Bagian : Sepuluh

1.8K 142 18
                                    

"All the things I want to see in the whole world, I just saw it from your eyes."

- Sebastian Rasyafaldi -

Happy Reading😊

Sebastian sampai di sekolah dan segera berjalan menuju kantin untuk menemui Aurora.

Semalam Sebastian banyak bertanya kepada Raga tentang apa saja yang dilakukan Aurora, dan dengan senang hati Raga menceritakannya.

Semalam Raga menceritakan, bahwa sebelum berangkat sekolah Aurora akan pergi ke salah satu tempat produksi kue basah dan akan menitipkannya di beberapa warung dan juga kantin di sekolah-sekolah.

Setelah selesai shalat shubuh, Aurora langsung berangkat untuk mengantarkan kue basah tersebut ke beberapa warung dan juga kantin dari sekolah lain. Setelahnya, Aurora akan langsung berangkat ke sekolah, itu lah sebabnya dia tidak pernah terlambat walau sedetik sekalipun.

Di sekolah juga Aurora tidak akan tinggal diam, setelah selesai mengantarkan kue basahnya ke ibu pengelola kantin, Aurora juga akan membantu pedagang mie ayam yang menyewa bilik kantinnya untuk sekedar merapihkan perlatan dagangannya.

Lalu setelah pulang sekolah, Aurora akan membantu Bundanya untuk mengelola butik. Di umurnya yang bahkan belum genap tujuh belas tahun, Aurora sudah melakukan segalanya yang bahkan orang-orang dewasa pun belum tentu bisa melakukannya.

Semua itu Aurora lakukan untuk membantu perekonomian Panti Asuhan Kasih. Beberapa tahun yang lalu, tepat saat Aurora pergi dari sebuah keluarga yang mengadopsinya dan kembali lagi ke Panti, entah kenapa para donatur yang setiap bulannya selalu mengirimkan dana untuk membantu perekonomian panti tiba-tiba saja menghentikkan bantuan dananya.

Beasiswa sekolah anak-anak panti juga dihentikkan begitu saja, membuat Aurora merasa bersalah dan memilih mencari pekerjaan untuk membiayai sekolah empat puluh tiga orang anak Panti.

Aurora berpikir bahwa semua masalah itu terjadi karena kedatangannya, meski sudah diberitahu ratusan kali pun, Aurora tetap merasa bahwa hal itu adalah kesalahannya. Membuat Hikmah mau tidak mau membiarkan saja apa yang ingin dilakukan oleh gadis kuat itu.

Sebastian berjalan cepat menuju stand tempat penjualan mie ayam di kantinnya. Sebastian bertanya tentang keberadaan Aurora kepada pemilik usaha yang bernama Pak Atok.

"Assalamualaikum. Selamat pagi, Pak Atok!" sapa Sebastian ramah, membuat Pak Atok terkejut melihat kedatangannya di pagi hari seperti ini.

Pak Atok melihat jam digital yang menempel pada dinding kantin, Pak Atok semakin terkejut saat melihat angka pada jam digital yang masih menunjuk angka lima dan angka empat.

Artinya saat ini masih pukul 05:20 WIB.

"Waalaikumssalam. Selamat pagi, Bas. Tumben kamu dateng pagi banget? Pasti ada apa-apa, kan?"

Sebastian meringis karena mendengar pertanyaan Pak Atok yang tepat sasaran. "Aurora ada, Pak?"

"Tuh kan! Deketin cewek polos, kan."

"Ya ampun Pak Atok, saya terluka. Bapak kira saya ngga polos gitu?"

Pak Atok tersenyum simpul, "Emangnya kamu polos?"

Si Gadis HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang