Perkenalkan namaku Hana, mungkin aku adalah spesies langka yang jarang kalian temukan. Makkhluk pemalu namun nekat. Ya, kenekatanku berawal dari kejadian dimana aku menembak seseorang yang aku suka dari kelas XI. Dengan modal handphone, kuota, dan keberanian meminta nomor ponsel dari temannya. Kenekatanku berbuah manis, entah lah aku tak yakin.
Rain namanya lelaki yang hobby menggambar, selalu membawa buku gambar yang lebar dilipat menjadi dua bagian.Dan sekarang kami resmi pacaran, atau hanya aku yang merasa. Pacaran dengan Rain sangat kaku atau cuma aku yang merasa begitu.
"Rain, besok malam minggu kemana?" tanyaku padanya ragu ragu saat kami ada di depan gerbang sekolah.
"Besok?" ia nampak berpikir "Gak mau kemana sih"jawabnya akhirnya.
"Gimana kalo kita ke kafe Aroma" ajakku padanya selama kami pacaran ia tak pernah mengajaku jalan jalan.
Ia tampak berpikir sejenak "Ok, boleh" yes akhirnya aku bisa kencan sama dia.Anggap aku gila namun bukankah ada yang berkata "cinta itu buta" tai ayam serasa coklat kalau lagi jatuh cinta.
Disinilah aku berada di kafe aroma 15 menit lebih awal sangking Antusiasnya aku dengan kencan pertamaku, kamu janjian datang pukul 19.00 namun aku datang pukul 18.45 pertanyaanya kenapa ia tak menjemputku, jawabannya karena ia sibuk. Entahlah ia sibuk dengan apa. Aku sudah menunggu selama 45 menit namun kenapa ia tak kunjung muncul. Dari tadi sudah banyak remaja yang dilih berganti memasuki kafe, oh aku ingin seperti Mereka bergandengan tangan memasuki kafe. Lamunanku buyar saat hujan turun, Rain kenapa kau membuatku menunggu? ingin rasanya aku menangis saat ini, aku menunduk kecewa, ini kencan pertamaku apakah akan berujung dengan aku pulang membelah hujan?.
"Maaf, tadi aku ada urusan bentar" kata orang yang tiba tiba datang ke tempat duduk di depanku dengan menenteng buku gambarnya dan dengan keadaan baik baik saja tanpa terkena hujan. Tidakkah dia tahu sekhawatir apa aku padanya? ingin rasanya aku mencampakan buku gambar sialanya itu.
"Hei, aku minta maaf" ulangnya lagi" aku mengangguk.
"Sudah mesan makan?" Tanyanya padaku, ya aku tidak pesan makanan sama sekali hanya carramello machiato yang sudah habis kuminum di meja kafe.
Hening
Apa hanya ini yang namanya kencan? Saat pacarmu lebih menyibukan diri dengan buku gambar laknatnya dari pada pacarnya, sekali kali ia menoleh kearahku. Ya, aku tau itu kulirik dari ekor mataku. Aku hanya memandang hujan dari dalam kafe. Pacar kulkas dua pintuku hanya diam saja, aku jadi ragu apakah cintaku berbalas. Aku jadi teringat percakapan teman ku tadi siang di kelas.
Siang tadi
Kelas 12 ipa 2.
Jamkos sedang berlangsung banyak murid memanfaatknya untuk bercerita dari pacar, baju, sepatu.
"Semalem aku jalan sama Dion dia kasih aku coklat terus dia cium aku di dahi, romantis banget ya akunya" kata Riana pada teman temanya hana ikut nimbrung.
"Aku semalem jalan ke mall sama Gio, terus di beliin jam tangan sama dia baik banget kan dia" kata Fira.
"Kalo gua mah di ajak ke warung bakso sama Satria sepanjang jalan kami gandengan tangan, kurang romantis apa coba? " kata Lala teman Hana. Hana hanya dia menyimak ia tak mempunyai topik yang seru dibicarakan tentang Rain.
"Han lo kok diem" tanya Dira pada Hana
"Kaya mana tentang rain gak mungkin kan lo gak pernah kencan sama dia padahal udah pacaran enam bulan" goda Fira padanya."Nanti malen kami kencan pertama kali kok" jawab Hana kikuk.
