Part 50. Rasa Galang

8.7K 291 8
                                    

●R

Di dalam ruangan yang tidak terlalu besar ini, Galang sedang berbaring lemas dengan tangan yang terpasang infusan dan hidung yang dibantu dengan alat pernafasan.

Galang sudah siuman karena tadi Galang sudah mendapatkan pendonor darah untuknya.

Satya memasuki ruangan Galang untuk mengecek kondisinya.

"Lang." Panggil Satya.
Galang menoleh terkejut saat melihat kedatangan Satya.

"Lo nggak perlu kaget kayak gitu." Satya duduk di kursi disamping tempat Galang berbaring.

Galang menghembuskan nafasnya pelan.
"Dimana Ava?" Tanya Galang dengan suara lemas+pelan+serak.

Satya tersenyum kaku.
'Ava koma, Lang.'- Batin Satya.

Alanda, Aldric, Naura dan Rama baru saja sampai di ruangan Galang.

Galang terkejut untuk kedua kalinya.
"Mereka teman-teman Ava." Jelas Satya karena melihat keterkejutan dan kebingungan Galang.

Galang sebenarnya sudah mengenal mereka, kecuali Rama.

"Galang." Panggil Rama.
"Gue." Sahut Galang dengan suara seraknya.

Rama mendekati Galang dengan jalan yang ia paksa. Ingat! Rama baru saja di hajar oleh Satya.

"Maaf."
"Maafin gue, gue yang udah bikin lo masuk rumah sakit dan--" Rama menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya.

"Gue udah buat Ava koma." Sambung Rama, Satya langsung membuang mukanya.

Galang menganga kaget sambil berusaha bangun dari tidurnya.

"Lo tiduran aja, jangan duduk dulu." Kata Satya pada Galang.

Galang tetap Galang, ia tidak mendengarkan kata Satya, ia tetap memberontak untuk duduk. Yaa Satya pastinya membantu Galang untuk duduk.

"Kak?" Tanya Galang memastikan, Satya mengangguk lemas.

"Gue mau ketemu Ava, Kak." Pinta Galang.
"Boleh, tapi lo nggak boleh jalan, lo harus pakai kursi roda." Kata Satya.
"Oke."

●RUANG TEMPAT AVA DIRAWAT●

Ava disini tengah berbaring lemas dengan nafas teratur. Seperti Galang, tangan Ava diinfus dan hidungnya dibantu dengan alat bantu nafas.

Wajah Ava pucat pasi. Ava terlihat seperti orang tidur, bukan koma.

Rama dan Satya mengantarkan Galang ke tempat Ava. Alanda, Aldric dan Naura menunggu di luar.

"Kak, e--" Galang melirik Rama karena ia tidak tahu nama Rama, jadi ia bingung mau memanggilnya siapa.

"Rama." Kata Rama yang mengerti apa yang ingin Galang ucapkan.

Galang mengangguk. "Maaf, kalian bisa keluar dulu?"

Satya mengangguk sambil berjalan keluar.

"Oke." Jawab Rama sambil meninggalkan Galang.

Setelah mereka sudah meninggalkan ruangan Ava, Galang menghembuskan nafasnya pelan.

Galang menatap wajah Ava dalam-dalam lalu perlahan ia menggenggam tangan Ava.

Rama yang sempat melihatnya dari kaca pintu jadi terpancing emosi karena cemburu, tapi Satya mencegahnya.

Ava NafizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang