Part 35. Nyokap Rama don't like Mika

11.1K 322 7
                                    

Di part ini nggak ada area Ava/ Satya. Next di part selanjutnya😉

●R

●●AREA ALANDA●●

Selepas keluar dari kelas, Alanda berjalan tanpa arah dengan emosi yang tertahan.

Alanda berhenti dan mengepalkan tangannya "Errghh!" Alanda meninju dinding yang ada disampingnya untuk meluapkan emosi yang tadi ia tahan.

"Sahabat dan pacar lo lagi hilang gobl*k! Dan kalian malah enak-enakan nusuk Ava dari belakang! Bitch!" Geram Alanda dan berkali-kali memukul dinding, seakan-akan dinding itu adalah wajah Rama dan Mika.

Tanpa Alanda sadari, tangannya memerah dan sedikit berdarah sampai-sampai menetes pada bajunya.

Dari arah berlawanan, Gavin tiba-tiba muncul dan langsung menghampiri Alanda.

"Al! Al! Udah! Udah." Gavin memegang pundak Alanda tapi Alanda menghempaskan tangan Gavin dan langsung berjalan tanpa arah.

"Alanda!" Gavin mengejar Alanda dan langsung menggapai pundaknya.

Alanda berhenti dan mengatur nafasnya karena ia baru saja meluapkan emosinya.

"Tenang dulu sayang." Gavin berusaha menenangkan Alanda dan tidak langsung bertanya apa yang sedang terjadi.

Dan karena hanya panggilan sayang dari Gavin, hati Alanda kembali hangat.

Alanda membuang nafasnya kasar dan emosinya sudah hilang karena sikap hangat Gavin.

"Bel udah bunyi, masuk Vin." Kata Alanda tanpa menatap Gavin.

"Terus kenapa kamu nggakmasuk kelas?" Tanya balik Gavin.

"Gerah, laper." Kata Alanda bohong.

Gavin menghembuskan nafasnya pelan dan tersenyum "Yaudah, ikut aku." Gavin memegang tangan Alanda dengan lembut dan membawanya ke warung Bi Siti.

-Warung Bi Siti

"Bi! Teh 2 ya! Nggak usah manis-manis, soalnya pacar saya aja udah manis." Gombal Gavin dan membuat Alanda tersenyum.

"Siap Den!" Balas Bi Siti.

Hari ini warung Bi Siti sedang sepi. Mungkin karena sedang ujian, jadi tidak ada yang membolos. Kecuali..

Selepas Gavin memesan minum dan makan sekalian, Alanda hanya duduk dan diam.

"Jangan diem aja sayang." Gavin membuyarkan lamunan Alanda.
Gavin melihat tangan Alanda yang memerah dan berdarah.

"Tangan kamu berdarah, aku ambil obat dulu sebentar." Pamit Gavin dan tersenyum pada Alanda.

"Iya."

Gavin mendatangi Bi Siti dan menanyakan dimana letak obatnya. Setelah mengambil obat, Gavin kembali duduk dan langsung mengobati Alanda.

"Ssh." Ringis Alanda.

"Kalau kamu lagi kesel, pengen marah, luapin ke aku aja nggak papa. Asalkan jangan sakiti diri kamu, aku nggak suka." Ucap Gavin yang masih sibuk mengobati tangan Alanda.

"Ini Gav, tehnya." Ucap Bi Siti disela-sela omelan Gavin. Bi Siti memang sudah biasa memanggil nama-nama mereka dengan sesuka hatinya.

"Makasih Bi."
"Loh? Tangan kamu kenapa berdarah, Nda?" Kaget Bi Siti saat melihat tangan Alanda yang sudah meneteskan darah.

"Ini mah habis kena cat, Bi." Cengenges Alanda.
"Masa kena cat harus pake obat segala?" Tanya Bi Siti heran.

"Obat punya Bibi wangi soalnya, jadi saya suka." Ucap Alanda santay.

Ava NafizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang