Kasih bintang, tolong.
Cek typo.
Selamat hari lebaran ≧∇≦
Sesuai dengan perintah pak boss aku menghabiskan masa liburanku dengan pulang ke rumah. Aku rindu dengan Mama dan papa.
Aku mengambil penerbangan dari Jakarta ke Pekanbaru.
Sesampai di Pekanbaru aku tak langsung ke desa, aku ingin melihat mantan rumahku terlebih dahulu.
***
Disinilah aku berada, didepan rumah yang warna catnya masih sama seperti terakhir aku lihat. Ungu muda warna kesukaan aku dan Mama.
Aku lihat dari dalam rumah keluar seorang wanita paruh baya membawa ember dan kain pell.
"Nyari siapa neng?" tanyanya padaku saat ia melihat orang asing berdiri di depan rumah orang lain.
Aku tersenyum kaku.
"Gak ada bu, aku cuma kebetulan lewat" kataku sambil berjalan menjauh.Aku menghubungi Papa, sudah sampa mana jemputanku.
Saat aku katakan aku akan pulang. Mereka terkejut karena itu terlalu tiba tiba. Mama sangat antusias dan langsung menyuruh anak tetangga menjemputku. Kalau papa? Fisik dan kecekatanya sudah mulai memudar, untuk perjalanan jauh ini ia tak akan kuat aku takut ia kenapa napa saat menjemputku. Tak dapat terelelakan anak tetangga jadi korban.
"Neng Hana ya?" tanya seseorang saat aku duduk di halte.
"Ya" kataku mencoba melihat wajah dibalik helm.
"Saya di tugaskan pak boss untuk menjemput si eneng" katanya sambil membuka Helm. Betapa terkejutnya aku saat yang aku kira adalah pria ternyata seorang cowok berwajah imut.
"Kamu masih SMA?" tanyaku saat aku dikasih helm.
"Loh kok kakak tahu? padahal aku tadi sok dewasa loh" ia membawa koperku ke atas motor dan menaruhnya di depan.
"Muka kamu masih anak anak, kamu udah punya SIM? STNK?"
"Punya dong perlu aku tunjukin? umur aku udah delapan belas kak, aku bukan anak anak lagi muka aja mukanya aja anak anak" katanya sambil merogo kantong memcari sesuatu.
"Gak perlu, ayo kita langsung pulang aku capek"
"Kita bakal naik motor selama dua jam kakak tahan gak?"
"Jauh banget sih rumahnya" aku langsung menaiki kursi belakang dan memegang baju milik siapa ya?
"Nama kamu siapa?" tanyaku lupa menanyai namanya.
"Nama aku Dimas biasa dipanggil sayang" katanya, aku males membalas kata katanya. Aku tahu dimas ini tepe playboy.
"Lets go kak, pegangan kak nanti terbang" aku langsung mengeratkan pegangan ke jaket miliknya.
"Kak, di Jakarta enak gak?" tanyanya padaku saat kami berada dihutan kaliptus.
"Biasa aja sih" jawabku singkat.
"Oh ya kak, kakak kerja apa dijakarta?" tanyanya lagi, kepo banget sih jadi Makkhluk.
"Sekretaris"
"Banyak uang dong"
"Tergantung cara memakainya, walaupun kerja jadi presiden kalau boros boros ya sama aja, anyway kamu kelas berapa?"
"Kelas tiga SMA kak, aku tinggal lihat lulus atau lulusnya"
"Hah? Lulus atau lulus?"
"Aku wajib lulus sih hehe" ia terkekeh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Ginephobia (end)
Historia CortaRain dan penyakit langkanya. Start 28 november 2018-20 Februari 2019.....