-
"mampus."
hyunjin masih berada dalam mobil, baru saja selesai memarkir si kendaraan beroda empat di basement apartemen.
keningnya tidak berhenti berkerut. air muka kusut dan peluhnya menetes entah kenapa. ia khawatir bukan main, seperti baru saja dikejar setan.
tangan kanan mencekal kuat ponsel yang sedang menunjukkan rekaman cctv dari ruang dosen beberapa hari lalu, tangan kiri menjambak pelan rambutnya sendiri saking frustasi.
maniknya tidak bisa lepas dari layar yang tengah menunjukkan dengan jelas dirinya mengukung seungmin di sudut ruang di bilik kerjanya, kemudian dilanjutkan dengan sebuah ciuman dalam yang ia pagut dengan si mahasiswa semester empat tersebut.
hyunjin benar-benar orang yang ceroboh, dan sialnya ia baru mengingat fakta itu sekarang saat video cctv yang entah siapa penyebarnya kemungkinan besar sudah ditonton oleh hampir seluruh warga fakultas.
jika ditanya, sebenarnya hyunjin tidak masalah. ia hanya perlu mengatakan bahwa mereka memang memiliki hubungan khusus, maka semua akan beres. baginya, paling tidak. reputasi bukan hal yang perlu ia terus pertahankan, toh kampus tidak akan memecatnya hanya karena hal seperti ini.
lagipula hyunjin juga laki-laki dewasa, berhak jatuh cinta dan memiliki birahi. mencium seseorang sama sekali bukan hal yang baru untuknya, dan berada dalam ruangan sempit berdua saja dengan orang yang akhir-akhir ini membuat perutnya diterbangi kupu-kupu juga tidak membantu.
setidaknya hyunjin punya alasan kuat mengapa ia mencium seungmin kala itu. persetan dengan cibiran orang-orang. ia tidak masalah.
yang sekarang menjadi masalah besar tidak lain adalah pihak kedua. kim seungmin, mahasiswa ipk empat koma nol yang memiliki potensi dihujat warga kampus lebih tinggi daripada hyunjin.
si laki-laki hwang turun dan menutup pintu mobilnya keras. kepalanya mendadak pusing.
di satu sisi sibuk memikirkan cara membujuk dan meminta maaf pada seungmin karena bagaimanapun kesalahan ada padanya yang tanpa memikirkan resiko tiba-tiba mencium seungmin di lingkungan kampus yang riskan orang melihat.
di sisi lain, ia digerogoti kekhawatiran akan kemungkinan terburuk jika seungmin memintanya untuk menjauh. egois memang jika hyunjin memaksa karena seungmin juga yang akan lebih berat menanggung beban sebagai 'kekasih si dosen muda hwang hyunjin'. maka dari itu, ia bisa membayangkan dirinya sendiri tidak bisa menolak jika seungmin berkehendak.
langkah hyunjin lunglai menuju pintu bernomor 402. ia menge-scan kartu kuncinya, mendorong balok pembatas itu sebelum perlahan memutar tungkai menuju ruang tengah.
sekarang sudah nyaris tengah malam, maka hyunjin sama sekali tidak mengekspektasikan bahwa akan ada suara ribut dari dapur yang tidak lain tidak bukan berasal dari seungmin yang entah berusaha memasak atau justru meledakkan kompor.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙥𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙥𝙖𝙥𝙚𝙧𝙬𝙤𝙧𝙠
Fanfictionmr. hwang is insufferably annoying and seungmin's never be able to get rid of it. ©2018