Part 32. Prom night?

10.4K 333 8
                                    

Follow ig:@maysaroh431

●R

-KANTIN

2 Hari kemudian...

Alanda dan kawan-kawan sangat khawatir dengan keadaan Ava, apalagi mereka tidak tahu keberadaan Ava sekarang.

"Biasanya Ava kalau ngilang kayak gini, perginya kemana?" Tanya Aris.
Rama hanya diam karena ia tidak tahu.

"Taman. Ya taman! Taman deket apartemennya. Karena taman disitu kan sepi." Balas Alanda.
"Sepi?" Tanya Sandra.

"Ya. Ava suka gelap dan Ava suka keadaan hening dan sepi." Balasnya.

"Gimana kalo kita nyari kesitu aja sekarang?" Usul Aris.
"Gue udah ngecek kesitu, tapi nggak ada." Lesu Alanda.

"Tempat lain?" Tanya Adira. Memang Adira dan Kenan sekarang sedang bergabung bersama mereka.

"Ruangan dia sendiri." Tak ada yang mengerti dengan apa yang dimaksud Alanda.

Saat mereka tengah serius membahas soal Ava, ada seseorang yang melambaikan tangan dan memanggil mereka.

"Hey kalian!" Seru seseorang.

Mendadak semuanya menengok ke asal suara.

"Kalian nggak ikut lihat mading sekolah?" Tanya seorang siswa yang diketahui bernama Angga salah satu anggota osis.

"Ada apa emang?" Tanya Gavin mewakili.
"Acara Prom night." Jelasnya.

"Prom night? Kapan?" Tanya Rama.

"Lihat sendiri aja, udah ya gue ngasih tahu yang lain dulu. Bye!" Pamitnya.

●Ava Nafiza●●

BELANDA

Setelah kejadian Ava di serempet dan sekarang menjadi buta ini, Ava jadi sering diam dan melamun. Seperti sekarang, Ava sedang melamun. Duduk di balkon apartement sewaannya.

Badan Ava yang lemas dan wajah Ava yang pucat ini, membuat Satya khawatir dengan keadaan Ava.

"Va." Satya langsung duduk disamping Ava.

"Hm." Jawab Ava hanya dengan deheman.

"Kenapa?"
"Nggak ada." Ava menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Jujur sama Kakak, Va." Ucap Satya dengan nada halus.

Ava menghela nafasnya dan Ava meraba-raba keberadaan Satya. Satya membantu Ava menemukan dirinya.

"Ini.. Ini kakak." Ucap Satya sedih.
"Kak, gue boleh minta tolong nggak?" Kata Ava.

"Boleh. Apa pun yang kamu minta, Kakak pasti akan kasih buat kamu." Balas Satya.

Serasa perasaannya sudah mantap, Ava mengatakan sesuatu pada Satya.

"Jujur Kak, gue--gue punya perusahaan." Ava mengantungkan kalimatnya.

"Dan--kalo nanti operasi gue gagal terus gue udah--udah nggak ada nanti, gue mau lo yang ngurus perusahaan gue, Kak." Pinta Ava seakan-akan sudah pasrah akan kehidupannya.

Setelah berkata seperti itu, hati Ava menjadi lega.

"Nggak, gue tahu lo itu orangnya kuat, lo nggak boleh ngomong kayak gitu. Operasinya pasti lancar, lo pasti bakal bisa lihat lagi." Ucap Satya dengan mata berkaca-kaca.

"Dan soal perusahaan? Kakak tahu, kamu kan pernah kerja sama, sama kantor Kakak." Satya tersenyum getir.

Ava mengingat-ingatnya, kapan Ava bekerjasama dengan kantor Satya?

Ava NafizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang