Part 5.Teman baru Rama

14.1K 466 2
                                    

●R

Rumah yang besar bagaikan istana ini tidak ada apa-apanya menurut Ava. Karena rumah adalah neraka baginya.

Meskipun rumahnya sedang ada tamu ataupun acara apa saja, tetap saja sepi di mata Ava karena di rumah ini tidak ada kehadiran sang Ibu dan Kakak kandungnya.

"Ava pulang!" Ucap Ava sedikit berteriak.

"Ava, kemari!" Perintah Ayahnya seperti orang yang sedang marah.
"Kenapa, Pah?" Tanya Ava sambil berjalan mendatangi Ayahnya.

Plakk!

Ayahnya tiba-tiba menampar Ava tanpa Ava tahu alasannya apa.
"Ava salah apa, Pah?!" Tanya Ava sambil memegangi pipinya.

"Kamu masih nanya salah kamu apa?!" Bentak sang Ayah.

Ava menggelengkan kepalanya karena Ava benar-benar tidak tahu apa salahnya?

Plakk!
Ayahnya menampar pipi Ava yang sebelah kiri.

"Kenapa kamu tadi nampar Tika hah?!" Bentak Ayahnya.

"Dia yang mulai duluan!" Ava menunjuk Tika yang sedang tersenyum miring.

"Tika bilang, kamu yang nyamperin dia saat Tika lagi makan, terus kamu tiba-tiba nampar dia!"

"Iya Pah, dia nampar aku." Jawab Tika sambil memegangi pipinya.

'Rasain lo! main-main sama gue sih!'-Tika tersenyum miring.

"Lihat! Pipinya sampai merah gara-gara kamu, Ava!" Marah Wibowo.
"Dia yang nyamperin Ava pas Ava di hukum, Pah!" Balas Ava dengan emosi yang masih ia tahan.

"Brengs*k  lo!" Ava menunjuk Tika.
"Jaga ucapan kamu Ava!" Bentak Wibowo.

"Kenapa sih sekarang Papah lebih percaya sama dia?!" Tanya Ava sambil menahan emosi yang sudah mau ia tumpahkan.

"Karena kamu salah!"
"Ava nggak salah!" Ava sudah tidak tahan!

Plakk!
Wibowo menampar Ava lagi.

"Papah nggak pernah ya ngajarin kamu jadi anak yang suka ngelawan orang tua!"

"Terus Ava harus apa?!" Lawan Ava.
"Ava!" Plakk! Tamparnya lagi.

"Tampar Ava lagi! TAMPAR! Bahkan sekarang Papah berani nampar dan ngebentak Ava! Dan Papah lebih mentingin dia dari pada Ava!" Teriak Ava lalu ia segera pergi dari hadapan Ayahnya.

Tapi Wibowo hanya diam menatap Ava yang sedang menaiki tangga menuju kamarnya.

Ava memasuki kamarnya dan tangisnya pun pecah karena sudah tidak bisa di tahan lagi. Dia pergi ke kamar mandi dan menyalakan shower dan membasahi tubuhnya.

"Gue tuh sebenernya anak Papah bukan sih?!" Tangisan Ava bergema.

"Apa sebenernya tujuan Tika ngehancurin hubungan gue sama Papah?!"

"Bahkan Papah sampai tega nampar gue!" Isak Ava.

"Mah, Kak, Ava mohon kalian kembali!" Seguk Ava.

"Ava butuh kalian!" Tangis Ava sekencang-kencangnya.

"ARRGHHHH!!" Teriak Ava.

Tokk tok tok

Tapi tak ada jawaban dari Ava.

Tok tok tok

"Ini Bibi, Non." Teriak Bi Nela dari depan pintu kamar Ava.

"Kenapa, Bi?" Saut Ava saat tahu kalau yang mengetuk pintu kamarnya adalah Bi Nela.

Ava NafizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang