Aku berdiri di halte menunggu hujan reda dengan baju putih dan rok abu abu. Menatap sekeliling berharap ada tebengan. Aku menyesal telah menolak ajakan pulang ketiga sahabatku.
Tin..
Aku menoleh kearah pengemudi motor yang berhenti di depan.
Aku hanya menatapnya saja sampai ia membuka helm, menampilkan cengiran konyol.
"Ayo Han naik" ajaknya, kulihat ia tidak memakai jaket.
"Hujan begini?" tanyaku bingung, apa kami akan menerobos hujan?
"Ya, perkiraan cuaca hari ini bakal hujan sampai malam, nunggu bus lama lagi, emang kamu mau besok baru pulang?" tanyanya padaku.
"Baik lah kalau kamu maksa"
"Punya pacar gak diantar jemput, itu pacar apa pacar?" celetuknya, aku memukul bahunya gemas. Aku hendak naik ke kursi bakang dan aku merasa tanganku di cekal seseorang .
Aku menatap si pencekal
"Ra... Ra...." seketika aku gagap bagai pacar yang ketahuan selingkuh.
"Ayo pulang" ia menarikku kearah mobilnya. Bukanya tadi ia sibuk dengan acara pentas seninya? Aku menatap si pemilik motor tadi dengan raut minta maaf. Ia hanya tersenyum memaklumi.
Rain membuka pintu penumpang dan mendudukanku disana.
Aku menatap keluar sambil neremas tangan, kenapa kalau bersamanya aku selalu gugup.
"E... Persiapan pentas seni kamu udah beres?" aku mengangkat obrolan agar lebih cair. Kenapa selalu aku yang mencari topik pembicraan?
"Sudah" singkat pada dan jelas, namun setiap kata darinya yang aku tunggu selalu mendebarkan.
"Tadi itu siapa?" tanyanya menlajukan mobil.
"Itu teman aku, Namanya Chandra" jawabku rakut ia salah paham.
"Chandra yang katanya menyukai kamu itu?" tanyanya masih menatap kedepan.
"E... Kalau itu gak tau, kebetulan rumah kami searah" aku berbicara khawatir ia salah paham.
Ia mengagguk angguk kepala, tapi itu membuatku semakin gugup.
"Cupu, jangan dekat dengannya lagi aku gak suka" katanya padaku. Aku merasa ia adalah tipe Posesive, Tapi aku bahagia kalau ia bersikap seperti ini.
"Nih pake jaket aku baju kamu basah" ia memberi jaket dari kursi belakang dengan satu tangan.
"Makasih" aku tersenyum malu, kurasa pipiku memanas. Aku langsung memalingkan kepala kearah jendela.
****
"Ma aku nanti keperpus ya" aku memita ijin pada mama, aku bukan untuk ke perpus tapi untuk ke Rumah Rain yang dekat dengan perpustakaan umum.
"Ngapain?" mama berhenti mencuci sayur.
"Baca buku" jawabku singkat.
"Bukanya kamu udah lulus ya, kok aca buku lagi? " tanya mama curiga.
"Biar aja mah, lagian bagus dong Hana baca buku mungkin bersangkutan sama matkul nya besok" papa tiba tiba datang untuk minum ia memakai baju kantor, aku merasa bersalah telah berbohong.
"Oh yaudah, sama siapa?" tanya mama, aku tahu apa yang ingin didengar.
"Sendiri" jawabku, mama tampak kecewa, aku tahu ia ingin aku mengatakan
"Aku sama pacar, nanti dijemput" sayangnya itu takan terjadi.
"Ya udah hati hati ,pakai helm" kata mama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Ginephobia (end)
Short StoryRain dan penyakit langkanya. Start 28 november 2018-20 Februari 2019.....