-
a tiny update bcs my mood is getting better and i miss you guys🌻
tw : violence
-
manik seungmin otomatis meminggir, memberi sunwoo tatapan menghakimi saat dengan santainya bocah itu menyambar pensil dari dalam kotak pensilnya.
yang ditatap diam-diam tentu tidak menggubris. ia terlalu sibuk dengan latihan soal yang tengah dikerjakan untuk menyiapkan kuis mata kuliah pukul satu siang nanti.
seungmin memutar bola mata tapi memaklumi--terlalu terbiasa dengan segala macam kebiasaan karibnya itu. ia kembali menunduk untuk memeriksa materi yang belum ia pelajari, namun di sekon berikutnya giliran suara sunwoo yang menginterupsi.
"lo ada penghapus lagi nggak? gue nggak bawa." panggil laki-laki yang pergi ke kampus hanya bermodal kaos dan hoodie serta celana jeans yang entah kapan terakhir kali dicuci itu.
"satu." jawab seungmin datar. "lagian lo kapan emang bawa barang berguna di tas kuliah lo?"
bukannya sakit hati atau setidaknya merasa tengah disindir oleh seungmin, sunwoo justru melongok mendekat kepada bocah kim satunya, mencari keberadaan si penghapus yang sedang dibicarakan.
"potong jadi dua dong, ntar gue kuis gimana." pinta sunwoo, dia yang membutuhkan tapi nadanya lebih terdengar seperti orang yang memerintah.
serta merta seungmin mengangkat lengan untuk menjewer telinga sunwoo keras-keras, tidak peduli suasana ruang belajar yang tengah ramai dan kemungkinan besar keduanya untuk diperhatikan.
"ADUH SAKIT KIM SEUNGMIN!" teriak sunwoo, tangannya berusaha keras menyingkirkan milik seungmin yang seperti melekat ke cupingnya.
"makanya kalo kuliah tuh yang niat! enak aja lo minta apa-apa mulu ke gue. lo pikir gue pasar, hah?" omel seungmin setelah aksi penjeweran selesai.
dengan wajah super cemberut, sunwoo sibuk mengusap-usap telinga kanannya yang mungkin sudah membengkak seraya menghujam seungmin dengan tatapan kesakitan.
"itu tuh emang udah gunanya temen kali. lo mah ada pas seneng doang giliran gue s--"
"mana yang namanya seungmin?"
masih di tengah-tengah rutukan sunwoo yang tiada habisnya, masih pula di tengah-tengah hiruk pikuk ruang belajar yang super padat. tiada salam ataupun sapa yang normal, seseorang dari ambang pintu tiba-tiba menyerukan nama seungmin dengan intonasi hampir marah.
sontak seluruh orang yang berada di ruang minimalis itu menoleh karena volume suara yang menggelegar. tidak terkecuali dua bocah kim yang duduk di pojok ruang, dimana kebetulan nama salah satunya baru saja disebut.
seungmin memicing hebat mengetahui siapa yang datang. tentu ia mengenal sosok itu dengan baik, terutama karena ada lee felix di belakangnya yang memasang raut khawatir. sepertinya seisi ruang pun sudah bisa menduga apa yang akan terjadi setelah ini.
kaki seungmin refleks menegak, membuat figurnya menonjol diantara para mahasiswa lain yang duduk. sunwoo di sebelahnya melebarkan mata, hendak menahan seungmin namun telat.
"oh, lo orangnya?"
seungmin bahkan belum sempat mengujar sepatah kata apapun, namun laki-laki berambut hitam kelam yang langkahnya masih setia diikuti felix itu sudah memotong alur konversasi--dengan cepat mendekatkan diri kepada target yang masih mematung dengan air muka serius.
"iya, gue pacarnya felix. lo ada masalah apa sama gue, kak changbin?"
jawaban sekaligus pertanyaan yang dibalikkan seungmin secara to the point membuat semua orang yang mendengar tergelak kaget, tak terkecuali dua objek yang tengah diajak bicara langsung.
seo changbin--oknum ketiga yang selama ini seungmin anggap sebagai pengganggu utama jalannya hubungan romansanya dengan felix--berdecak tidak percaya. wajahnya dengan sengaja meremehkan seungmin, membuat laki-laki bersurai kecokelatan ini ingin sekali menghabisinya dengan sekali pukul.