"Buset dah, selama enam bulan pacaran baru kali ini lo kencan, benar kulkas dah tu anak" kata Lala
Hana meringis mendengar kata kata Lala. Separah itukah?"Mungkin dia punya alasan kali La" untung ada Riana yang membela.
"Dan jangan bilang lo gak pernah kontak fisik sama dia han?" Tebak lala tepat sasaran. Hana meringis lagi. Melihat itu ketiga temanya menganga tak percaya.
"Jadi selama ini lo pacaran sama dia ngapain aja han? Main petak umpet?" tanya Fira histeris.
"Bukan kali, nggambar cangkir exo kali sama rain, kan rain hobby nggambar" jawab Riana asal.
"Katanya dia gak sempat" kata Hana pada mereka.
"Kayanya dia gak beneran cinta deh sama lo Han, kalo dia cinta sama lo, pasti waktu dia di kasih ke elo walopun sesibuk apapun dia dan hell emang dia sibuk apa? Sibuk nggambar?" kata Lala pada Hana, kompor.
"Kayanya lo perlu bicara sama dia deh Han, biar lo gak makin cinta sama dia kalo dia gak cinta sama lo" saran Riana padanya.
Betapa lucunya kisah cintaku? Kenapa ia menerima tembakanku jika ia tidak mencintaiku juga, tidak tahukah dia bahwa aku sangat mencintainya selama tiga tahun. Mungkin tengkorak di Lab pun ikut terkekeh menertawakan kebodohanku.
"Yuk pulang" aku tersentak dari lamunanku, ternyata hujan telah reda dan, apa cuma itu? Jika semua kencan di dunia ini seperti ini maka aku adalah orang paling menentang kata "kencan romantis" kencan yang hanya duduk berhadapan tanpa bicara tanpa intraksi.
"Ayo pulang hujanya udah reda" ulangnya lagi. Aku berdiri dan mengikutinya yang berjalan didepan.
Ini salah ku, mencintai manusia kulkas.
Ini salahku mencintai orang yang tak mencintaiku sama sekali. Lamunanku tebuyar ketika aku menginjak kubangan. Aku terhenti, ini perlu di luruskan."Kenapa?" Tanyaku padanya ia berbalik dan menaikan sebelah alis.
"Apanya kenapa?" tanyanya balik.
"Kenapa kamu menerimaku jika kamu tak memiliki rasa yang sama padaku?" kataku ada sesuatu yang terangkat dari saat aku mengatakan itu.
"Kenapa kamu tak pernah menggenggam tanganku selayaknya pasangan lain?"
"Kenapa?" lirihku bahkan suaraku sangat tidak enak untuk didengar kurang ajarnya lagi air mataku tak ada niatan berkompromi jika ingin keluar. Ia tersenyum, apa yang salah dengannya.
"Sebenarnya aku sudah lama menunggu pertanyaan itu dari bibir kamu" kata Rain padaku, apa ia menunggu kata putus dari ku juga? Aku tak berkutik ketika ia melangkah mendekati ku seolah aku terpaku pada tanah yang aku pijak. Ia menggengam tanganku ,"hangat" itu yang aku rasa kan dari tangan besarnya.
"Kenapa aku gak mau genggam tangan kamu? Karna aku gak mau sekarang kita genggaman tangan dan besok diplaminan kita hanya bersalaman tangan, mending sekarang kita menjaga jarak dan besok kita bergenggaman tangan menuju gereja buat pemberkatan" katanya,
Oh tuhan aku sangat terharu padanya sekarang, bolehkah aku berteriak sekarang?
Ia melepas genggamanya aku sedikit kehilangan, tapi sekarang aku bahagia dengan sikap kulkas dua pintuku. Ia menuju motornya memasukan buku gambarnya kejock dan menepuk tempat duduk motornya,mengundangku untuk duduk disana. Aku tersenyum, oh sikap dinginnya tak seburuk apa yang aku pikir.Kulkas dua pintu dengan buku gambar aku mencintaimu...
Hadoh....
Ini cerita pertama nulis, dapat ide-Nulis-publis
Gak lihat typo yang bikin mata mau berdarah lihatnya.
Cek typo ya reader 😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Ginephobia (end)
Short StoryRain dan penyakit langkanya. Start 28 november 2018-20 Februari 2019.....