Bagian : Tujuh

2.1K 178 3
                                    


Happy Reading😊

Sebastian menunggu Aurora di koridor depan kelas Bahasa. Sebastian ingin mengantarkan Aurora pulang, karena Sebastian yakin kalau luka di telapak tangan Aurora akan membuatnya kesulitan mengendarai selisnya.

Lima menit kemudian murid di kelas Bahasa Satu mulai membubarkan diri. Di mulai dari guru kesenian yang terkenal manis dan Sebastian menghampirinya untuk menyaliminya, hingga beberapa gadis centil yang berbisik-bisik di sebelah Sebastian sambil memperhatikan wajahnya.

"Ya Tuhan itu beneran Sebastian yang selebgram itu?"

"Eh dia mantannya anak IPS itu, kan?"

"Iya bener, yang model itu. Namanya kalau ngga salah Darra Geubrina."

"Yah kenapa putus sih, padahal cocok."

"Biarin aja putus, biar gue bisa deketin!"

"Kayak dia mau aja sama lo."

Dan seruan-seruan itu terhenti saat melihat Sebastian tersenyum kepada seseorang yang sangat mereka kenali, Sebastian mengulurkan tangannya kepada Aurora yang tanpa perasaan canggung lagi Aurora segera membalas uluran tangan Sebastian. Sebelah tangannya yang terbebas di gunakan untuk melambai tangan pada kedua sahabatnya yang masih menatap Aurora dan Sebastian dengan pandangan speechless.

"Aurora bukannya kaku kalau sama cowok?"

"Tapi sama Sebastian engga."

"Dia istimewa!"

"Lo setuju Yas, kalau Aurora sama Sebastian?" tanya Septy membuat Tyas mengangguk.

Tyas segera mengajak Septy berjalan menuju parkiran. Hari ini Tyas menumpang di mobil Septy karena di paksa oleh Aurora dan Septy untuk tidak mengorder ojek online. Tyas hanya mendesah menuruti permintaan posesif kedua temannya.

****

Sampai di parkiran Tyas melihat Sebastian membawa Aurora kehadapan teman-temannya, tak terkecuali Arya yang dengan cepat mengubah ekspresinya saat melihat Sebastian datang bersama Aurora.

Kalau saja Arya tidak menumpang di mobil Ghani, sudah di pastikan dia akan segera pergi dari tempat ini –atau lebih tepatnya pergi menjauh dari Aurora.

"Eh, Bas!" sapa Ghani.

Yang di sapa memang Sebastian, tapi arah pandangnya lurus tertuju pada tautan tangan Sebastian dan Aurora. Aurora yang menyadari arah pandang Ghani pun segera melepas tautan tangan mereka, membuat Sebastian bingung dan hanya mengendik bahu.

"Ya, minta maaf lo sama Ora!" perintah Sebastian dengan santainya.

"Ngga! Gue ngga salah apapun, ngapain juga minta maaf sama cewek aneh ini!"

"Arya!" itu bukan teguran atau teriakkan dari teman-temannya. Tapi itu teriakkan dari gadis yang sudah menjadi mantan kekasihnya.

Tyas sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Arya. Bagaimana Arya tidak nyaman berada di satu lingkaran yang sama dengan Aurora. Bagaimana cara Arya menatap Aurora. Juga saat bagaimana laki-laki itu menolak mentah-mentah permintaan Sebastian. Semuanya terlihat jelas di mata Tyas.

Si Gadis HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang