Part 10. Rumah Rama

12.5K 418 5
                                    

●R

4 bulan kemudian...

Rama dan teman-temannya sedang berkumpul di warung Bi Siti, mereka menjadikan tempat ini buat bolos. Kini mereka sedang membicarakan Ava dan Alanda yang hilang entah kemana tanpa kabar.

"Ava kemana sih kalian tau nggak?!" Tanya Rama dengan kesal. Rama udah pernah coba telfon dan mendatangi rumah Ava, tapi hasilnya cuma nihil.

"Tenang Ram, gue juga nggak tau Ava sama Alanda kemana." Mika berusaha menenangkan Rama.

"Gue udah pernah coba telfon juga nomornya nggak aktif." Sambung Sandra.

"Iya gue juga udah samperin rumahnya Ava, tapi bokapnya kaya kebingungan dan kaya lagi nyembunyiin sesuatu gitu." Sambung Mika kembali.

"Pokoknya kita kerumah Ava sekarang!" Tegas Rama.

"Lo kenapa sih Ram? Kaya nya lo merasa kehilangan banget." Ucap Abyan.

"Emang lo nggak ngerasa gitu hah? Temen kita hilang tanpa kabar Byan!" Abyan hanya diam tak membalas.

"Kayanya Rama suka deh sama Ava." Batin Mika.

"Lo suka sama Ava, ya kan Ram?" Sambung seseorang, mereka menengok kearah orang tersebut.

"ALANDA!"

Flashback On

Amrik-california

Ava sedang duduk di balkon hotel, dia duduk termenung dengan tatapan kosongnya. Ava sedang banyak fikiran.

"Bagaimana kalo nanti gue pulang bokap nggak ngerasa apa-apa gitu ke gua?"

"Gimana kalo mereka marah?"
"Gimana kalo Papah malah ngebuang gue?"
"Gimana kalo....arrrrgghhhh." Semua fikiran negatif ada di kepala Ava sekarang.

Ava meremas wadah minuman yang sedang ia pegang. Ava marah, sangat marah, ia kecewa, sedih dan hampa.

Ava teringat 4 bulan yang lalu saat kejadian ia tenggelam, tapi Ayahnya malah pergi meninggalkannya.

"Tika Bangs*t!" Teriak Ava.

Alanda yang kini sedang memperhatikan keadaan Ava, ia ikut bersedih.

Sahabat mana yang tega membiarkan sahabatnya sendiri dalam keadaan terpuruk?

"Gue nggak tega ngeliat lo kaya gini Vaaa. Kalo tentang ngurusin urusan pekerjaan, lo seakan menganggap masalah lo itu nggak ada, lo berusaha ngelupain itu semua." Batin Alanda.

Ava mencoba menenangkan dirinya kembali dengan meminum air yang tadi ia remas.

Alanda bingung harus mendekati Ava atau malah sebaliknya.

Setelah difikir-fikir panjang, Alanda mendekati Ava yang sedang mencengkeram botol minumnya.

"Gue nggak bisa tinggal diam!"-Alanda

Ava NafizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang