-
atensi seungmin terpusat kepada ketikannya di atas keyboard laptop, namun begitu ada suara pintu terbuka dari arah kamar hyunjin, laki-laki itu mendadak panik dan diam-diam membereskan barang-barangnya.
pasca kejadian tadi malam dan suasana canggung yang sangat merugikan baginya di pagi hari, rasa-rasannya kepala seungmin berhenti bekerja. ia terus berusaha menghindari hyunjin, yang mana selalu berakhir kegagalan karena tentu saja si dosen muda itu akan selalu menghalanginya.
"kok mau pergi? udah selesai?"
si laki-laki hwang yang nampak segar dengan celana olahraga serta kaus putih lengan panjang dan handuk setengah basah terkalung di lehernya itu langsung melontar tanya begitu maniknya mendapati seungmin di ruang tengah.
mendudukkan diri di sofa dan hendak mencari remote televisi, sebuah senyum kecil muncul di ujung bibir hyunjin kala lirikannya jatuh ke si bocah kim yang mendadak berhenti bergerak namun menolak untuk menatapnya balik.
seungmin merutuk hebat, dalam hati bertanya sejak kapan suara hyunjin menjadi begitu memerintah dan selalu berhasil membuatnya membeku di tempat dengan nol persen usaha.
ia meringis pelan, menyadari bahwa tingkah tidak sopannya di saat-saat awal bertemu dengan hyunjin sekarang tengah memberinya karma.
"b-belum, pak." sahut seungmin, terbata entah kenapa.
tangan hyunjin meraih benda persegi panjang di ujung sofa, menekan tombolnya hingga layar besar di hadapan mereka menyala.
"ya udah lanjutin disitu." suruh hyunjin, terdengar otoriter di telinga seungmin. "jangan ke kamar, saya mau ngomong."
seungmin bisa merasa rambut halus di lehernya berdiri saat nada rendah hyunjin menguar. ia benar-benar tidak mengerti kenapa orang yang lebih tua harus memiliki kelebihan mereka sendiri yang membuat setiap kata-katanya terdengar lebih berwibawa.
seungmin tidak baru saja mengatakan suara hyunjin berwibawa. mungkin itu hanya halusinasinya saja.
tidak ada jawaban setelah hyunjin mencegah, dan yang lebih muda pun tidak berani mengambil langkah pergi. dengan gerakan pelan, ia membuka laptop kembali, berpura-pura mengabai presensi hyunjin yang bersila kaki di belakangnya.
"jadi seungmin, k--"
hyunjin baru saja akan membuka konversasi, tapi mendadak diinterupsi oleh nada getar dari ponselnya yang tergeletak di samping meja televisi. kedua laki-laki itu otomatis menengok, dan entah kenapa pipi seungmin memanas saat mengingat bagaimana hyunjin memerangkap tubuhnya disana pagi tadi.
"holy fuck kim seungmin get grip of yourself, won't you?"
bocah itu nyaris mengumpat dengan keras, dan kemungkinan besar hyunjin akan kembali menatapnya tajam jika saja bukan karena ponsel miliknya yang berdering.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙥𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙥𝙖𝙥𝙚𝙧𝙬𝙤𝙧𝙠
Fanficmr. hwang is insufferably annoying and seungmin's never be able to get rid of it. ©2018