen ya aku update teros😔

-

"awas lo berdua jangan mampir beli bir." ancam seungmin saat jinyoung dan sunwoo pamit pulang—langit malam sudah mendominasi pemandangan di luar.

bukan maksud seungmin untuk mengingatkan, tapi sepanjang mereka menginvasi kediamannya hari ini, obrolan yang berlangsung tidak jauh-jauh dari minuman keras.

bisa dipastikan bahwa sunwoo benar-benar merindukan sensasi alkohol yang mengalir di kerongkongannya, sementara jinyoung juga sudah terlalu jenuh bermain aman dan menyimpan banyak uang untuk tidak dibelikan sekaleng bir.

"waduh, diancem nih bro." ejek sunwoo sambil melirik kedua temannya bergantian, menghasilkan putaran bola mata dari seungmin dan kekehan lain dari jinyoung.

"nggak hari ini, sih, min." sahut jinyoung, nadanya tidak menjanjikan. "tapi weekend boleh lah, lo join juga kenapa."

"hish nggak boleh pokoknya!" seru seungmin, tangannya mengusap wajah dua orang di depan pintu apartemennya dengan brutal. "udah semester tua bukannya tobat malah kumat gimana sih."

jinyoung dan sunwoo memilih untuk tidak menjawab—seperti mengartikan bahwa mereka benar-benar tidak bisa mengiyakan peringatan seungmin—dan langsung melambaikan tangan untuk pergi, pulang ke kediaman masing-masing.

seungmin menghela napas, merasa hari ini berlalu dengan begitu berat. baru saja ia akan menutup kembali pintunya, seseorang yang familiar tengah berlari terbondong-bondong sambil membawa kunci yang mirip dengan kunci apartemennya.

"seungmin!"

"ngapain kak chan?" sahut seungmin setengah malas saat bang chan—si pemilik asli apartemen yang ia sewa—itu mendatanginya malam-malam seperti tamu tidak diundang.

chan, dengan napas masih tersengal, mengangkat kunci bertuliskan angka 402 untuk ditunjukkan ke depan muka seungmin. ia mengulas senyum, menandakan hal yang ditunggu-tunggu seungmin akan segera datang.

"welcome your flatmate." ucapnya riang. "sorry banget gue bilangnya dia bakal dateng bareng lo, nyatanya barusan mau sampe sekarang."

seungmin menggigit bibirnya. tidak tahu harus merasa senang atau tidak sebelum mengetahui siapa yang akan berbagi tempat tinggal dengannya selama setahun ke depan.

ia memang baru saja pindah apartemen, karena bosan dengan yang lama serta mencari tempat yang lebih dekat dengan kampus karena jadwal kuliah semester empat terlampau padat baginya untuk harus menerjang lalu lintas padat di sore hari setiap saat.

karena apartemennya dekat dengan kampus, maka bisa dipastikan harganya setinggi langit—hampir dua kali dari harga apartemen sebelumnya. masih disanggupi oleh sang orangtua, namun bagi seungmin harga itu tidak masuk akal untuk mahasiswa yang belum punya penghasilan sendiri sepertinya.

maka ketika chan menawarkan untuk berbagi tempat yang mana artinya juga membagi biaya menjadi dua, seungmin sama sekali tidak keberatan.

"mana orangnya?" tanya seungmin saat tidak menemukan tanda-tanda siapapun atau barang apapun dibawa oleh chan di belakang punggungnya.

"bentar lagi naik, sekarang masih di parkiran." jawab chan. "nih kuncinya, kasih ke dia ya ntar. gue mau ada urusan urgent soalnya, jadi nggak bisa say hi sekarang."

seungmin menerima sodoran kunci dari chan, sedikit merasa semangat mengingat ia akan punya teman dekat selain jinyoung dan sunwoo setelah ini—yang mungkin dapat berbagi pikiran dari perspeksi lain dengannya.

