Part 15. Bongkar

11.7K 388 4
                                    

●R

Rama memasuki pintu ruangan Ava. Tangan Ava di infus, hidungnya di bantu dengan alat pernapasan. Tapi lukanya tidak ia tutupi, sengaja, supaya cepet kering. Rama melihat mata Ava tertutup dengan nafas teratur. Itu berarti Ava lagi tidur.

Rama duduk di sebelah kanan Ava dan Alanda di sebelah kirinya.

"Maafin aku sayang." Gumam Rama. Lalu ia memegang tangan Ava.

"Kamu cepet sadar ya."
"Aku nggak tega liat kamu kayak gini." Ucap Rama bersedih.

Tiba-tiba tangan Ava bergerak-gerak. Sedikit demi sedikit matanya terbuka.

"Rama..Alanda.." Ucap Ava tidak terlalu jelas.

"Iya sayang/ Iya Va." Ucap Rama dan Alanda bebarengan.

"Kalian mau nurutin gue kan?"Ucap Ava.

"I-iyaa aku akan nurutin kamu." Ucap Rama.
"Iya, Va." Ucap Alanda.

"Aku mau pulang. Please ngga nerima penolakan!" Tegas Ava dengan sedikit lemas.
"Tapi kamu---"

"Yaudah kalo gitu gua pulang sendiri aja." Ava berusaha bangkit dari tidurnya, tapi Rama menghalanginya.

"Oke iya iya! Aku antar kamu pulang!Tapi harus izin dulu ya sama Dokter." Ucap Rama dan Ava menyetujuinya.

Rama keluar dari ruangan Ava untuk meminta izin pada dokter.

Kini hanya ada Alanda dan Ava di ruangan itu.

"Va, lo kok bisa sampe kayak gini,  Kenapa?" Tanya Alanda.
"Berantem." Cengir Ava.

"Iya gue tahu. Ya kali lo luka lebam gini tapi lo kecelakaan. Maksud gue siapa pelakunya?" Tanya Alanda.

"Tika." Jawab Ava tanpa basa-basi lalu Ava tersenyum.

"Lo di apain aja sama si bitch itu?! Kok lo bisa berantem sama dia? Gimana ceritanya?!" Emosi Alanda memuncak saat mendengar nama Tika.

"Urusan keluarga." Ucap Ava tenang.
"Jelasin!"

"Ya kemarin pas pembagian rapot, gue ketemu bokap. Dan bokap nyuruh gue pulang. Ya gue nurut, lagian apa salahnya memaafkan ya kan? Terus pas gue pulang, bokap beliin mobil baru buat gue. Si Tika ngotot pengen beli juga. Tapi bokap nggak nurutin, alhasil saat gue masuk rumah dia ngehajar, mukul, nampar dan nendang gue, jadi gini." Jelas Ava sambil tersenyum.

"Bokap lo tau?" Tanya Alanda
"Tau."

"Terus reaksi dia gimana?"
"Marah. Dia maki-maki Tika."

"Bagus! Saat lo di hajar sebelum bokap lo tahu, lo bales nggak?"
"Enggak." Jawab Ava tenang.

"Biar gue yang bales!" Alanda langsung keluar dari ruangan Ava tanpa memperdulikan panggilan dari Ava.
"Al!" Teriak Ava.

"Eh lo kenapa, Al?" Tanya Gavin saat melihat Alanda keluar dari ruangan Ava dengan emosi.

"Woi Al! Lo kenapa?" Tanya Mika dan Sandra.

"Al, lo kenapa?" Gavin mengekori Alanda.

"Lo tunggu di sini dulu. Gue ke sekolah sebentar doang. Ada urusan." Gavin yang tak tahu menahu hanya menurut saja.

Rama pun datang bersama dokter dan Rama bingung melihat raut wajah Gavin.

"Lo kenapa, Vin?" Tanya Rama.

"Nggak papa. Cuma gue heran aja ngeliat Alanda terburu-buru mau ke sekolah katanya." Ucap Gavin dan Rama hanya ber-oh ria saja. Rama segera masuk ke ruangan Ava diikuti oleh teman-temannya.

Ava NafizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang