Cek typo gais.
Aku duduk di kursi yang nyaman, mengatur jadwal rapat pak boss dan hal lain yang perlu diperiksa.
Tiba tiba pintu seberang terbuka, menampilkan bang Urip membawa baskom berisi air, kain pel di tangan kiri dan kain lap di atas bahu. Ia adalah penggantiku di apartemen pak boss, kadang aku ragu bahwa pak boss itu normal.
Lihat pekerjanya saja laki laki semua dari tukang masak sampai tukang bersih bersih.
"Bu...." sapanya padaku, Urip orangnya memang ramah. Aku membalas senyumnya sampai ia berlalu dan memghilang dari pandangan. Aku kembali memfokuskan pikiran kepada dokumen.
Ketukan sepatu kembali menyadarkanku dari fokus. Aku melihat seorang wanita paruh baya dari arah lift menuju ke arahku.
"maaf bu, ibu mencari pak Rain?" tanyaku tersenyum setelah ia berada dihadapanku, aku yakin wanita ini orang penting sampai bisa disini.
Ia menunjuku berkerut kening.
"Sejak kapan Rai punya sekretaris wanita?" tanyanya setelah ekspresi bingung tadi. Tuh kan ibu ini saja tahu pak boss itu aneh."Sejak beberapa hari yang lalu bu, ada perlu dengan pak Rain biar saya panggilkan,kalo boleh tahu ibu siapa pak Rain? " aku segera mengambil telepon dan menghubungkanya ke telepon yang berada di meja pak boss.
" saya ibunya boss kamu yang nakal itu, Sepertinya wajah kamu familiar" katanya, aku masih mencoba menghubungi pak boss.
"mungkin karna wajah saya pasaran bu, makanya ibu seperti pernah lihat" kataku disela tawa, telepon tak diangkat sama sekali apa mungkin pak boss masih di apartemenya. Memang dari tadi aku tidak melihat wajahnya dari jam masuk.
"Rai... " panggil ibu itu dengan nada lembut, sungguh anggun ibu satu ini.
Pintu terbuka dan menampilkan pak boss dengan stelan kantor, loh kenapa tadi tak mengangkat telepon kalau ia berada didalam?
"Kenapa kamu tolak perjodohan yang..."
"Ayo ma kita bicara didalam" potong pak boss dan langsung membawa ibunya kedalam ruanganya, aku yang menonton intraksi anak dan mama itu tersenyum. Tiba tiba aku kangen mama.
Mama, aku kangen.Ceklek
Aku mendongak melihat pintu pak boss yang terbuka, disana ibu pak boss berdiri dengan wajah berkaca kaca.
Ada apa denganya?
Apa yang di perbuat pak boss sampai ibunya ingin menangis?"Boleh mama peluk kamu?" tanyanya , aku mengerutkan kening.
"Saya?" tanyaku masih bingung.
"Maaf boleh saya peluk kamu?" ulangnya dengan mata berkaca kaca namun bibirnya mengulas senyum.
"E.... " aku bingung, kok ibu ini minta peluk? Pertama jumpa pula.
"Ya boleh" jawabku akhirnya, ia langsung memeluku dengan lembut namun seolah tidak bisa terlepas.
"Hana, mama kangen sama kamu" katanya saat kami berpelukan. Mama? Apa aku punya mama selain mamaku yang di rumah? apa aku anak pungut? Papa punya istri selain mama? Aduh otak berpodium rendahku semakin turun dari rata rata otak lumba lumba.
"Maaf bu apa kita kenal sebelumnya" tanyaku setelah pelukan kami terlepas, aku tahu pertanyaan itu tidak Sopan namun aku ingin tahu.
Ia nampak terkejut dengan pertanyaanku kemudian Matanya menatapku sendu.
"Ternyata Rai tidak bohong" ucapnya sambil berkaca kaca.
"Seandainya mama memberitahumu kepergian kami kamu tidak akan seperti ini" tangisnya semakin menjadi, aku jadi panik. Ada apa ini?Aku mencoba memeluknya. Pintu pak boss terbuka dan aku segera menarik diri takut lak boss salah paham dengan apa yang terjadi. Ia menatapku tajam.
Mati aku.
"Kamu apakan Mama saya?" kan sudah kuduga, pak boss pasti salah paham.
"Gak saya apa apain kok pak suer" aku membela diri. Ibu pak boss langsung menatapnya memperingati.
Pfft
Aku menahan tawa dengan cara berbatuk batuk.
"Ma, ayo aku antar pulang aja" kata pak boss menghampiri Mamanya. Aku sebagai penonton intraksi mereka lagi.
Siapa yang salah disini? Yang pasti bukan aku. Pastinya pak boss.
Aku menatap punggung mereka sampai menghilang. Kenapa bisa hidupku di penuhi dengan orang orang aneh. Sekarang aku tahu dari mana sifat pak boss berasal.
***
Pulang dari kantor sekitar jam sembilan aku langsung mandi dan ingin berkencan dengan kasur tercinta. Aku segera memeluk bantal guling dan mencoba memejamkan mata.
Bunyi ponselku menyadarkanku dari ngantukku, padahal tadi aku sudah berjalan ke alam mimpi.
Pak boss calling
Aku menatap layar yang kabur karna pandanganku, siapa tahu aku salah baca.
Aku menggeser tombol hijau namun sayang panggilan sudah diputus. Aku segera membaringkan diri kembali. Tumben pak boss menelpon jam segini, ada apa?
Dering kembali tanpa melihat lagi aku langsung mengangkatnya.
"Mau menikah denganku?" kata orang diseberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Ginephobia (end)
Historia CortaRain dan penyakit langkanya. Start 28 november 2018-20 Februari 2019.....