"oke, thanks kak."

chan mengangguk pelan sebelum pergi lagi, menghilang setelah pintu lift tertutup.

laki-laki yang berdiri di ambang pintu apartemen itu pun menunggu, tidak berniat untuk masuk sebelum flatmate-nya benar-benar muncul. dan ternyata tidak berlangsung lama, karena segera setelah chan pergi, lift di sebelahnya berhenti dan terbuka—menampakkan satu orang berpakaian rapi dengan dua pegawai yang membantunya membawa barang.

mata mereka bertemu secara instan—lift-nya terletak tepat di depan pintu apartemen seungmin—dan seungmin bersumpah hidupnya tidak pernah seburuk hari ini.

"loh, kim seungmin? nomor 402?"

itu hwang hyunjin. orang yang berbagi apartemen dengannya, dosen muda yang punya masalah dengannya di kampus hari ini.

"wow, what a great coincidence." sambung hyunjin, melangkah mendekat ke arah mahasiswanya yang masih tidak paham akan apa yang tengah menimpanya.

"nggak, nggak." tolak seungmin, otak berhenti bekerja seakan dunia tengah bermain-main dengan takdirnya. "nggak, pasti salah kamar. bukan 402, pasti bukan."

hyunjin yang penampilannya agak berbeda—sekarang ia mengenakan mantel cokelat panjang di luar kemeja—agak terkejut dengan respon seungmin, tapi kemudian tidak berhenti untuk mengulas senyum lain yang membuat matanya nyaris menghilang.

"but you're holding my key, boy." ucapnya dengan nada yang hampir sama menyebalkan dengan saat ia mempermalukan seungmin di ruang dosen tadi siang. "thanks."

kunci yang seungmin genggam pun pindah ke tangan hyunjin. sementara si bocah kim masih merasa ingin pingsan, hyunjin mengaba dua pegawai di belakang untuk mengangkut barangnya ke dalam tanpa rasa bersalah atau permisi lebih lanjut.

"anjing."

seungmin tidak bisa untuk tidak mengumpat pada akhirnya, meski volumenya minimal. laki-laki itu menggigit bibir bawahnya penuh kekesalan, dengan banyak umpatan lain terucap di dalam hati.

hyunjin tentu tidak kehilangan jejak. ia otomatis menengok begitu seungmin mengeluarkan kata-kata tidak pantas dari mulutnya.

"did you just curse on me?" tanya hyunjin serta merta, merasa sedikit terkejut akan fakta bahwa si mahasiswa baru saja dengan terang menyatakan bahwa kehadiran dirinya disini tidak diinginkan.

seungmin mendongak, dan ia sudah tidak bisa pura-pura bersikap aman lagi. ia mencebik, mukanya resmi masam.

"oh jadi bapak denger ya?" tanyanya balik, nada penuh kesarkastisan. "kenapa? mau bilang lagi kalau attitude saya nggak pantes, gitu?"

sebuah kekehan tidak percaya mendadak muncul dari balik bibir hyunjin. ia menatap lebar figur di depannya, merasa seperti bermimpi karena tidak menyangka pengalaman pertamanya mengajar akan ditemui dengan mahasiswa semacam ini.

"kamu—"

"terserahlah. saya capek, mau tidur."

seperti dunia tengah terbalik, sekarang giliran hyunjin yang melongo hebat menyaksikan seungmin memotong perkataannya, lalu melenggang pergi masuk ke dalam begitu saja.

-

[a/n]

aku mau curhat ges
jadi cerita ini tuh terinspirasi dari rl ku wkwk
ada dosen muda yang ganteng terus banyak disukain sama temen2ku tapi ngeselin banget tingkahnya

and guess what?
aku kena masalah sama beliau hari ini:)
namaku dicoret di absen dan beresiko buat gak bisa ikut ujian:)

memantul sungguh
apakah aku terkena adzab dari bapaknya😔

𝙥𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙥𝙖𝙥𝙚𝙧𝙬𝙤𝙧𝙠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang