Part 21. AVA SATYA

11.4K 350 2
                                    

●R

Satya POV

Saat gue ngeliat Adik kesayangan gue di Denta company udah mandiri dan bisa ngelawan orang yang menantangnya, gue rasa cukup gue ngawasin dia. Mumpung gue lagi di Indonesia, gua mampir ke mansion yang udah 4 tahun ini nggak gue kunjungin.

Mansion gue memiliki pin dan ternyata pin nya belum dirubah.
Gue masuk ke dalam mansion gue. Ternyata tempat berubah, warnanya serba abu-abu, mungkin sekarang tempat ini sudah menjadi markas Ava.

Bodyguard yang menjaga di depan menunduk patuh saat tahu yang datang adalah gue. Yang gue liat sih mereka kayak pengen bertanya sesuatu gitu ke gue, cuma ragu akan bertanya, mungkin.

Saat gue sedang berjalan menuju ruangan, gue rasa ada yang natap gue gitu. Ternyata, mansion ini terpasang  banyak CCTV.

"Adik gue hebat juga ternyata." Gumam gue.

Baru saja gue mau melangkahkan kaki, terdengar suara seseorang.

"STOP! SIAPA KAU!" Gue nggak noleh saat seseorang tersebut memanggil gue. Gue sengaja ngebiarin dia nyamperin gue dan benar saja dia nyamperin gue.

Saat dia nyamperin gue, dia buru-buru mau nonjok gue, tapi nggak jadi karena gue terlebih dahulu menoleh kepadanya.

"Tu-tuan?" tanyanya terbata-bata, gue hanya membalasnya dengan senyuman. Dia menunduk hormat pada gue.

Mansionnya kini penuh dengan bodyguard. Sungguh menakjubkan, Ava sangat teliti dalam menjaga sesuatu hal yang menurutnya berharga.

"Tuan, Non Ava sudah mencari Tuan kemana-mana. Non Ava merasa berat banget saat nyonya dan tuan meninggalkannya. Pak Wibowo jarang memberikan Non Ava kasih sayang." Ucapnya tanpa gue tanya.

"Maksudnya, Papah jarang merhatiin Ava gitu?"Tanya gue penasaran.
"Iya."

Gue kaget dong pastinya? Buru-buru gue langsung pamit pergi ke ruangan gue dulu.

"Saya mau ke ruangan dulu." Pamit gue dan mereka mengangguk pelan lalu mereka kembali berjaga.

Ceklekk..Ceklekk...Ceklekk

"Di kunci?" gumam gue.
"Ah lebih baik gue nyari kunci ganda."

Gue memanggil salah satu bodyguard dengan melambaikan tangan.
"Dimana kunci ganda?" Tanya gue.
"Ini Tuan." Dia memberikan kuncinya pada gue.

Gue sempet mikir sih, kok Ava mau aja ngasih kunci ganda ke orang lain. Tapi fikiran gue berubah saat gue sadar di tempat ini banyak cctv dan nggak mungkin juga mereka berani masuk ke ruangan ini.

Gue sengaja nggak matiin cctv, biar Ava tahu kalo gue kemari.

Gue membuka pintu itu, betapa terkejutnya gue saat melihat semua dinding ruangan ini bertuliskan nama gue dan nama Ava.

Ava Satya Ava Satya Ava Satya. Ava sayang Kak Satya, Ava kangen Kak Satya, Kak satya, Ava Nafiza, Arya  Satya. Kakak Ava tersayang, Ava sayang Kakak, Ava Satya Ava Satya.

Begitulah sekiranya coretan di dinding berbackground grey ini.

Gelap, sunyi. Itu yang gue rasakan.
Gue menyalakan lampu dan gue berjalan menyusuri ruangan ini.

'Apa Ava tersiksa selama gue pergi?'
'Apa ini waktunya gue kembali?'
'Atau gue harus bawa Ava pergi?'

Gue masih menatap dinding-dinding ruangan ini, satu kata rapih. Ruangan ini sangat rapih dan bersih.

"Ka-Kak Satya?!"

Satya POV End

●●Ava Nafiza●●

Ava NafizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang