"Ungh" aku melenguh bergerak diatas kasur dengan mata masih terpejam.
Tunggu,
Bukanya tadi aku berada di pesawat ya? Tapi kok bisa baring gini?
Aku membuka mata dan melihat ruang kamar. Aku Langsung terduduk dan segera manatap sekitar. Apa ini penculikan?"Sudah bangun?" tanya seseorang dari sampingku. Aku terkejut melihat pak boss duduk di kursi dengan dua tangan dilipat di dada.
"Kok bapak disini? Eh bukan kok saya disini? Bukannya kita mau ke acara pernikahan Mbak Sandei?" tanyaku sambil memeriksa baju hanya dengan lirikan mata.
"Tadi kamu tidur sangat pulas, jadi saya gak tega banguninya"
KEBO
MALU
MAMPUS
Aku menutup mata dengan malu, kok bisa sih?
Aku mendengar ia terkekeh.
"cepat kamu ganti baju, kita akan langsung ke lokasi pesta"
Aku menatap jam tanganku sudah jam tujuh malam, astaga berapa jam aku tertidur tadi. Gagal sudah niatanku bertemu Ariana dan berjalan jalan di Medan hiks. Selalu ada halangan, kemarin di culik sekarang kebablasan tidurnya.
"Sampai kapan kamu melamun? Keburu selesai acaranya" aku terkejut dan langsung berlari ke kamar mandi tak lupa membawa tasku kedalam sana tidak mungkin aku mencari cari pakaian di depan pak boss. Kamu tahu apa yang aku maksud.
Sambil mengguyur diri dengan air aku membayangkan pak boss adalah suamiku mengingat banyak hal yang terjadi diantara kami. Bukankah itu lucu, jika memiliki anak dari pak boss sudah kupastikan wajahnya akan cantik dan tampan tapi tidak tahu dengan otaknya, sama sama aneh mungkin seperti bapaknya. Aduh apa yang aku pikirkan, tak tak jangan ikutan aneh dong kaya otak pak boss.
Aku segera memakai baju gaun untuk undangan, aku yakin aku tampak seperti bocah memakai baju ini aku menatap diri pada cermin kamar mandi.
Gak banget.
Aku segera menggantinya dengan mini dress yang lumayan pas pada tubuh.
Ini lebih baik.
Aku memutar mutar tubuh. Aku kembali mencari peralatan make up dari dalam tas.
Setelah selesai Aku segera keluar dari kamar mandi dan melihat lak boss sedang berkutat pada dasinya.
"Bapak belum selesai?" tanyaku,ia melirik sebentar. sudah tahu dia belum selesai masih pake nanya dasar orang indo.
Ia memakai kemeja dengan dasi kupu kupu yang belum terpasang dengan benar di lehernya.
Aku memperhatikanya memakai dasi, sudah beberapa menit aku menunggu.
Apa susahnya sih pakai dari itu? Karna gemas dengan hal itu. Aku segera berjalan menujunya dan mengambil alih dasi yang belum terpasang. Aku rasa ia terkejut dengan tindakanku. Karna tingginya aku agak berjinjit untuk meraih dasi itu.
"Sini saya pakainkan pak, kalau tidak bisa ya minta tolong" kataku disela sela memakaikan dasi itu.
"Saya berharap kamu peka" katanya didekat wajahku sejenak aku menatap iris karamel miliknya, segera menjauh saat dasi terpasang. Apa maksudnya ia berharap aku peka? Apa ia sengaja memperlambat pemasangan dasi agar aku memasangkan dasinya?
"Ayo pak, jika berlama lama disini mungkin acaranya akan selesai" ajakku agak canggung dengan momen ini. Ia menatapku lama dari atas Sampai bawah.
"Apa kamu gak punya baju selain itu?" tanyanya setelah meneliti pakaian yang aku kenakan.
"Tidak pak, hanya ini yang saya bawa" bohongku, aku tahu kebiasaan pak boss, jika ia bertanya yang tidak penting, maka ia akan meminta yang tidak penting juga.
"Baik" katanya, kami berjalan berdampingan. Aku sedikit risih dengan tatapan orang.
Tenang Hana, setelah berada di pesta maka kamu akan bergabung bersama kariawan lain.
"Oh ya pak, kariawan yang lain dimana?" tanyaku setelah kami berada di sebuah mobil, entah mobil siapa?
"Mungkin Mereka sudah berada di lokasi pesta saat ini" ia menyetir tanpa melihat wajahku. Sungguh tidak sopan.
"Malam ini mereka menginap dimana?" aku curiga jangan jangan hanya kami berdua yang berada di hotel yang sama.
"Mereka menginap disana" katanya sambil menunjuk sebuah hotel di samping kanan.
"Loh kok beda sama saya?"
"Ya beda lah"
"Lah?" aku tidak mungkinkan berada dalam satu hotel dan satu kamar bersama pak boss.
"ya yang kamu bangun tadi adalah kamar hotel kamu"
"Bapak?"
"Saya juga sama, apa kamu tadi gak lihat kalau tadi memiliki dua kamar?" aduh tiba tiba otakku merasa nyeri.
Apa kata dunia.......
"Bapak gak mikir" kataku saat kami berada di persimpangan jalan menunggu lampu merah berganti warna.
"Maksud kamu?" tanyanya kali ini menatap mataku, kali ini aku akan kuat.
"Bapak gak mikir bagaimana tanggapan orang lain melihat kita, mereka akan berpikir kalau kita memiliki hubungan selain boss dan sekretaris, mungkin meraka akan memandang saya jelek" kataku marah, sambil memandang matanya dengan berapi api.
"Ya sudah, kalau begitu buat anggapan mereka salah" katanya santai.
"Maksud bapak?" nada nyolot tak bisa kusembunyikan, cukup sudah aku di monopoli oleh manusia ini.
"Jika kamu tidak mau menjalin hubungan dengan saya, mari kita menikah" katanya, Amarahku berganti dengan kebingungan.
"Bapak lamar saya?" tanyaku bingung.
"Menurut kamu?" menurutku itu sebuah ajakan menikah, tapi kok gak ada romantisnya ya?
"Bapak jangan bercanda sama saya, itu bukan hal yang bisa di jadiin bahan candaan" kataku sedikit tertawa garing.
"Apa kamu lihat wajah saya tampak bercanda?" tanyanya padaku, mula lu sama aja kali mau bercanda mau marah mau senang wajahnya sama aja wajah serius.
"Saya gak mau dengar jawaban kamu sekarang, saya yakin kamu terguncang saat ini" katanya sambil kembali menjalankan mobil, aku mati kamus memilih menatap gedung dab warung yang ada di pinggir jalan.
***
Sesampai kami di hotel tempat acara digelar aku terkagum kagum.
"wah apa Mas Thomas memang kaya banget ya sampe buat pesta dua hari dua malam dihotel bintang lima" kataku pada diri sendiri.
"Thomas adalah cucu satu satunya pemilik perusahaan teh disini" kata pak boss di sampingku.
"Benarkah? Tapi kenapa ia mau jadi sekretaris bapak? Kenapa tidak menjalankan usaha kakeknya saja? " tanyaku bingung.
Ia menggelengkan kepala.
"beruntung banget Mbak sandei menikah dengan Mas Thomas" kali ini kami berada di lift."Ya, mungkin, oh ya pernikahan seperti apa yang kamu inginkan nanti?" tanyanya padaku, aku menatap sekitar dan ada penghuni di lift selain kami.
"Kenapa? bapak mau nikah sama saya?" tanyaku langsung, kaya ada yang aneh. Bukanya tadi pak boss lamar aku ya?
"Gak usah dijawab saya udah tahu" kataku saat ia membuka mulut. Salahku juga bertanya hal konyol itu padanya. Ia tersenyum dan memalingkan wajah kedepan.
Dasar orang gendeng, senyum senyum sendiri, aku melihat seorang wanita cantik disampingnya aku yakin ia akan pergi ke lantai yang sama dengan kami, melihat penampilanya, sedangkan disebelahku seorang lelaki tampan. Belum sempat aku meneliti wajah si pria tanganku diatarik dan membuatku berpindah tempat.
"Kita pindah posisi" kata pak boss, aku melirik wanita disampingku, kulihat ia tersenyum manis pada pak boss. Apa mungkin pak boss ingin berdekatan dengan pria tampan?
Positif positif Hana, mungkin pak boss tak ingin kamu di ganggu sama pria tampan. Jiah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Ginephobia (end)
Historia CortaRain dan penyakit langkanya. Start 28 november 2018-20 Februari 2019.....