"pacar lo bilang?"
changbin mengambil selangkah maju, alisnya naik mengintimidasi. seungmin bisa merasakan tarikan lengannya oleh sunwoo di sebelah, tapi ia tak menggubris.
"pacar model apa lo yang cuma bikin felix nangis doang, hah?" semprot changbin dengan nada menggebu-gebu.
"eh bangsat lo tau diri dong anjing lo pikir lo siapanya dia?" potong sunwoo di tengah dialog yang memanas, membuat semua orang alih perhatian.
"lo nggak usah ikut campur, ya." geram changbin, sama sekali tidak gentar meski kini mengetahui ada satu pendukung di pihak seungmin.
sunwoo berdecih, hendak melontar kalimat lain tapi seungmin menahannya.
"lo diem aja." bisik seungmin, intonasinya super datar dan dengan jelas menunjukkan bahwa ia tengah serius.
"kak, udah."
cicitan felix terdengar, dan seungmin berhasil alih fokus. ia melirik felix sekali, sebelum kembali menatap tajam kepada changbin.
"sekarang lo coba mikir logis. felix itu statusnya pacar gue, tapi lo masih aja deketin dia terus selagi gue nggak bisa jagain dia. lo emang pinter banget nyari kesempatan ya ternyata? lo tuh emang perusak hubungan o--"
"DIEM LO BANGSAT!"
dan dengan seruan itu, changbin melayangkan sebuah tinju ke muka seungmin dengan kekuatan penuh, menghasilkan pekikan dari setiap orang di ruangan yang memang tengah menikmati drama gratis itu.
tubuh seungmin terhuyung ke belakang, menabrak meja sebelum punggungnya terbanting ke lantai yang keras tanpa ampun. seungmin menyentuh ujung bibirnya, menemukan percikan darah yang menetes-netes.
"anjing lo ya emang! bisanya main tangan doang!"
sunwoo yang emosinya memang sudah terbakar pun dengan gerakan cepat menolong seungmin yang tergeletak, dalam hati punya keinginan besar untuk membalas changbin namun entah kenapa hatinya tidak tega untuk melakukan hal lain yang hanya akan membuat seungmin semakin tersiksa.
"tck cowok lemah." umpat changbin selagi seungmin masih dalam proses kembali berdiri. "kayak gini yang kamu mau pertahanin, lix? dia jaga diri aja nggak bisa, gimana mau jaga kamu? bisanya cuma bikin nangis doang."
pernyataan keras changbin itu mengundang tautan khawatir lagi dari felix. ia menarik lengan changbin pelan, dalam arti lain mengajaknya segera pergi dan mengakhiri keributan yang sudah ia buat.
seungmin bangkit dari posisi kalahnya. ia mengusap kasar ujung bibir yang robek, menatap changbin dan felix bergantian tanpa ada niat membalas dengan kekerasan juga.
netranya berhenti pada felix selama beberapa saat. ia menyadari bahwa felix tidak mengujar sepatah kata pun padanya sejak detik pertama changbin melangkahkan kaki ke medan perang. yang ia lakukan hanyalah berusaha menahan changbin, menghentikan apapun yang mungkin akan melukai si laki-laki seo.
lee felix mungkin sudah tidak peduli lagi pada seungmin bahkan jika ia mati terkapar di tangan changbin. dan dengan itu, seungmin tahu ia bisa mengakhirinya sekarang.
"thanks kak pukulannya. lo bikin gue sadar dari kebegoan gue selama ini." ucap seungmin, menyunggingkan senyum sarkastis yang membuat felix mendongak untuk menatap. "dan lee felix, kita putus. jangan pernah coba nyari gue lagi meskipun lo butuh."
dengan langkah terputus-putus, seungmin keluar dari ruangan, meninggalkan suasana hening seperti medan perang yang sudah rata akan tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙥𝙧𝙚𝙩𝙩𝙮 𝙥𝙖𝙥𝙚𝙧𝙬𝙤𝙧𝙠
Fiksi Penggemarmr. hwang is insufferably annoying and seungmin's never be able to get rid of it. ©2018