Broken Promises

1.8K 105 7
                                    

Jangan berekspektasi dengan hati, salah salah bisa mati



Hi, klik bintang
Cek typo....



Semua berlalu begitu cepat aku bahkan tidak yakin kalau itu bukan halusinasiku saja.
Setelah kejadian itu atmosfer berubah, canggung luar biasa, baik Aku atau Rain tak ada yang angkat bicara. Sepanjang perjalanan pipiku bersemu merah. Tak berani menoleh ke arah Rain yang sedang menyetir. Sampai di depan rumah aku langsung turun.

"Ayo minum dulu Rain" ajakku padanya walau kami pacaran aku tak pernah Memperkenalkan ia pada Mama atau Papa, aku yakin ia tidak kenal dengan orang tuaku. Kulihat ia melihat jam tangannya.

"Gak deh, lain kali aja" ia tersenyum, sudah bisa kutebak apa jawabanya. Kemudian ia menhidupkan mobil, aku melambaikan tangan ketika ia melaju pergi.

Aku berbalik dan masuk ke rumah. Kosong. Yang lain kemana? Bukanya hari ini free?

"Hayo tadi diantar siapa?" Mama mengagetkanku ia keluar dari bilik pintu .

"Siapa?" aku pura pura tidak tahu.

"Pantas aja gak mau pulang bareng, ternyata diantar pacar, kalo pacaran kasih tahu Mama dong, Mama kan pengen tahu kaya mana selera kamu, kamu kok gak suruh dia masuk? Sejak kapan kamu pacaran? " aku memutar bola malas, inilah Mamaku punya penyakit kepo.

"Bukan ma dia bukan pacar kok" bohongku pada mama.

"Pa lihat nih anak kamu, udah pandai pacaran pandai bohong pula" kata Mama agak keras. Papa keluar dari dapur membawa secangkir kopi.

"Gak papa Ma, kamu dulu juga gitu kok, bedanya kamu pacaran pakai surat, kalo zama Hana pakai ponsel, ya kan Han?" papaku membelaku, aku tersenyum menang.

"Anak sama bapak sama aja, like father like son" Mama melongos pergi kekamar merasa di kroyok. Aku terkekeh melihat Mamaku itu, hormon kehamilanya membuatnya cepat merajuk, oh ya Mamaku hamil adiku, sekitar lima bulan, ia agak sensitif.

"Apa benar yamg dibilang Mama kamu Han?" aku tak sadar bahwa papa masih di sampingku.

"Ia pa" kalau sama papa aku jujur.

"Kapan kapan kamu ajak dia kemari biar papa tanding catur sama dia, hati hati juga" aku hanya mengangguk, kapan kapan?
Aku tak yakin kapan kapan itu akan terjadi, karna sebentar lagi ia akan pergi.
Sekarang aku menyesal tidak mengungkapkan perasaanku padanya lebih awal.
Papa beranjak pergi menepuk bahuku, ia pergi kekamar untuk melihat mamaku yang merajuk.

Aku melangkah kekamarku disamping kamar orangtuaku.
Getaran diponselku membuatku mengambil ponsel di tas kecilku. Dan membuka Aplikasi Whatsapp

Rain 😘

Aku akan selalu ada untukmu
Tunggu aku, sampai jumpa dan love you.

Kenapa?

Aku bingung apa maksud dari Chatnya, besok saja lah aku tanyakan.

Aku membuka grup chat.

Four walls

Fira daebak.
Gais lo mau lanjut kemana?

Lala kampret.
Aku Mau lanjut ke ITB kalo jebol, kalian sendiri?

Ariana grandong.
Aku mau ke UNIMED gak jadi di USU gak masuk 😭, kamu sendiri Fira?

Fira deabak
Aku mau kekorea jumpa oppa chanyeol 😌

Rain And Ginephobia (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang