Part 40. Putus?

11.4K 369 19
                                    

●R

"Jelas! Cowo mana yang nggak marah saat jelas-jelas cewenya sendiri yang ngaku didepan cowoknya, kalau saat dia berada di luar, dia malah enak-enakan berduaan dengan cowo lain?! Cowo mana Va, yang nggak marah?!"

Ava berjalan menuju kursi panjang sambil terkekeh sekilas.
Rama mengikutinya dengan emosi yang tertahan.

"Apa bedanya sama lo?" Kata Ava dengan ekspresi yang kembali datar.

"Gue? Maksud lo apa?" Rama ikut duduk disamping Ava. Tanpa sadar, Rama memanggil Ava menggunakan kata 'Lo.'

Ava membuka ponselnya dan mengacuhkan Rama.
Rama yang merasa diacuhkan oleh Ava, mengambil ponsel Ava.

"Tatap gue!" Tegas Rama.
Ava menatap Rama dengan tajam. Baru 5 detik Ava menatap Rama, Ava membuang mukanya kembali.

'Lo jahat Ram, lo udah ngebuat gue cinta sama lo.'-Batin Ava.

"Va! Tatap gue!" Kata Rama dengan emosi yang masih belum mereda.

"Kenapa?" Tanya Ava.

"Jelasin ke gue, apa maksud lo tadi?" Rama meminta penjelasan pada Ava.

Ava tersenyum miring sekilas, dia memberi kode kepada Rama, supaya Rama melihat gambar-gambar pada ponsel Ava yang sudah terbuka pinnya.

Rama menurut saja karena Rama ingin tahu apa maksud Ava.

Saat Rama melihat-lihat gambar pada ponsel Ava, Rama terkejut dan langsung mematikan ponsel Ava.

Isi ponsel Ava adalah.

Foto Rama sama Mika berdua di kantin.
Di kelas.
Di lapangan.
Di warung Bi Siti.
Di taman.

Dan semua foto mereka, mesra.

Ava hanya menaikkan satu alisnya dan terkekeh pelan.

"Dengerin gue, Va." Rama meminta peluang pada Ava untuk menjelaskannya.

"Nggak usah di jelasin juga gue ngerti kok, ngerti banget malah." Kata Ava dengan tawa hambarnya.

"Gue--"
"Kalau lo maksa pengen banget buat jelasin, jelasin aja." Ava memberi peluang dengan santay.

"Gue sama Mika cuma--
"Temen." Balas Ava secepat kilat.

"Memang sih awalnya gue nggak percaya, tapi setelah banyak yang ngirimin foto-foto lo dan banyak yang ngasih info ke gue, gue jadi percaya." Kata Ava dengan santay.

Rama terdiam.

"Waktu itu gue pernah bilang kan sama lo? Kalo ini yang terbaik buat Mika dan lo, gue rela kok kalo kalian jadi satu." Ava tersenyum kikuk.

Mika yang berada tidak jauh dari mereka, tersenyum penuh kemenangan saat mendengar Ava memberi peluang untuknya.

"Nggak!" Tegas Rama.

"Nggak, Va! Gue sayang sama lo! Maaf, waktu itu gue sempat putus asa buat nyari lo, tapi gue tetep sayang sama lo. Gue memang sayang sama Mika, tapi sayangnya gue ke dia, cuma sayang layaknya sebagai seorang sahabat, Va." Jelas Rama membuat Ava terdiam.

Ava NafizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang